Di tahun 2021, Tokopedia terbukti jadi e-commerce paling sukses di Indonesia. Dilansir dari Databooks milik Katadata.co.id, Tokopedia mendominasi jumlah pengguna e-commerce Indonesia selama dua kuartal berturut-turut tahun ini.

Jumlah pengunjung website bulanannya mencapai 147,8 juta di kuartal kedua 2021, mengalahkan juara bertahan Shopee yang selama setahun sebelumnya menjadi pemenang di area ini. Angka ini meningkat sebanyak 9,4% dari kuartal pertama 2021, yang mencatat 135,1 juta kunjungan.

Baca Juga: Dapatkan Traffic Untuk Toko Online Anda Menggunakan SEO di Marketplace

C:\Users\Public\Videos\Downloads\bukan-shopee-tokopedia-juara-e-commerce-terpopuler-kuartal-ii-2021-by-katadata.png

Sumber: Katadata.co.id

Fakta terbaru, terjadi peningkatan penjualan di marketplace Tokopedia, bahkan data lebih dari 50% itu setengahnya pembeli baru. Hal ini memang tergantung preferensi masing-masing soal penggunaan marketplace.

Namun tidak bisa dipungkiri, peningkatan aktivitas pengguna ini berdampak signifikan pada para seller yang bersaing di dalamnya. Nah, bagaimana caranya menganalisa peluang pasar di Tokopedia? Apa yang bisa kita baca dari pasar Tokopedia?


Membaca Data Untuk Membaca Preferensi Pelanggan Tokopedia

Salah satu hal yang tidak boleh dilupakan teman-teman UKM di era digital ini adalah data. Pasalnya, banyak hal bisa kita capai dengan memanfaatkan data, misalnya saja menyusun strategi marketing yang apik dan merencanakan strategi penjualan di masa depan.

Baca Juga: Marketing Campaign: Seberapa Efektif Meningkatkan Penjualan?

Membaca peluang pasar di marketplace online juga erat kaitannya dengan membaca data yang ada. Dengan menganalisanya, kita bisa menentukan ide bisnis terbaik, teknik penjualan, dan apa yang harus ditonjolkan dari produk kita hingga bisa stand out di kanal online. Mau tahu lebih jauh? Yuk, simak analisa peluang dasar di Tokopedia dengan data-data digital yang disajikan Compas.co.id berikut ini!

Jika membicarakan analisa teknik, kita perlu menganalisa toko kita dari dalam (internal), dan analisa dari luar (eksternal). Apa saja perlu kita amati dari masing-masing bagian tersebut? Menurut Dini Rosliani, Partner Success Manager di platform data Compas.co.id, pembagian analisa tersebut kira-kira seperti ini :

1. Analisa Internal

Lakukan dengan menguasai Dashboard Toko di masing-masing akun penjulan. Pelajari terus data-data yang diberikan oleh Tokopedia, di seller menu Statistik. Baik Wawasan Produk, Wawasan Pasar, dsb, akan menyajikan banyak saran dan data yang penting untuk penjualan kita. Di Wawasan Toko, teman-teman akan bisa tahu bagaimana performa akun dagang kita dari hari ke hari atau setiap bulannya.

Baca Juga: Koinworkshop Cerdas Mengatur Keuangan untuk Instagram Seller

Jangan lelah mengikuti semua manual dan pembelajaran di Pusat Edukasi Seller Tokopedia. Kebanyakan teman-teman UKM yang punya akun Tokopedia tentu sudah tahu kehadiran pusat edukasi ini. Nah, jangan malas membukanya ya! Sebab, ada banyak insight yang bisa kita peroleh untuk meningkatkan penjualan di Tokopedia.

  • Fitur Wawasan Toko

Di fitur Wawasan Toko milik Tokopedia, teman-teman bisa tahu performa akun masing-masing. Fitur ini menampilkan statistik produk apa saja yang paling banyak dicari pelanggan toko kita, berapa jumlah penjualanny, dll. Penjual bisa pula menyaksikan Live Statistic untuk penjualan kita di waktu yang sedang berjalan.

Versi terbarunya bahkan juga mengeluarkan saran bagi penjual tentang bagaimana sebaiknya membalas chat dan komplain pelanggan, berapa lama waktu terbaik untuk membalas chat yang dianjurkan, bagaimana mendapatkan review bagus dari customer dan tips-tips lainnya. Menurutnya, Tokopedia memang mengajak pelapaknya untuk lebih melek data dalam berjualan, dan memenuhi kebutuhan itu dengan berbagai statistik dan informasi yang mereka punya.

  • Fitur Wawasan Pasar

Di fitur Wawasan Pasar, teman-teman akan mendapatkan informasi seputar aktivitas penjualan di Tokopedia secara umum. Salah satu yang kita dapatkan adalah dari kategori tertentu, apa saja produk terlarisnya. Produk apa saja yang paling laku di Tokopedia. Bahkan di fitur ini, jika teman-teman menggunakan TopAd, juga akan diberikan informasi tentang keyword-keyword yang bagus digunakan sesuai dengan masing-masing jenis produk kita.

Artinya, kalau kita mau meningkatkan kualitas produk agar cepat terlihat oleh para konsumen, kita bisa menggunakan kata-kata kunci tersebut. Sebaliknya, kita juga bisa melihat apa saja produk yang sedang trending dan mungkin juga bisa ikut kita jual.

Baca Juga: Kupas Tuntas Iklan Toko dan Flash Sale di Tokopedia

Selain itu, kita juga disuguhkan data Peringkat Toko per bulan, Kata Kunci Populer, Produk Terlaris, Rekomendasi Kategori, dan Inspirasi Tren Produk. Dengan data-data ini, kita bisa mencari tahu bagaimana cara menjadi akun penjualan yang terdepan.

Caranya? Kita cukup menyelidiki daftar teratas pada Peringkat Toko dan Produk Terlaris, tentang apa saja yang mereka tawarkan sehingga penjualannya bisa laku keras. Setelah tahu, kita bisa meniru atau mengadopsi apa-apa yang mereka kerjakan untuk mencapai hasil yang sama.

Sementara Rekomendasi Kategori dan Inspirasi Tren Produk bisa dijadikan referensi untuk produk-produk yang akan kita keluarkan selanjutnya. Begitu pula dengan kategori-kategori paling populer (penjualannya tertinggi), yang mungkin bisa jadi pertimbangan bagi kita untuk masuk ke sektor tersebut jika melihat potensi pasarnya.

2. Analisis Eksternal

Analisis Eksternal bisa dilakukan dengan melihat keluar (look outside), seperti mencari referensi dan studi kasus dari luar platform Tokopedia. Saat ini sudah banyak kanal-kanal informasi yang bisa memberikan kita data baik berupa statistik maupun pengetahuan umum. Beberapa di antaranya adalah:

Baca Juga: Beriklan di Tokopedia/ Shopee Anti Boncos

  • Sosial media, seperti statistik yang disediakan oleh Instagram, Twitter, dan Facebook. Jika kamu membuat akun bisnis untuk berjualan di platform tersebut, maka akan tersedia fitur Analytics yang bisa kita gunakan untuk melihat produk atau post mana yang paling diminati pengikut akun, dsb.
  • News alias berita-berita terkini dari platform seperti Kompas dan Katadata.
  • Community, seperti UKM Indonesia, HIPMI, dan himpunan-himpunan lainnya.
  • Third Party Data Provider, yang menyediakan data-data statistik tentang penjualan, pangsa pasar, dan lainnya di Tokopedia, seperti Compas.co.id.

Menurut Dini, dalam hal ini, Compas punya visi untuk membantu para UMKM untuk naik level dan bisa melek data. Juga bisa bersaing dengan seller-seller yang merupakan pemain lama. Intinya, saat melakukan analisa pasar, kita bisa menyusun strategi penjualan yang lebih tepat sasaran.

Sehingga hasilnya juga akan lebih efisien. Pasalnya, kemahiran dalam membaca dan menganalisa pasar berbasis online data menjadi salah satu kunci sukses untuk penjualan produk. Jadi, bukan hanya sekedar coba-coba tanpa mengecek data pasar.

Baca Juga: Platform yang Membantu UMKM Melek Data

Misalnya, dari data kue apa yang paling laku di pasaran saat ini, kita bisa membaca minat pasar meskipun hanya dalam satu area. Tren penjualan makanan biasanya datang dan pergi dengan cepat. Jadi, begitu kita lihat ada satu menu populer yang trending berdasarkan statistik, kita bisa dengan cepat mengadopsinya, menirunya, atau menjual vesi modifikasinya yang tak kalah menarik. Data-data ini bisa jadi panduan penjual dalam menentukan produk yang dijual.


Sampel Potensi Pasar Makanan dan Minuman

Berdasarkan data yang diambil bulan Juni 2021, ada sekitar 140 miliar omzet potensial market yang ada di Tokopedia hanya di kategori ini saja. Selama bulan tersebut pula, lebih dari 4,8 juta transaksi penjualan di Kategori Makanan dan Minuman. Ini mencakup makanan

[,asar secara spesifik. Data mereka menunjukkan bahwa pangsa pasar terbesar Tokopedia di kategori Makanan dan Minuman dikuasai oleh produk Kopi dan Daging Segar. Kopi menguasai 10,6% penjualan sedangkan Daging Segar lebih besar, yaitu 16,6% penjualan. Apa yang bisa kita ambil dari data ini? Mari kita kupas satu per satu.

1. Daging Segar

Daging ayam dan sapi merupakan dua bahan yang paling sering diolah di dapur rumah tangga masyarakat Indonesia. Tak heran jika angka jualnya di pasar juga tinggi. Compas.co.id mendata total sales revenue Daging Segar di Tokopedia mencapai 10,87 miliar rupiah selama bulan Juni 2021. Produk yang terjual mencapai lebih dari 184 ribu dalam satu bulan saja. Ini jumlah yang besar untuk satu e-commerce saja. Ini adalah peluang bagi pebisnis daging di berbagai daerah secara online.

Baca Juga: Peluang Manis Bisnis Pangan Praktis di Kanal Online

Di Tokopedia, kategori ini memiliki lima Top Seller : Bunda Raya Kitchen, Bliss Kitchen Jakarta, hijrahfood Meatshop, Bliss Kitchen Jaksel, dan Toko Daging Nusantara. Kelimanya mendominasi penjualan kategori Daging Segar dengan omzet yang tidak sedikit. Di tempat pertama, Bunda Raya Kitchen mencatat omzet lebih dari 410 juta rupiah di bulan Juni. Sementara Bliss Kitchen Jakarta dan Jaksel masing-masing mencatat omzet sebesar 343 juta rupiah dan 288 juta rupiah.

Apa sih yang dijual toko-toko top performer ini? Bunda Raya Kitchen memang menjual berbagai varian daging, dan produknya termasuk lengkap. Mulai dari daging sapi cincang, daging sapi giling, daging ayam utuh, daging ayam giling, daging beef sukiyaki dan teriyaki, hingga tulang iga dan buntut. Varian ukurannya pun bisa dikatakan lengkap, mulai dari 50 gr, 100 gr, 250 gr, 500 gr hingga 1 kg. Dari semua varian ini, yang paling laku adalah daging giling spesial dengan kemasan ukuran 1 kg dan 500 gr.

Olahan daging giling di toko ini mendominasi penjualan. Pelanggan juga punya ukuran kemasan favorit mereka, yaitu kemasan 500 gr dan 1 kg. Dengan data ini, sasaran pasar teman-teman yang mau berjualan daging juga semakin jelas, yaitu daging giling dengan dua kemasan tadi.

2. Kopi

Kopi sendiri mencatat salah satu omzet tertinggi di Tokopedia. Dengan metode Online Crawling, Compas mengumpulkan data penjualan kopi di bulan Juni 2021 baik pada Official maupun Non-Official Store. Hasilnya, total sales revenue kategori kopi di marketplace ini mencapai lebih dari 15,44 miliar rupiah dengan total penjualan mencapai lebih dari 292 ribu produk.

Baca Juga: Tips Memulai Bisnis Kedai Kopi

Dengan pangsa pasar seluas itu, lapak yang menjadi pemenang adalah Arutala Online Co, dengan omzet mencapai ;ebih dari 533 juta rupiah dalam sebulan. Lapak ini diikuti oleh Nestle Indonesia dan Nespresso Official Store dengan omzet masing-masing lebih dari 361 juta dan 354 juta rupiah dalam jangka waktu yang sama. PT. Indotara Persada dan Budi Usaha Grosir 2 mengikuti di tempat keempat dan kelima.

Arutala Online Co. merupakan salah satu UMKM produsen kopi yang cukup memanfaatkan data dari Compas. Terbukti, dengan menggunakan data sebagai acuan penjualan, mereka bisa mencapai sales tertinggi di marketplace sebesar Tokopedia.

Jika dilihat dari tampilan akunnya, Arutala menjual ragam varian kopi yang bisa dikatakan lengkap dengan berbagai ukuran kemasan, mulai 50 gr, 100 gr, hingga 200 gr. Penjualan tertinggi mereka ada di varian kopi Java Arabica dan Gayo Arabica. Dan ukuran kemasan yang menjadi favorit pelanggan mereka adalah kemasan 200 gr.

Baca Juga: Mengintip Peluang Cuan Bisnis Lestari dengan Mengolah Sampah Ampas Kopi dan Teh

Menurut Novi, teman-teman bisa mengetahui market Daging Segar dan Kopi punya marketshare yang sangat signifikan di Tokopedia. Hal ini pun bisa jadi acuan bagi teman-teman yang memang mau berjualan di kategori Makanan dan Minuman. Data-data yang ada cukup reliable untuk dijadikan referensi.

Ini juga berlaku untuk kategori-kategori selain Makanan dan Minuman, ya. Jadi, jika teman-teman memang punya spesifikasi tertentu dalam berbisnis, hanya tinggal mengecek data dan statistik Tokopedia yang sesuai dengan kategori teman-teman. Cari produk apa saja yang paling laku, seller mana yang performanya teratas, dan lain-lain.

Jika dilihat, ternyata baik di kategori Daging Segar maupun Kopi, UMKM terus menjadi seller yang paling mendominasi dibandingkan perusahaan-perusahaan besar yang belakangan turut membuka toko di marketplace. Ini menunjukkan bahwa meskipun kategorinya bisnis kecil dan menengah, namun jika kita benar-benar tahu cara bersaing, UKM tidak akan kalah.


Manfaatkan Data Untuk Menenentukan Keywords dan Evaluasi Performa Produk

Rizky Ardi Nugroho, founder sekaligus owner dari bisnis Beras Organic O Rice, sudah beberapa tahun belakangan sukses menjual produknya di Tokopedia. Rizky memulai lini usahanya dengan mendirikan PT. Green Health Agriculture yang memproduksi Beras Organik O Rice pada tahun 2008.

Lima tahun setelahnya, ia mendirikan PT. Kulina Nagata Anata yang memproduksi Honey to The Bee dan Noozkav. Lini bisnisnya kembali bertambah di tahun 2020, saat mendirikan PT. Paberik Soeara Rakjat yang memproduksi konten dan mewadahi kreativitas.

Rizky merupakan salah satu pebisnis yang percaya penuh pada kebenaran data-data pasar. Selain membuka lapak di Tokopedia, bisnis-bisnisnya sudah go digital sejak tahun 2018 dengan memanfaatkan sosial media dan website perusahaannya. Meski begitu, ia tetap menjaga gawang dalam penjualan offline dengan distributor dan reseller resmi.

Baca Juga: Cara Mengoptimalkan Kinerja Reseller

Hal ini berlangsung hingga tahun 2020, saat pandemi melanda Indonesia dan penjualan di semua partner usaha offline-nya menurun drastis. Tentunya sangat mengagetkan bagi Rizky, namun ternyata lapak-lapak online-nya di marketplace dan e-commerce justru mengalami kenaikan penjualan. Bahkan hingga lima kali lipat dari jumlah penjualan biasanya.

Menurutnya, beralih ke penjualan online merupakan solusi bagi teman-teman UKM untuk tetap hidup di masa pandemi. Salah satu tempat jualan Rizky adalah Tokopedia. nama produk yang dijajakan harus jelas dan unik. Produk utama yang ia jual adalah beras organik, namun ia juga menjual produk-produk dari lini bisnisnya yang lain.

Sejak awal, ia sudah berpikir bahwa jika berjualan di marketplace ini, ia harus melakukan riset dengan benar. Pertama-tama, ia melihat seberapa banyak kompetitornya di Tokopedia. Ia tidak menggunakan merk O Rice sebagai nama produknya, sebab ia mengerti bahwa brand yang dimilikinya belum terlalu dikenal.

Alih-alih, ia hanya menggunakan nama “organik” yang ditambah dengan nama varian berasnya seperti “beras merah” atau “beras mentik wangi”, yang ditambah pula dengan varian ukurannya, seperti “1 kg” atau “2 kg”.

Contohnya: Beras Organik Mentik Wangi 2 Kg”.

Untuk menentukan keyword yang akan dimasukkan, Rizky menggunakan riset yang sama. Ia mencari tahu kata kunci apa yang paling sering diketik pengguna aplikasi ini saat mencari produk beras, khususnya yang organik. Menurutnya, sebelum membuka lapak di e-commerce atau marketplace, kita memang harus cari tahu terlebih dulu kata kunci apa yang paling relevan untuk tiap-tiap produk yang kita jual.

Caranya bisa dengan memanfaatkan statistik dari lembaga seperti Compas, atau dengan riset sendiri di marketplace tersebut. Untuk itu, pertama-tama kita harus memposisikan diri sebagai pembeli. Misalnya saja kita ingin berjualan Bakso Rusuk Frozen, nah saat kita ingin membeli produk ini, pikirkan kira-kira kata apa yang akan kita masukkan ke kolom pencarian untuk mendapatkan produk tersebut. Biasanya, yang akan diketik adalah “bakso”, “bakso rusuk”, atau “bakso rusuk frozen”. Maka, sebagai penjual, usahakan ketiga keywords itu ada dalam produk kita.

Selain itu, kita juga bisa mengecek keywords yang sesuai dengan memanfaatkan Google Trends. Caranya, teman-teman bisa mengunjungi trends.google.com dan memasukkan nama produk yang ingin diketahui keyword nya ke dalam kolom pencarian. Selanjutnya, Google Trend akan menampilkan berbagai keyword terkait apa yang kita cari, bahkan menampilkan juga dari mana saja orang-orang mencari kata tersebut.

Setelah mendapatkan datanya, ia menggunakan keywords yang memang sedikit mirip dengan nama-nama produknya. Keyword akan ia sesuaikan dengan data dan varian produk miliknya. Misalnya saja, untuk Beras Organik Mentik Wangi Susu, ia akan menmasukkan kata kunci “beras”, “organik”, “beras mentik”, “mentik wangi”, dan “mentik wangi susu”. Ia memastikan nama produknya akan ada di daftar pencarian pengguna Tokopedia saat mereka memasukkan satu di antara lima keywords tersebut dalam kolom pencarian.

Di Wawasan toko milik Tokopedia, statistik tentang penjualan juga dihadirkan lengkap. Kita bisa melihat total pendapatan kotor, pendapatan bersih, jumlah produk yang terjual, jumlah pesanan dan pelanggan baru, performa pesanan, berapa kali produk kita dilihat dan berapa banyak dari produk yang dilihat tersebut kemudian berujung pada pembelian. Data-data seperti ini, bisa kita manfaatkan untuk mengevaluasi strategi marketing.

Salah satunya adalah data tentang bagaimana fitur Bebas Ongkir memengaruhi penjualan produk kita. Menurut Rizky, berdasarkan data yang ada, jika toko memanfaatkan Bebas Ongkir, hal ini bisa mendongkrak penjualan.

Baca Juga: Strategi Optimalisasi Digital Marketing & CRM Untuk Meningkatkan Penjualan

Selain itu, teman-teman bisa pula melihat produk mana yang kurang laku dari data performa produk. Hal ini membuat kita bisa menaruh perhatian lebih pada produk tersebut untuk menguatkan penjualannya. Misal dengan memberikan diskon besar pada produk itu, atau dengan memakai promo-promo lainnya sehingga bisa segera habis.

Saat ini, Tokopedia juga menghadirkan banyak support dengan campaign Tokopedia Nyam. Di pandemi, masyarakat membeli makanan dan minuman secara online, atau membeli bahan di pasar online untuk diolah dan dimasak di dapur masing-masing. Untuk bisa bersaing, maka teman-teman UKM harus pintar dalam menganalisis data dan menjadikannya strategi marketing serta strategi penjualan yang apik.

Yuk, manfaatkan data yang ada agar kita jadi pelaku UMKM yang maju dan melek data. Sebab, sudah saatnya UKM Naik Kelas!

Jika merasa artikel ini bermanfaat, yuk bantu sebarkan ke teman-teman Anda. Jangan lupa untuk like, share, dan berikan komentar pada artikel ini ya Sahabat Wirausaha.

Referensi:

https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2021/09/17/bukan-shopee-tokopedia-juara-e-commerce-terpopuler-kuartal-ii-2021