Sumber Gambar: pixabay.com

Hingga saat ini, minuman berbahan dasar biji kopi masih mendapatkan tempat tersendiri bagi penikmatnya. Kondisi seperti itu membuat sebagian orang menjadi latah dengan mendirikan coffee shop. Padahal, mendirikan usaha kuliner ini sama saja dengan bisnis sejenis yang membutuhkan persiapan dan riset. Jika tidak, dagang yang dijalankan tidak seperti yang diharapkan. Untuk itu, pada artikel kali ini kita akan membahas tips memulai bisnis kedai kopi.

Baca Juga: Aroma Segar Bisnis Kopi Indonesia Dari Hulu ke Hilir


Apa Itu Kedai Kopi?

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) kedai kopi dapat diartikan sebagai kedai tempat menyediakan minuman (misalnya kopi, teh) dan makanan kecil (misalnya gorengan, kue-kue, dan sebagainya). Namun menurut kondisi dan situasi saat ini, kedai kopi merupakan tempat nyaman untuk menikmati aneka macam jenis kopi. Tak hanya kopi, usaha coffee shop juga kerap dijadikan sebagai lapak membuat pengunjung betah berlama-lama sambil menikmati menu dan fasilitas.

Baca Juga: Soft Selling


Mengapa Harus Kedai Kopi?

Jumlah kedai kopi di Indonesia dari tahun terus mengalami peningkatan. Hasil riset Toffin bersama Majalah Mix yang mereka lakukan pada Agustus 2019 silam menunjukkan jika lebih dari 2.950 gerai kedai kopi berhasil mereka data. Jumlah itu meningkat hampir tiga kali lipat jika dibandingkan di tahun 2016 yang hanya berada di angka 1.000 unit kedai kopi. Dimana, dari jumlah itu mayoritas kedai kopi berada di kota-kota besar seperti Jakarta, Surabaya, Medan, sampai Bandung. Kemudian menyusul Kota Depok, Lampung, Bengkulu dan kota second tier lainnya.

Tambah Head of Marketing PT Toffin Indonesia, Ario Fajar tahun 2020 diperkirakan kedai kopi tumbuh 10 persen-15 persen. Menjamurnya kedai kopi hingga ke daerah-daerah disinyalir karena mudahnya kalangan masyarakat mendirikan usaha. Ditambah banyak platform sharing economy seperti Gojek, Shopee Food, Grab Food dan lainnya yang begitu memanjakan konsumen tanpa harus capek-capek keluar rumah. Sedangkan untuk tingkat konsumsi, periode 2016-2021 diprediksi tumbuh rata-rata mencapai 8,22 persen / tahun. Pada 2021, pasokan kopi diprediksi mencapai 795 ribu ton dengan konsumsi 370 ribu ton, sehingga terjadi surplus 425 ribu ton. Melihat tingginya tingkat konsumsi pada minuman berbahan dasar kopi, maka tidak heran jika usaha kedai kopi semakin digemari sekaligus menjanjikan peluang besar di masa depan.

Baca Juga: Raja Uduk, Menjadi Pemenang Pasar Nasi Uduk Bermodal Observasi Riset Pasar


Tips Memulai Bisnis Kedai Kopi

Setidaknya, ada 5 hal yang perlu diperhatikan sebelum terjun untuk menggeluti bisnis kopi. Tips ini disampaikan langsung oleh pemilik usaha yang bergerak di bidang penjualan kopi, kemasan kopi, mesin barista, dan alat membuat kopi, Togu P. Siregar yang dikenal lama oleh kalangan pecinta kopi Indonesia sebagai lulusan sarjana IT lalu banting stir dan sukses mendirikan perusahaan kopi ternama, PT JPW Indonesia. Tips ini kami kutip langsung dari kanal YouTube JPW Indonesia. Urusan yang wajib menjadi perhatian itu seperti konsep, target market, menu, Sumber Daya Manusia (SDM), dan fasilitas.

1. Konsep

Berbicara mengenai konsep, Togu P. Siregar menyarankan pada sahabat wirausaha agar memiliki tatanan unik. Pasalnya, saat ini hampir semua orang kini memikirkan bagaimana caranya memiliki kedai kopi karena pasarnya yang cukup menggiurkan. Dengan memiliki konsep yang unik atau bahkan sama sekali belum terpikirkan oleh pemilik kedai kopi mana pun, perputaran laba diprediksi akan semakin cepat.

Sebagai contoh, saat ini masih jarang terpikirkan kebanyakan para pemilik kedai kopi untuk mengusung konsep coffee shop & show room. Dengan memiliki konsep seperti itu, selain dapat menikmati minuman kopi, pengunjung juga dapat melihat bagaimana bentuk alat-alat kopi yang kerap dipakai para barista, melihat proses roasting biji kopi, proses penggilingan biji kopi, sampai mengetahui jenis-jenis kopi.

Baca Juga: Strategi Pemasaran Digital Menggunakan Influencer

Contoh diatas bagi sebagian pengusaha mungkin tidak masuk akal karena untuk kalangan pengusaha dengan modal kuat. Jika sahabat wirausaha tidak memiliki modal besar, jangan takut karena dapat memulainya dengan mengusung konsep manual brew karena rancangan yang satu ini terbilang tak membutuhkan modal besar karena cukup menyediakan beberapa alat-alat sederhana seperti hand grinder, french press, v60, aeropress, syphone, cold brew, vietnam drip, flat bottom, chemex, sampai teknik seduh kebanggaan Indonesia, tubruk. Dengan mengusung konsep seperti ini, setiap orang jadi mempunyai kesempatan yang sama untuk mendirikan kedai kopi impian.

2. Target Market

Setelah memutuskan mengusung konsep seperti apa, giliran target market yang harus menjadi perhatian sebelum memulai membuka kedai kopi. Karena setelah melalui tahapan ini, kita menjadi terbantu dalam mengukur berapa pengeluaran bulanan untuk usaha jenis ini. Beda status sosial, maka perlakukan kita kepada pelanggan tentu akan berbeda pula. Jika kita memilih target menengah ke atas, yang harus diperhatikan adalah kualitas dan pelayanan dengan portofolio terbaik. Konsumen seperti ini biasanya tak terlalu memikirkan harga yang kita tawarkan. Sebaliknya, ketika memilih segmen menengah ke bawah, yang terpenting adalah harga yang ditawarkan harus tetap ramah di kantong dan tentunya tetap masuk akal.

3. Menu

Salah satu alasan konsumen kenapa harus datang ke kedai kopi karena kehadiran menu. Dari sini kita sudah harus memulai merancang apakah hanya menyediakan minuman berbahan dasar kopi saja, atau menambahkan minuman kekinian bukan kopi seperti aneka macam teh, cookies dan cream, hingga smoothie. Atau memutuskan menambahkan camilan seperti biskuit, cake, brownies, gorengan, kacang, donat. Hingga menciptakan menu lengkap dengan makanan berat seperti nasi goreng, Indomie rebus atau goreng, soto, sampai roti canai.

Baca Juga: Akta Pendirian Badan Usaha

Setelah memutuskan hal diatas, tinggal melakukan survei mengenai seberapa besar daya beli masyarakat sekitar terhadap menu yang sudah diputuskan tadi. Kita dapat menggunakan teknik observasi sederhana dan menyusunnya dalam bentuk teks laporan. Dengan mengetahui berapa besar daya beli konsumen, kita jadi mengetahui berapa harga yang harus kita jual. Tak elok ketika kedai kopi berada di daerah atau tempat premium, namun harga yang kita banderol bukan untuk kalangan seperti itu. Murah, dan terkesan kaki lima. Atau sebaliknya, aneka macam menu murah meriah namun usaha kita menyasar konsumen menengah ke atas.

4. Sumber Daya Manusia (SDM)

Perkara berikutnya yang tak kalah penting adalah menghitung Sumber Daya Manusia (SDM). Hal ini menjadi penting karena berkaitan dengan manajemen. Karena berhasil atau tidaknya suatu usaha tergantung dari tadbir. Sementara manajemen dapat dikatakan efektif jika memiliki SDM yang berkualitas. Yang menjadi catatan di sini, agar SDM dapat bekerja maksimal dibutuhkan kontrol yang kuat dari pemilik usaha. Karena sejatinya, setiap manusia menginginkan kerja sedikit, namun tetap dengan penghasilan yang besar. Atau ketika penjualan meningkat, laba yang dihasilkan tak sebanding. Hal itu dapat terjadi ketika kita memiliki SDM yang tidak baik. Tak jarang hal ini menjadi momok yang cukup menakutkan bagi kalangan pengusaha dalam urusan menjaring tenaga kerja.

5. Fasilitas

Poin penentu terakhir adalah fasilitas. Apa lagi ketika kita menyasar pasar menengah ke atas. Kalangan seperti ini lebih mengutamakan prasarana. Alasannya karena tipe konsumen seperti ini memiliki jam terbang yang tinggi jika dibandingkan dengan konsumen menengah ke bawah. Apa lagi sampai membuat mereka kecewa hanya karena fasilitas yang kita berikan tidak konsisten. Beberapa contohnya seperti menyiapkan halaman parkir, memiliki pendingin ruangan (AC), interior nyaman, toilet bersih, ada musala, ruang bebas asap rokok dan ruang bagi kalangan perokok hingga menyediakan ruang meeting. Dengan beberapa fasilitas yang kita berikan, customer akan betah dan tentunya akan kembali lagi sambil mengajak orang terdekat.

Baca Juga: Tips Sukses Ekspor Berdasarkan Hasil Penelitian

Setelah membaca artikel ini kami harapkan sahabat wirausaha sudah tidak ragu memulai usaha kedai kopi atau coffee shop. Selain ramai peminat, usaha kedai kopi juga cepat mendatangkan laba karena semakin banyaknya konsumen yang meninggalkan rumah demi minum kopi di coffee shop. Namun sebelum memulai usaha, beberapa tips seperti memiliki konsep, target market, menu, SDM, dan yang terakhir fasilitas harus tetap diperhatikan. Selamat mencoba!

Referensi:

  1. https://www.youtube.com/watch?v=cVFSp35FcN4
  2. https://www.suara.com/lifestyle/2017/09/04/055454/togu-sarjana-it-yang-sukses-berbisnis-kopi?page=all
  3. https://ottencoffee.co.id/majalah/buka-cafe-kopi-kecil-kecilan-berikut-tips-cara-memulainya
  4. https://insight.toffin.id/toffin-stories/toffin-indonesia-merilis-riset-2020-brewing-in-indonesia/
  5. https://www.beritasatu.com/ekonomi/601687/2020-kedai-kopi-diprediksi-tumbuh-15
  6. https://katadata.co.id/ekarina/berita/5fa93cddb3869/tren-bisnis-kedai-kopi-2021-harga-makin-terjangkau-kualitas-bersaing