Sahabat Wirausaha, saat ini bisnis pakaian memiliki peluang pasar yang menjanjikan. Fungsi dari berpakaian zaman sekarang tidak hanya bertujuan untuk menutupi tubuh atau melindungi dari sinar matahari saja. Namun, lebih dari itu, yaitu cara berpakaian menjadi sebuah trend baru dalam menampilkan identitas seseorang atau kelompok tertentu.

Industri apparel atau pakaian jadi merupakan industri yang sudah lama ada dan bukan termasuk ke dalam industri yang baru. Pakaian merupakan kebutuhan yang sangat krusial oleh individu sama pentingnya dengan makanan dan tempat tinggal. Industri ini memiliki perkembangan yang begitu cepat dan sangat berpengaruh terhadap penyerapan tenaga kerja di sekitarnya. Dengan pesatnya perkembangan industri apparel ini tentu akan meningkatkan pendapatan daerah pun negara.

Baca Juga: 8 Jenis Promosi Paling Mantap Bagi Bisnis Fashion

Namun sebelum membahas lebih jauh mengenai peluang dari bisnis pakaian, alangkah lebih baik kita mengetahui beberapa istilah kata berikut yang berkaitan dengan bisnis fashion. Dalam dunia fashion, mungkin Sahabat sering mendengar beberapa kata berikut seperti outfit, costume, attire dan apparel.

Kemudian apa pengertian dan perbedaan dari kata-kata tersebut?

1. Outfit

Menurut kamus Merriem-Webster mendefinisikan bahwa kata outfit merujuk pada satu setel pakaian yang biasa digunakan untuk kesempatan atau kegiatan khusus. Oleh karenanya, pakaian ini biasanya sudah dipadu-padankan antara atasan dan bawahan yang cocok satu sama lain. Misalnya jika tujuan kegiatan yang akan dihadiri adalah reuni non formal bersama teman-teman sekolah, maka bisa menggunakan bawahan celana jeans dikombinasikan atasan kaos ditambah cardigan, dengan memakai sepatu sneaker. Dari kombinasi tersebut maka disebut sebagai hangout outfit.

Baca Juga: Tips Membuat Foto Konten yang Menarik untuk Produk Fashion

2. Costume

Pada umumnya, costume biasanya melekat pada pakaian yang menyerupai karakter tertentu. Contohnya untuk para penggemar kartun Jepang, biasanya para peserta cosplay akan memakai pakaian tokoh yang ada di kartun tertentu, maka pakaian yang dikenakan tersebut disebut costume. Istilah ini juga melekat pada acara adat yang menggunakan pakaian khusus atau sebagai bentuk penghormatan pada sebuah ritual tertentu. Misalnya pada upacara pernikahan, kedua mempelai biasanya akan mengenakan pakaian tradisional yang kemudian disebut sebagai wedding costume (englishforsma.com).

3. Attire

Istilah ini digunakan untuk menyebut sebuah pakaian resmi yang biasanya digunakan untuk kesempatan atau situasi tertentu. Misalnya pakaian yang biasanya digunakan untuk keperluan di lingkungan bisnis ada istilah business attire. Selain itu ada juga istilah wedding attire, yaitu pakaian formal yang biasa digunakan pada saat menghadiri pernikahan. Dalam kata lain, attire merupakan pakaian resmi atau formal yang biasa digunakan pada saat berada di lingkungan formal.

Baca Juga: Marketing Campaign, Seberapa Efektif Meningkatkan Penjualan?

4. Apparel

Istilah kata ini sedikit berbeda dengan makna dari istilah kata sebelumnya. Kat ini biasanya lebih merujuk pada jenis pakaian tertentu yang sedang dijual di tempat tertentu, bukan yang sedang dipakai oleh seseorang. Misalnya, jika Sahabat pergi ke toko pakaian anak-anak dan melihat ada berbagai jenis pakaian anak-anak disana yang di display, maka bisa dikatakan toko tersebut sedang menjual kids’ apparel. Namun, jika Sahabat membelinya dan memakaikan kepada anak-anak dengan mengkombinasikan atasan dan bawahan yang senada, maka istilah yang digunakan pun menjadi berubah menjadi kids’ outfit.

Nah, setelah bisa membedakan beberapa istilah di atas, selanjutnya Sahabat bisa lebih jelas melihat peluang pada setiap segmentasi pasar untuk berbagai jenis pakaian. Dalam hal ini, peluang untuk bisnis Apparel masih terbuka lebar.

Baca Juga: Apa itu Creativepreneur?


Kenapa Apparel?

Indonesia memiliki kekayaan yang melimpah, sarat dengan unsur kebhinekaan. Dari Sabang sampai Merauke dipenuhi dengan beragam budaya dan adat istiadat. Kondisi ini sedikit banyak mempengaruhi bisnis pakaian di Indonesia. Kebutuhan akan pakaian setiap orang tidak pernah surut, malah semakin bertambah dari tahun ke tahun mengikuti pertumbuhan jumlah penduduk.

Permintaan jenis pakaian di setiap daerah pun bisa jadi berbeda tergantung dari kebutuhan masing-masing. Ditambah lagi dengan perkembangan fashion di dunia membuat bisnis apparel menjadi komoditi yang tak akan pernah berujung. Hal ini pula yang membuat industri pakaian menjadi salah satu industri yang cukup berkembang di Indonesia. Banyak pilihan produk jenis apparel yang bisa dijadikan sebagai komoditi produk, seperti: kaos, kemeja, jaket, hingga aksesoris lainnya. Skalanya pun beragam, mulai dari skala kecil seperti distro sampai skala yang besar seperti brand ternama yang memiliki factory outlet khusus.

Baca Juga: Kanagoods, Melangkah Dengan Produk Fashion Berkelanjutan

Bisnis apparel mulai berkembang dan dikenal lebih luas di Indonesia pada tahun 2005 (kompasiana). Awal mulanya pada saat beberapa brand lokal clothing line asal Bandung mulai melakukan promosi lebih gencar di berbagai media. Dengan menggaet beberapa artis dan selebritis di tanah air, promosi brand lokal terebut akhirnya berbuah manis. Produk clothing line tersebut mulai dikenal oleh masyarakat, seperti Cosmic yang berkolaborasi dengan Naif, Ouval dengan Milo atau God Incorporated dengan Koil. Pada tahun 2007, untuk pertama kalinya Indonesia menyelenggarakan Kickfest, yaitu sebuah Expo Distro lokal yang cukup menarik.


Berikut Kelebihan Bisnis Apparel Dibanding dengan Bisnis Lainnya

1. Long life Product

Produk fashion merupakan produk yang tidak memiliki masa expired sehingga Sahabat tidak perlu khawatir jika memiliki usaha ini atau produknya tidak habis terjual semua karena produk fashion tidak akan basi. Berbeda dengan bisnis kuliner yang harus mempertimbangkan masa kadaluarsa produknya. Sehingga para pengusaha kuliner perlu memutar otak untuk menjual produknya agar tidak banyak yang tersisa atau perlu menyimpan produknya dengan baik dan benar. Jika Sahabat berbisnis apparel yang perlu diperhatikan adalah cukup menyimpan produk di tempat yang aman dari bahan atau zat yang bisa merusaknya.

Baca Juga: Tips Memulai Bisnis Dengan Modal Minim

2. Flexible Market

Pasar yang bisa digunakan untuk transaksi produk fashion bisa dilakukan secara offline maupun online. Teknologi zaman sekarang banyak memudahkan para pengusaha kecil dan menengah. Terutama dengan adanya platform social media dan marketplace. Saat ini , barang apapun bisa dijual secara online termasuk produk fashion. Dengan memanfaatkan teknologi tersebut memungkinkan pasar yang dijangkau pun akan leboh luas dibanding dengan pemasaran online.

3. Safety Delivery

Dengan dua kelebihan di atas (long life product dan flexible market) maka kelebihan selanjutnya ada pada pengiriman. Produk fashion termasuk produk yang sangat aman untuk dikirim ke berbagai kota bahkan sampai ke pelosok daerah tanpa harus memerlukan packing yang terlalu rumit. Cukup dengan menggunakan packing yang standar, produk akan tetap aman sampai di tangan konsumen.

Baca Juga: Apa itu Hak Kekayaan Intelektual (HKI)?

4. High Demand

Tidak dapat diragukan lagi, bisnis yang tidak akan pernah berakir adalah bisnis fashion. Selama manusia memerlukan pakaian, maka bisnis fashion akan terus ada. Ditambah lagi dengan banyaknya model yang ada di pasaran membuat seseorang menginginkan untuk memiliki pakaian lebih dari yang dibutuhkan. Apalagi produk yang dihasilkan dari bisnis fashion pun beragam, seperti pakaian, tas, sepatu, dan aksesoris lainnya.

5. Creativity

Memiliki bisnis fashion biasanya berawal dari hobi atau dengan kata lain produk apparel akan banyak mengasah kreatifitas si pemiliknya maupun tim. Hal tersebut dikarenakan bisnis fashion saat ini termasuk ke dalam produk yang fast moving dan konsumen biasanya akan mencari produk yang high end sesuai trend terbaru.

Baca Juga: Marketing Campaign, Seberapa Efektif Meningkatkan Penjualan?


Siapa Target Marketnya?

Indonesia sebagai negara keempat dengan jumlah penduduk terbanyak di dunia memiliki potensi yang besar untuk bisnis apparel ini. Ada sekitar 267 juta jiwa yang tersebar di sampe pelosok nusantara. Selain itu, Indonesia sebagai negara berkembang juga mendorong daya beli masyarakat yang terus tumbuh dan menjadikan sebagian besar penduduknya memiliki sifat yang konsumtif.

Oleh karenanya, bisnis clothing akan sangat menggiurkan dan memberikan peluang yang begitu besar bagi para pelaku usaha apparel. Lebih jauh lagi, kondisi pasar akan trend apparel juga berpengaruh terhadap perkembangan jenis bisnis ini. Dimana menurut trend yang terjadi menunjukkan bahwa generasi millennial sebagai salah satu trigger dalam perkembangan dan pengembangan bisnis apparel yang jumlahnya lumayan tidak sedikit, yaitu sekitar 63,5 juta jiwa (kompasiana)

Baca Juga: Perbedaan B2B dan B2C


Bagaimana Pemasarannya?

Teknologi membawa perubahan yang sangat besar khusunya pada proses jual beli. Migrasi jual beli dari offline menjadi online meningkatkan perentase penjualan. Memangkas proses distribusi dan lebih mempermudah bertemunya penjual dan pembeli secara online membuat proses jual beli pun menjadi lebih praktis. Harga jual menjadi semakin terjangkau dan daya beli konsumen pun bisa meningkat.

Untuk itu, saat ini Sahabat Wirausaha tidak pelu dipusingkan dengan tempat untuk berjualan, sewa ruko maupun biaya tambahan lainnya seperti renovasi tempat usaha. Zaman sekarang, aktivitas jual beli bisa dilakukan dimana saja asal terhubung dengan internet. Sudah banyak platform media online yang bisa dimanfaatkan untuk memasarkan produk seperti social media dan marketplace. Dengan memnfaatkan teknologi e-commerce akan lebih memudahkan proses transaksi. Oleh karenanya, jangakauan pemasaran pun akan lebih luas dan mudah.

Baca Juga: Dagadu, Ikon Silang Budaya dan Pariwisata Jogja

500+ Apparel Pictures | Download Free Images on Unsplash


Apa Risiko Bisnis Apparel?

Walau bagaimanapun usaha fashion pun memiliki risiko sebagai berikut:

1. Persaingan bisnis yang cukup ketat

Dengan terbukanya berbagai informasi dan permintaan produk apparel yang cukup tinggi membuat banyak orang tergiur untuk ikut berkecimpung di bisnis tersebut. Oleh karena itu banyak pemain yang membuat persaingan semakin ketat. Dengan demikian, risiko persaingan pun tak bisa terelakkan. Untuk itu, kreativitas disini sangat dibutuhkan terutama terkait inovasi produk dan quality control. Sahabat wirausaha perlu memiliki keunikan tersendiri dari produknya yang membuat berbeda dengan produk yang lainnya.

Baca Juga: Apa itu Comparative Advantage?

2. Tren yang terus berkembang

Keunikan dari bisnis fashion adalah perputaran mode yang begitu cepat. Dalam hitungan minggu atau bulan mode terus berubah dan akan muncul mode baru yang lain. Misalnya, Sahabat Wirausaha pada minggu ini masih menggarap mode yang sedang trend dan produk masih di tahap produksi, sedangkan ketika produk sudah jadi ternyata trend sudah berubah.

Kondisi ini tentu sangat berisiko ketika Sahabat Wirausaha kurang memiliki pengetahuan dan memiliki stock banyak untuk mode sebelumnya. Padahal yang banyak dicari oleh konsumen adalah mode yang paling terbaru. Untuk itu Sahabat Wirausaha perlu benar-benar memahami pasar dan target market nya di awal.

Baca Juga: Cara UMKM Menetapkan Target Usaha

3. Modal cukup besar

Risiko lainnya pada bisnis fashion adalah perlu adanya modal yang lumayan besar untuk memulai usaha. Untuk itu di awal memulai usaha, Sahabat Wirausaha perlu memiliki visi dan misi yang jelas terkait usaha ke depannya. Dengan kondisi trend yang terus berkembang dan persaingan yang sangat ketat di industri ini maka perlu menentukan target market sebelumnya supaya usaha ke depannya lebih terarah juga akan lebih jelas untuk upaya promosinya.

Sebagai alternatif, Sahabat Wirausaha bisa menjadi reseller atau dropshipper untuk memulai bisnis fashion. Dengan demikian, Sahabat bisa mengetahui kondisi pasar secara riil dan apa yang biasanya dibutuhkan dan dicari oleh kebanyakan konsumen.

Download Template Bmc Ppt

Sumber: kibrisdpr


Bagaimana Cara Memulai Bisnis Apparel?

Penting untuk diketahui, untuk memulai semua macam bisnis perlu adanya persiapan dan disarankan tidak boleh asal-asalan, begitu pula dengan bisnis fashion. Jiaka usaha dimulai dengan asal-asalan, bisa jadi di tengah jalan nanti bisa terhenti. Kemudian untuk menghindari hal tersebut terjadi, maka ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dan dilakukan.

1. Melakukan Riset

Langkah awal yang perlu dilakukan adalah dengan mengamati pasar yang akan dibidik. Saat ini untuk melakukan riset pasar tidak perlu harus turun ke jalan. Semua bisa dilakuakn di rumah dengan cara mengamati trend lewat media online seperti dengan mengamati google trends, social media, atau bisa bertanya langsung kepada konsumen dengan melakukan survey. Dengan demikian akan lebih terarah produk apa yang cocok untuk target market kita.

Baca Juga: Raja Uduk, Menjadi Pemenang Pasar Nasi Uduk Bermodal Observasi Riset Pasar

Selain itu bisa melihat kompetitor sejenis dengan produk kita untuk bisa mengetahui produk seperti apa yang bisa diterima oleh konsumen begtiu juga dengan cara mereka melakukan promosi. Catat semua informasi yang ada pada kompetitor seperti jenis produk apa saja yang dimiliki kompetitor, harga setiap produk, target market, sampai pada ke strategi marketing.

2. Membuat Business Model Canvas

Sebelum beranjak kepada Langkah selanjutnya, Sahabat Wirausaha perlu mengidentifikasi poin-poin yang diperlukan pada Business Model Canvas (BMC). BMC ini nantinya akan sangat membantu Sahabat untuk mengarahkan Langkah selanjutnya. Poin yang teradapat pada BMC berisi tentang detail produk, target market, penentuan supplier, perkiraan sumber pendapatan, dll.

Baca Juga: Apa itu Business Model Canvas (BMC)?

3. Persiapkan Anggaran

Dalam memulai bisnis, modal biasanya yang menjadi perhatian kebanyakan wirausaha. Namun, sebenarnya besar kecilnya modal tidak bisa menentukan tingkat keberhasilan dari usahanya. Yang paling penting adalah kemampuan untuk mengelola modal dengan menentukan anggaran di awal sebelum memulai usaha. Pastikan jika modal yang dimiliki sudah tepat sasaran dan tidak asal-asalan untuk menghindari risiko gagal di kemudia hari.

4. Tentukan Strategi Pemasaran

Bisa dikatakan fakto ini cukup berpengaruh pada tingkat closing dari penjualan produk. Startegi pemasaran yang tepat akan membantu mendongkrak penjualan produk. Bisa dimulai dari dengan pemilihan warna brand, design logo, foto produk, campaign produk, dll. Saat ini banyak pelaku usaha yang memanfaatkan jasa endorser untuk meningkatkan penjualan. Hasilnya pun cukup signifikan berpengaruh dan saat ini cara tersebut masih digemari oleh kebanyakan pelaku usaha.

Baca Juga: Lima Alasan Kenapa Budaya Inovasi Penting Bagi UMKM

Nah, itulah beberapa penjelasan terkait peluang bisnis apparel. Sahabat Wirausaha pun memiliki kesempatan yang sama untuk bisa sukses di bisnis fashion. Kuncinya adalah pintar-pintar mencari peluang, ciptakan produk berkualitas dan manfaatkan platform online. Selamat mencoba!

Jika merasa artikel ini bermanfaat, yuk bantu sebarkan ke teman-teman Anda. Jangan lupa untuk like, share, dan berikan komentar pada artikel ini ya Sahabat Wirausaha.