Sumber: Freepik

Beliin aqua ya..”

Lalu yang hadir di depan kita adalah air mineral dengan merk yang berbeda. Bisa Le Minerale, bisa Club, bisa juga Vit atau merk air mineral lainnya. Padahal jelas-jelas si peminta menyebutnya “Aqua”.

Atau kalau kita menyebut minuman ringan, apa yang terbersit pertama kali dalam pikiran? Apakah Sprite? Atau Coca Cola?

Inilah yang disebut sebagai brand awareness yang tentu tidak dibuat dalam semalam suntuk seperti proyek Roro Jonggrang. Butuh waktu bertahun-tahun bahkan untuk menanamkan merek di benak pelanggan.

Baca Juga: Soft Selling, Hard Selling


Apa itu Brand Awareness?

Brand Awareness atau kesadaran merek adalah sejauh mana merk dikenali oleh banyak orang atau kelompok target sasaran yang dikaitkan dengan produk.

Menurut Accurate.co, Brand awareness atau kesadaran merek adalah langkah pertama untuk memposisikan merek sebuah usaha. Ini adalah proses berkelanjutan yang tidak hanya membantu mendapatkan lebih banyak pelanggan tetapi juga membawa kembali pelanggan yang sudah ada untuk membeli lebih banyak.

Baca Juga: Search Engine Optimization (SEO)

Kesadaran pelanggan saat mereka menyaksikan merek bersama dengan merek lain saat belanja, saat berbincang dengan teman-teman, membaca atau mendengar iklan merek, dan lain sebagainya. Inilah yang dimaksud dengan brand awareness.

Meskipun brand awareness bukan menjadi tolak ukur sempurna, tapi menjadikan masyarakat “sadar” terhadap mereka bukan hal yang mudah tentu saja. Banyak perusahaan tentu menghabiskan ratusan juta bahkan untuk membuat pelanggan sadar akan merek sebuah produk atau jasa.

Baca Juga: Mengenal Psikologi Konsumen Untuk Mengambil Keputusan Pemasaran


Fungsi Brand Awareness

Kalau memang bukan menjadi tolak ukur, lalu apa fungsinya Brand Awareness?

Faktanya, pelanggan lebih menyukai merk yang dikenal daripada yang tidak dikenal. Kesadaran merek ini merupakan langkah pertama agar merek kita dikenal. Namun, bukan hanya itu namun brand awareness dapat menciptakan beberapa hal untuk produk atau jasa kita :

  • Menciptakan Persepsi : Adanya brand awareness ini dapat menjadikan produk atau jasa kita memiliki persepsi positif di benak pelanggan. Sehingga dengan sukarela pelanggan akan menyebarkannya dari mulut ke mulut untuk direkomendasikan pada kerabat dan teman-temannya.
  • Menumbuhkan Kepercayaan : Ketika kita melihat orang lain punya pengalaman yang baik dengan sebuah merek, secara sadar maupun tidak kepercayaan kita terbentuk meskipun belum pernah mencobanya.
  • Menciptakan Jaringan : Jika brand awareness direncanakan serta dieksekusi dengan baik maka pelanggan kitalah yang akan menjadi jaringan dari produk kita sendiri tanpa diminta.
  • Membangun Ekuitas Merek : Semakin banyak orang menyadari kehadiran suatu merek dalam hidupnya, maka semakin berharga pula merk tersebut. Sehingga seringkali keluar dari mulut pelanggan, “tidak apa-apa mahal”. Karena pelanggan sudah percaya dengan merk tersebut serta kehadirannya benar-benar dirasakan manfaatnya.

Baca Juga: Unique Selling Proposition

Yuk mulai saat ini kita bangun brand awareness produk kita sendiri. Apakah usaha kecil bisa melakukan ini semua? Tentu saja bisa!

Selama kita berfokus pada produk, positioning dan personalitas, atau bisa juga dengan memberikan sesuatu pada pelanggan secara gratis (dalam jumlah terbatas), bermitra dengan merk yang sudah terkenal, dan menggunakan banyak media sosial, kesempatan untuk mengembangkan brand awareness itu sendiri pasti bisa dicapai.

Baca Juga: Mengenal Costumer Acquisition

Tentu tidak bisa instan ya, semua butuh proses dan konsistensi. Banyak kok usaha kecil yang dikenal dengan brand awarenessnya hingga akhirnya dikenal sebagai perusahaan besar. Siap untuk mengembangkan brand awareness-mu?

Referensi :
Accurate.id