Sumber: Freepik

Sahabat Wirausaha, metode pemasaran kini terus mengalami dinamika dan perkembangan. Kalau dulu kita terbiasa dengan metode pemasaran secara terang-terangan kepada konsumen atau yang kita kenal dengan hard selling. Saat ini metode pemasaran yang semakin banyak dilakukan adalah dengan proses pendekatan ke konsumen dengan menggunakan metode soft selling.

Sepertinya istilah soft selling terdengar tidak asing ya di telinga kita. Seperti apa penerapannya? Nah, pada kamus bisnis kali ini, kita akan membahas istilah soft selling dan bagaimana strategi tersebut digunakan untuk mendekati calon konsumen. Mengapa metode ini kian mainstream dan lebih disukai? Yuk Sahabat Wirausaha, temukan jawabannya pada kamus bisnis berikut.

Baca Juga: Tren-tren dalam GoFood/GrabFood yang Penting Bagi Digital Marketing


Definisi

Soft selling adalah pendekatan penjualan yang menonjolkan bahasa halus dan teknik non agresif kepada konsumen. Teknik ini dirancang untuk membujuk konsumen membeli produk dengan cara yang persuasif dan halus, ketimbang dengan cara mendesak seperti hard selling.

Penerapan metode hard selling terkadang menyebabkan konsumen merasa terganggu dan malah menjauh. Memang metode tersebut dapat mendorong konsumen membeli lebih awal, namun kecil kemungkinan konsumen akan membeli kembali produk tersebut karena ada perasaan tidak nyaman dengan metode pendekatan yang digunakan.

Baca Juga: Apa itu Affiliated Marketing?

Soft selling mengedepankan pengalaman belanja konsumen. Kesan dan persepsi positif konsumen terhadap pendekatan yang digunakan dan pengalaman menggunakan produk lebih diperhatikan dibandingkan mencetak penjualan. Soft selling membangun persepsi positif di benak konsumen dengan membangun kesadaran (awareness) tentang produk dan pelayanan sehingga konsumen memperoleh ruang untuk mengamati dan berpikir sebelum memutuskan untuk membeli.

Dengan pendekatan soft selling, konsumen mungkin tidak langsung membeli. Namun pengalaman positif yang tertanam di benak konsumen akan mendorongnya membeli produk untuk kesekian kali atau merekomendasikan produk tersebut kepada koleganya. Inilah sisi positif dari metode pemasaran soft selling. Tantangan yang mungkin dihadapi ketika melakukan pendekatan ini adalah penjual harus memiliki energi lebih untuk membangun interaksi positif dengan target konsumen.

Baca Juga: Mengenal Metode Hard Selling


Teknik Soft Selling

Ada beberapa cara untuk melakukan soft selling yang umumnya diterapkan perusahaan untuk melakukan persuasi kepada calon konsumen. Pendekatan tersebut antara lain :

1. Narasi Produk

Teknik penjualan dengan soft selling yang paling umum digunakan adalah dengan memaparkan informasi produk dalam bentuk narasi cerita yang menarik, entah itu terkait dengan keunggulan produk, keterkaitan nilai produk dengan kebutuhan pelanggan, proses pembuatan, siapa saja yang terlibat dalam proses pembuatan, dan sebagainya. Narasi cerita produk membangun ketertarikan konsumen tentang nilai dan manfaat produk sehingga tertarik untuk membelinya.

2. Menanyakan Kebutuhan Konsumen

Ketika datang berkunjung ke sebuah toko, apakah Anda pernah dihampiri seorang pramuniaga yang kemudian bertanya tentang apa yang Anda butuhkan? Kemudian dari jawaban tersebut, pramuniaga akan mengarahkan Anda pada produk yang spesifikasinya sesuai dengan kebutuhan yang Anda cari. Menanyakan kebutuhan konsumen terlebih dahulu daripada bertanya “mau beli apa?” merupakan teknik soft selling yang biasanya dilakukan suatu usaha untuk membantu konsumen menemukan barang yang sesuai dengan kebutuhannya.

Baca Juga: Inilah Platform E-Commerce yang Mendorong Omset UKM

Dalam kasus bisnis online, seorang pemilik toko online akan menanyakan kepada pembeli tentang “apakah calon pembeli menemukan kesulitan dalam bertransaksi atau membutuhkan saran dan sebagainya” ketika di dalam keranjang belanja pembeli ditemukan sejumlah produk yang belum di-check out oleh pembeli.

3. Menggunakan Gambar dan Kalimat Menarik Untuk Menggaet Pembeli

Teknik soft selling sebisa mungkin menghindarkan kata-kata yang terkesan berjualan. Alternatifnya jika kita menjual kamera misalnya, kita bisa mengambil gambar yang menarik dan membuat informasi sederhana terkait gambar tersebut. Di bagian akhir, kita dapat menambahkan informasi bahwa gambar tersebut dijepret dengan kamera yang sedang kita pasarkan.

Baca Juga: Dagadu, Ikon Silang Budaya dan Pariwisata Jogja

4. Menonjolkan Nilai dan Keunikan Produk

Ketika membuat konten pemasaran, fokuslah pada nilai dan keunikan produk yang tidak dimiliki oleh produk kompetitor. Apakah produk kita lebih ekonomis, lebih mudah dibawa, lebih praktis, lebih hemat, atau memiliki desain yang kekinian. Sampaikan keunggulan produk dibandingkan mempromosikan produk secara langsung.

5. Membuat Konten Informatif

Salah satu teknik soft selling yang umumnya digunakan adalah dengan mempublikasikan konten informatif terkait dengan produk. Misalnya, saat ini kita menjual mainan anak. Kita dapat membuat tulisan di sebuah media sosial, website, atau blog yang berjudul “Rekomendasi Mainan Edukatif Anak Usia 2 Tahun”. Di dalam artikel itu, kita dapat menyisipkan gambar dan link etalase produk yang tersedia di toko online kita.

Baca Juga: Apa itu Guerilla Marketing?

Melalui pendekatan halus dan non agresif serta mengedepankan kesan positif konsumen terhadap produk memungkinkan kita untuk menjalin ikatan emosional yang lebih erat dengan konsumen. Dengan menghargai batasan dan memberi konsumen kesempatan untuk mempertimbangkan sebelum membeli diharapkan konsumen memilih produk dengan perasaan puas. Pengalaman positif itu akan memberinya dorongan untuk kembali mencari produk kita atau merekomendasikannya kepada konsumen lain.

Apakah tertarik menerapkan soft selling? Semoga artikel ini memberi Sahabat Wirausaha input yang bermanfaat untuk memutuskan metode penjualan yang tepat.

Referensi :

  1. Investopedia.com
  2. Seller.tokopedia.com