Saat ini dunia bisnis telah berkembang dengan banyak mengadopsi teknologi untuk menciptakan perkembangan bisnis yang baik. Sebagian UMKM sudah terbilang aktif menjalankan metode pemasaran digital dengan menggunakan sosial media hingga berbagai ads. Namun, sebagian yang lain masih menjalankan bisnis dengan menggunakan cara yang masih konvensional atau offline yang belum mengadopsi pemasaran digital.

Baca Juga: Memilih Jenis Badan Usaha yang Sesuai dengan Kebutuhan dan Tujuan Bisnis

Terkadang, kita kerap bertanya apakah masih relevan jika menggunakan strategi pemasaran secara offline di tengah perkembangan bisnis yang serba digital dan seberapa baik perkembangannya bagi bisnis saat ini. Nah, kita dapat mencari jawabannya dengan membaca cerita inspiratif dari Sri Wahyuni dalam mengembangkan bisnis kuliner rendang dengan merek Rendang Mizaki. Pastikan untuk membacanya hingga selesai ya untuk memberikan pemahaman penuh dari cerita beliau.


Profil Usaha Rendang Mizaki

Rendang Mizaki didirikan oleh Sri Wahyuni, ia memulai merintis Rendang Mizaki sejak tahun 2015 hingga saat ini. Rendang Mizaki adalah sebuah bisnis yang bergerak di bidang kuliner yang berfokus pada berbagai macam rendang dan olahan daging lainnya, seperti rendang daging, dendeng balado, rendang daging suir, dan masih banyak lagi. Saat ini, target pasar Rendang Mizaki adalah wisatawan sehingga telah menjadi produk oleh-oleh unggulan dari Kota Padang Panjang.

Baca Juga: Rendang Pak Ombak

Rendang Mizaki merupakan rendang satu-satunya yang menggunakan sapi jantan sebab pada umumnya rendang menggunakan sapi betina sehingga dari tekstur dan rasa akan memiliki perbedaan. Rendang Mizaki juga menjadi satu-satunya rendang yang mendapatkan sertifikasi BPOM dan Halal di Sumatera Barat untuk menjamin kualitas produknya.

Rendang Mizaki telah mendapatkan berbagai penghargaan atas partisipasinya dalam berbagai perlombaan, baik di tingkat lokal hingga di tingkat nasional. Hal ini lah yang juga mendorong rendang mizaki dapat dikenal secara luas. Rendang Mizaki juga menjadi satu-satunya rendang di Sumatera Barat yang menggunakan sapi jantan dan telah mendapatkan sertifikat BPOM dan Halal pada produknya.


Jatuh dan Bangun Sri Wahyuni Membangun Rendang Mizaki

Sebelum membuka usaha rendang, Ayu menjual susu kedelai keliling. Namun lulusan SMA jurusan IPA ini ingin punya usaha yang lebih besar dan mengglobal. Sepeninggal suami pertamanya, Ayu pun memulai bisnis rendang. Ilmunya didapat dari orangtuanya yang sudah lebih dulu punya usaha tersebut di kampung halamannya, Payakumbuh. “Orangtua saya punya usaha rendang di Payakumbuh, saya banyak belajar dari ibu saya,” tuturnya.

Baca Juga: Faktor Penyebab Gagalnya Bisnis dan Tidak Optimalnya Pertumbuhan Usaha

Saat itu, Sri Wahyuni memulai usahanya dengan memasarkan produk milik orangtuanya dan ia mengambil keuntungan dari selisih penjualannya. Saat itu ia hanya bermodalkan Rp.200.000 yang ia gunakan untuk dagangan orang tuanya, jika dagangannya habis terjual, maka barulah ia membayar kepada orang tuanya dan mengambil sedikit margin saja. Pada saat itu, ia menjual rendang dengan cara berkeliling ke berbagai dinas, kampus, hingga sekolah di Padang panjang dan Bukittinggi. Seiring berjalannya waktu, mereknya pun mulai dikenal.

Untuk memenuhi permintaan yang semakin banyak, Ayu mulai kesulitan, khususnya masalah jarak. Pasalnya, ia tinggal di Padang Panjang, sementara orang tuanya tinggal di Payakumbuh. Sehingga saat itu ia memikirkan untuk membuat produknya sendiri. Pada akhirnya ia membuat produk pertamanya yaitu rendang pensi dengan nama merek “Orangtua” dan mendapatkan respon pasar yang baik.

Saat ia ingin mendaftarkan produknya dengan merek “Orangtua” ternyata hal tersebut tidak dapat dilakukan karena nama merek tersebut telah terdaftar di Payakumbuh sehingga ia harus mencari nama lain. Selama 3 bulan proses pencarian nama merek, ia memutuskan menggunakan nama Rendang Mizaki. Nama tersebut berasal dari singkatan Ummi Zakir, nama akrab almarhum suami. Sejak saat itulah produknya jauh lebih dikenal bahkan hingga ke Malaysia dan Singapura.

Sri Wahyuni pun mulai rutin mengikuti berbagai kompetisi dan pendampingan bisnis untuk meningkatkan kemampuan bisnisnya dan memperluas koneksi sejak tahun 2016 hingga saat ini. Namun, awal mengikuti pelatihan dari Bank Indonesia, Rendang mizaki bahkan tidak mendapatkan penjualan apapun karena ia tidak jualan secara door to door dan fokus mengikuti pelatihan. Ia ingin berhenti, namun sang suami menyemangati dan bersedia membantu segalanya saat Sri Wahyuni mengikuti kompetisi, pelatihan, dan pameran.

Baca Juga: Tips Sukses Mengikuti Pameran dan Meningkatkan Kualitas Produk Ala Kultiva Co

Dan ternyata usaha yang Sri Wahyuni jalankan berbuah hasil yang manis, karena berkat kompetisi, pelatihan, dan pameran yang ia ikuti telah membawanya untuk bertemu dengan orang-orang hebat, memiliki ilmu bisnis yang baik, serta mendapatkan fasilitas pameran di dalam dan luar negeri untuk memperluas pasarnya.


Tips Sukses Membangun Strategi Pemasaran Secara Konvensional (Offline)

Sejak Awal perkembangan Rendang Mizaki, Sri Wahyuni berfokus pada pemasaran secara offline untuk mempromosikan produknya lebih luas lagi. Sri Wahyuni mengaku bisnisnya belum menggunakan pemasaran digital karena ia belum memiliki ilmunya dan belum pernah beriklan melalui media sosial sehingga perkembangan bisnisnya saat ini dicapai secara organik.

Namun begitu, Rendang Mizaki tetap memiliki pasar yang luas, baik di dalam dan luar negeri dengan memanfaatkan strategi konvensional atau offline dengan baik. Yuk mari kita bahas strategi dari Sri Wahyuni.

1. Mengikuti Berbagai Perlombaan Bisnis dan Pendampingan Usaha

Sri Wahyuni telah mengikuti berbagai perlombaan bisnis, baik di tingkat lokal hingga nasional. Ia juga memenangi beberapa perlombaan seperti Wirausaha Bank Indonesia 2016, Juara 1 UKM WOW 2016, Citibank Award 2017, Penghargaan Marketeers of the Year 2017 dari Markplus, BRIncubator 2018 dari BRI, dan masih banyak lagi.

Baca Juga: Pelatihan dan Pendampingan Bagi Pengusaha Perempuan

Dari berbagai perlombaan tersebut ia mendapatkan berbagai koneksi, uang pembinaan, dan berbagai pembinaan yang berguna untuk meningkatkan bisnis dan memperluas jaringan bisnis. Sri Wahyuni juga mengaku selain bisnisnya berkembang, personal branding beliau juga berkembang dengan mengikuti berbagai perlombaan tersebut.

Yang pada awalnya ia selalu gugup dan tidak terbiasa berbicara secara publik, kini ia menjadi lebih percaya diri bahkan diundang berbagai instansi sebagai pendamping UMKM dan pemateri.

2. Mengikuti Berbagai Pameran dan Bazar

Sri Wahyuni juga rutin mengikuti pameran dan bazaar di berbagai daerah. Ia juga kerap mendapatkan undangan untuk mengikuti bazar secara gratis karena memenangkan berbagai kompetisi. Bazar tersebut memberikan ia berbagai pengalaman, ilmu, koneksi baru yang berguna dalam mengembangkan bisnisnya. Ia menceritakan, dari bazar ia mendapatkan ilmu untuk proses pengiriman produk ke Malaysia dan bagaimana agar ongkirnya menjadi murah.

Baca Juga: Fasilitasi Stand UKM Untuk Pameran Dalam dan Luar Negeri

3. Bekerjasama dan Berkolaborasi

Walaupun belum mengadopsi pemasaran secara digital, tak menjadikan kekurangan bagi Sri Wahyuni untuk melakukan kolaborasi yang saling menguntungkan. Ia menjelaskan bahwa ia telah berkolaborasi dan bekerjasama dengan beberapa biro wisata.

Baca Juga: Kemitraan, Strategi Bisnis UMKM Dalam Meningkatkan Omzet Penjualan

Biro wisata yang membawa para wisatawan akan merekomendasikan untuk membeli oleh-oleh dan akan mengantarkan para wisatawan ke outlet Rendang Mizaki sebagai oleh-oleh khas Sumatera Barat.

Menurut Sri Wahyuni hal ini sangat berdampak baik bagi penjualannya, ia juga sering mendapatkan pesanan kembali dari wisatawan setelah mereka pulang. Ia menjelaskan rutin mendapatkan pesanan dari wisatawan Malaysia yang pernah mencoba Rendang Mizaki, dari awalnya pesan 1 kg hingga kini rutin memesan kurang lebih 200 kg.

4. Fokus Menjaga Kualitas Produk

Sri Wahyuni mengaku bahwa ia sangat menjaga kualitas produknya, dimulai dari penggunaan resep secara turun-temurun yang membuat Rendang Mizaki memiliki rasa otentik, hingga menjaga kualitas produk melalui standar BPOM dan Halal.

Baca Juga: Menjamin Kepuasan Pelanggan dan Kepercayaan Mitra Bisnis Lewat Kontrol Kualitas

Ia menjelaskan bahwa di banyak UKM yang menjual rendang yang beromzet miliaran di Sumatera Barat, tapi belum memenuhi standar BPOM. Bagi Sri Wahyuni, dengan adanya BPOM dan Halal maka diharapkan akan menjaga kepercayaan konsumen terhadap jaminan kualitas yang terjaga.

Dari cerita Sri Wahyuni dalam mengembangkan usaha Rendang Mizaki ini kita dapat menyimpulkan bahwa walaupun belum berkesempatan mengadopsi berbagai pemasaran digital seharusnya tidak menjadi hambatan kita untuk mengembangkan bisnis. Tetap menjalankan strategi bisnis yang relevan adalah salah satu kunci keberhasilan menciptakan strategi pemasaran secara offline yang baik.

Jika merasa artikel ini bermanfaat, yuk bantu sebarkan ke teman-teman Anda. Jangan lupa untuk like, share, dan berikan komentar pada artikel ini ya Sahabat Wirausaha.

Referensi:

Wawancara Secara Langsung dengan Sri Wahyuni, Owner Rendang Mizaki