Belakangan ini, pembiayaan ekuitas semakin menunjukkan perannya dalam mengembangkan kewirausahaan di Indonesia. Hal ini sejalan dengan sempat berkembangnya sektor kewirausahaan di Indonesia yang ditandai dengan banyaknya start-up atau perusahaan rintisan. Pembiayaan ekuitas memang sering menjadi sebuah solusi cepat bagi perusahaan rintisan tersebut untuk berkembang.

Berdasarkan buku Fundamentals of Entrepreneurial Finance yang ditulis oleh Marco Da Rin dan Thomas Hellman, pembiayaan ekuitas ini dapat berasal dari berbagai sumber. Sumber paling mudah dan sederhana adalah pembiayaan dari keluarga dan relasi. Pembiayaan ini terdengar remeh mungkin bagi sahabat UKM, tetapi pada kenyataannya banyak pelaku usaha rintisan yang mendapatkan modal awalnya dari sumber tersebut.

Baca Juga: Implikasi Masuknya Investor Ekuitas

Sumber pembiayaan ekuitas lainnya adalah crowdfunding. Beberapa crowdfunding memang memberikan kesempatan para investor umum untuk berinvestasi pada beberapa proyek usaha yang ingin dijalankan. Kesempatan ini bisa dimanfaatkan untuk mendapatkan dana awal dalam menjalankan rencana usaha dalam bentuk ekuitas. Pembiayaan ekuitas berikutnya adalah akselerator.

Akselerator adalah sebuah lembaga yang memberikan kesempatan mengembangkan usaha dengan berorientasi pada pertumbuhan yang cepat dan manfaat yang masif. Mereka akan memberikan banyak manfaat dalam hal pengalaman dan jaringan untuk mengembangkan usaha. Akselerator juga akan memberikan suntikan modal dalam bentuk ekuitas kepada bisnis yang diakselerasikannya.

Ketiga pembiayaan ekuitas yang telah disebutkan sebelumnya mungkin memberikan nominal yang relatif tidak terlalu besar jika dibandingkan dengan angel investor dan modal ventura. Angel investor adalah investor individu yang memiliki cukup banyak modal untuk diinvestasikan pada bisnis yang memiliki potensi yang baik.

Angel investor juga biasanya akan membantu memberikan jaringan dan pendampingan dalam kegiatan usaha yang akan bermanfaat mengingat pengalaman mereka dalam dunia bisnis.

Baca Juga: Angel Investor

Terakhir, terdapat pula modal ventura yang dapat menjadi sumber pembiayaan ekuitas yang paling besar jika dibandingkan dengan sumber pembiayaan yang telah disebutkan sebelumnya. Modal ventura biasanya akan masuk ketika pendanaan dari angel investor sudah tidak cukup besar untuk memenuhi kebutuhan ekuitas dari pelaku bisnis.

Dalam melihat tren dari pembiayaan berbasis ekuitas di Indonesia, sahabat UKM dapat melihat dari perkembangan modal ventura. Hal ini dikarenakan modal ventura adalah satu-satunya sumber pembiayaan yang berbentuk lembaga keuangan dari beberapa sumber pembiayaan di atas. Sedangkan sumber pembiayaan lainnya masih belum termasuk sebagai lembaga keuangan sehingga tidak tercatat secara langsung dalam sistem keuangan.

Apabila melihat data dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK), pembiayaan modal ventura di Indonesia mengalami perkembangan setiap bulannya selama 3 tahun terakhir. Pertumbuhan tersebut dapat dilihat pada grafik di bawah.

Pada awal tahun 2019, pembiayaan ekuitas yang disalurkan kepada perusahaan pasangan usaha (PPU), atau yang biasa disebut dengan start-up, masih berkisar di angka 8,5 triliun. Akan tetapi per bulan Mei 2021, total dana yang diinvestasikan oleh modal ventura kepada PPU mencapai angka 16 triliun rupiah. Pertumbuhan yang terlihat selama dua tahun ini hampir mencapai 100%.

Baca Juga: Plus Minus Pendanaan Angel Investor

Sumber: Otoritas Jasa Keuangan, diolah Kembali (2021)

Menariknya, aktivitas operasional dari modal ventura ini belum disertai dengan pendapatan dan profitabilitas yang juga tumbuh. Pada awal tahun 2021 misalnya, pendapatan yang dihasilkan oleh modal ventura di Indonesia menurun dari 3,2 triliun rupiah menjadi 378 miliar rupiah saja.

Hal ini juga sejalan dengan profit yang cenderung stagnan dan cenderung menurun pada tahun 2021 dari sebelumnya 424 miliar rupiah pada bulan Desember 2020 menjadi 47 miliar pada bulan Januari 2021. Kondisi pendapatan dan profit yang cenderung tidak meningkat ini merupakan hal yang wajar karena investasi yang dilakukan oleh modal ventura sering bersifat jangka panjang.

Apabila disandingkan dengan pertumbuhan pembiayaan tadi, profitabilitas yang belum terlihat tidak menghalangi pembiayaan yang dilakukan modal ventura. Dengan kata lain, pembiayaan ekuitas memiliki potensi yang sangat besar bagi UMKM.

Pertanyaan yang berikutnya muncul bagi sahabat UKM adalah bagaimana cara mengakses pembiayaan ekuitas. Sahabat UKM harus mampu mengangkat kelebihan dari usahanya kepada para pemberi modal ekuitas.

Baca Juga: Membedah Pola Pikir Investor Ekuitas dalam Memilih Investee

Salah satu metode yang kemudian sering dilakukan oleh para pemilik bisnis yang ingin mengakses pembiayaan berbasis ekuitas, yaitu pitch deck. Nah, pada kesempatan kali ini, sahabat UKM akan mengenal lebih lanjut mengenai apa yang dimaksud dengan pitch deck serta bagaimana mempersiapkannya.


Definisi Pitch Deck

Pitch deck adalah sebuah sekumpulan kata dan gambar untuk mengilustrasikan kisah dan model bisnis. Pitch deck tidak hanya dapat digunakan untuk mendapatkan pendanaan saja, tetapi juga dapat dimanfaatkan untuk mencari karyawan, konsumen, partner hingga pemasok.

Pitch Deck menjadi sangat vital karena perannya dalam memberikan gambaran usaha, termasuk visi, tim, model bisnis hingga kelebihan dari produk.

Secara umum, pitch deck dapat dibagi menjadi dua, yaitu:

  1. Materi presentasi. Pada komponen ini, sahabat UKM menyiapkan sebuah materi yang mudah untuk dipahami oleh investor ketika melakukan presentasi dari bisnis. Presentasi ini dapat dilakukan pada saat bertemu investor ataupun pada saat demo bisnis.
  2. Materi bacaan. Pada komponen ini, sahabat UKM menyiapkan sebuah materi yang relatif detail untuk kemudian dibaca dan dipahami tanpa harus dijelaskan secara langsung oleh sahabat UKM. Materi ini secara sederhana memiliki peran yang mirip dengan company profile, tetapi sifatnya lebih to the point kepada kelebihan dari bisnis.

Baca Juga: Menyiapkan Company Profile, Rencana Usaha, dan Proposal Bisnis Untuk Mengundang Investor

Pada awalnya, presentasi bisnis yang dilakukan biasanya menggunakan business plan atau rencana bisnis. Rencana bisnis ini memberikan gambaran yang sangat komprehensif mengenai bisnis yang dijalankan. Hal ini berangkat dari banyaknya perusahaan pada tahun 1990 yang menggunakan rencana bisnis sebagai gambaran dari usaha mereka. Pada periode tersebut, business plan dapat mencapai hampir 60 halaman.

Rencana bisnis yang komprehensif tersebut disusun dengan tujuan untuk memberikan gambaran bagi investor mengenai potensi kesuksesan dari suatu bisnis. Sayangnya, beberapa riset terbaru menemukan bahwa business plan tidak mampu memberikan gambaran mengenai kesuksesan suatu bisnis dengan baik.

Tidak efisiensinya penggunaan business plan membuat pemilik bisnis dan investor mencari bentuk presentasi informasi lain. Kondisi ini juga didukung dengan adanya teknologi presentasi baru dengan menggunakan Powerpoint, dimana para pelaku usaha dapat memberikan metode presentasi yang lebih banyak unsur visualnya. Presentasi ini kemudian disebut sebagai pitch deck.

Selain tampilan yang lebih menarik, pitch deck lebih efisien karena menggunakan komponen yang relevan lebih sedikit jika dibandingkan business plan. Sebagai pembanding, business plan mungkin harus disusun selama 1 bulan, sedangkan materi pitch deck dapat disusun dalam hitungan jam. Kelebihan ini tidak hanya dirasakan oleh pemilik bisnis. Investor juga mendapatkan manfaat. Investor dapat lebih fokus melihat model bisnis dan juga prospek usaha yang dinilai.


Bagaimana Menyusun Pitch Deck?

Dalam menyusun sebuah pitch deck yang baik, sahabat UKM harus memastikan bahwa komponen-komponen utama yang perlu ditampilkan dari bisnis ada di dalamnya. Hal ini akan membantu investor untuk mendapatkan gambaran komprehensif dari bisnis sahabat UKM.

Baca Juga: Agar Proposal Bisnis Tembus Investasi, Yuk Simak Saran dari Para Mentor!

Berikut adalah beberapa komponen yang sebaiknya tersedia dalam sebuah pitch deck berdasarkan buku Get Your Venture Backed with Persuasive Data Viz: An HBR Collection for Building the Perfect Pitch Deck yang ditulis oleh Evan Baehr, Evan Loomis dan Scott Berinato:

1. Cover

Cover atau halaman depan adalah pintu masuk dari pitch deck yang sahabat UKM susun. Halaman depan ini harus disusun sedemikian rupa sehingga mengundang investor untuk membaca pitch deck secara lebih utuh. Pada halaman depan ini, sahabat UKM baiknya menampilkan logo bisnis yang jelas.

Sahabat UKM juga dapat memberikan gambar ataupun latar belakang yang merepresentasikan bisnis dengan baik. Terakhir, sahabat UKM juga perlu memasukkan deskripsi ataupun sebuah kalimat yang menjelaskan inti dari presentasi. Kalimat ini dapat berisi nama dari bisnis atau pun moto bisnis.

2. Overview

Halaman penting berikutnya adalah overview atau ringkasan. Halaman ini biasanya berada setelah halaman depan dan memberi gambaran singkat mengenai kegiatan utama dari bisnis yang dijelaskan dalam pitch deck.

Secara sederhana, ringkasan menjelaskan masalah dan solusi yang coba diselesaikan oleh bisnis dalam satu sampai tiga kalimat. Ringkasan harus disusun dengan baik sehingga mudah dipahami. Ringkasan juga harus mampu menekankan kelebihan dari bisnis dengan jelas serta memperlihatkan ketertarikan dalam mengelola bisnis tersebut.

3. Opportunity

Opportunity atau kesempatan adalah sebuah halaman dimana sahabat UKM dapat menjelaskan mengenai kondisi pasar dimana bisnis sahabat UKM dapat masuk serta berkembang. Halaman ini menjelaskan pula bagaimana saat ini adalah waktu yang tepat untuk menjalankan bisnis.

Baca Juga: e2e Webinar Strategi Menarik Investor guna Meningkatkan Daya Saing UMKM

Halaman ini juga sebaiknya mampu menjelaskan seberapa besar pasar yang dijalankan oleh bisnis mengalami pertumbuhan pesat. Pada kondisi tersebut, sahabat UKM kemudian menjelaskan perbedaan paling utama antara bisnis yang dijalankan dengan bisnis lainya pada pasar tersebut.

Sahabat UKM juga baiknya mampu mempresentasikan hasil analisa dan riset atas kondisi pasar dengan komprehensif sehingga investor melihat bahwa sahabat UKM memahami pasarnya dengan cukup komprehensif.

4. Problem

Halaman berikutnya adalah halaman yang menjelaskan mengenai masalah yang ingin diselesaikan melalui bisnis. Pada halaman ini sahabat UKM berusaha untuk menjelaskan masalah yang dihadapi dengan komprehensif.

Masalah yang diangkat baiknya adalah masalah besar yang ada pada pasar yang juga besar. Setelah itu, sahabat UKM dapat memberikan contoh yang mampu memberikan empati pembaca dengan kasus yang spesifik dan juga personal.

5. Solution

Setelah menjelaskan masalah yang dihadapi, sahabat UKM harus mampu menjelaskan solusi yang ditawarkan oleh bisnis. Solusi tersebut harus disusun dengan interaktif dan emosional sehingga investor dapat melihat ketulusan dari bisnis dalam menjawab masalah.

Solusi yang digunakan baiknya memenuhi faktor-faktor berikut seperti elegansi yang ditawarkan dalam sebuah solusi, efek kejutan dimana solusi tersebut hampir tidak pernah terbayangkan, mampu dikembangkan dan digunakan dalam menjawab banyak masalah serupa, serta mampu dieksekusi oleh tim yang dimiliki oleh sahabat UKM.

Baca Juga: Cara Menghitung Nilai Perusahaan Untuk Negosiasi Penanaman Modal Ekuitas/Saham

6. Traction

Setelah menawarkan solusi yang ada, sahabat UKM harus mampu menjelaskan kemenarikan ide dan solusi yang ditawarkan oleh bisnis. Daya tarik ini dapat ditampilkan melalui ilustrasi bagaimana produk dapat bekerja dan memberikan manfaat. Ilustrasi ini dapat diberikan melalui skenario penggunaan produk dan bagaimana dampak ekonominya terhadap bisnis yang dijalankan.

7. Customer or Market

Halaman berikutnya membantu sahabat UKM untuk menjelaskan dengan lebih baik mengenai konsumen dan pasar dari bisnis. Investor harus mendapat kesan bahwa sahabat UKM memahami konsumen dan pasarnya dengan baik.

Pada sesi ini, sahabat UKM dapat menjelaskan secara pasar spesifik yang ingin dimasuki oleh bisnis. Halaman ini juga dapat menjelaskan proyeksi pendapatan yang didapatkan dari penjualan produk.

8. Competition

Sahabat UKM juga perlu menjelaskan mengenai potensi kompetisi yang dapat dihadapi oleh bisnis. Dalam menyusun bagian ini, sahabat UKM dapat mengumpulkan para kompetitor yang ada dan dipetakan dalam sebuah matriks untuk melihat bagaimana bisnis kalian berbeda dari kompetitor. Dengan cara tersebut, sahabat UKM dapat menunjukkan kepada calon investor bahwa bisnis yang dijalankan memiliki kelebihan dan diferensiasi jika dibandingkan dengan kompetitor.

9. Business Model

Halaman selanjutnya adalah model bisnis. Pada bagian ini, sahabat UKM harus mampu menggaris bawahi bagaimana bisnis mampu menghasilkan keuntungan. Secara tidak langsung, model bisnis ini harus menunjukkan bagaimana aspek keuangan dari bisnis yang dijalankan.

Aspek keuangan itu sendiri mencakup biaya yang dikeluarkan serta rencana pendapatan yang akan didapatkan. Sahabat UKM juga perlu menampilkan aspek-aspek keuangan lainnya seperti profit kotor, laba bersih, laba operasional dan arus kas. Tantangan selanjutnya muncul mengenai bagaimana sahabat UKM bisa mempresentasikan hal tersebut secara sederhana dan interaktif.

10. Team

Sahabat UKM juga baiknya menampilkan tim yang kemudian terlibat dalam proses bisnis. Hal ini untuk menunjukkan kepada investor bahwa bisnis dijalankan oleh orang-orang yang kompeten. Dalam menunjukkan hal itu, sahabat UKM baiknya memberikan deskripsi singkat mengenai setiap anggota tim beserta keahliannya. Selain itu, sahabat UKM juga dapat memasukkan nilai dan budaya usaha yang ada dalam bisnis.

11. Uses of Fund

Aspek terakhir yang perlu dimasukkan dalam pitch deck adalah penggunaan dana. Salah satu tujuan dari penyusunan pitch deck adalah mencari sumber pendanaan. Oleh karena itu, sahabat UKM perlu menjelaskan target penggunaan dana yang ingin didapatkan. Sahabat UKM juga perlu menentukan milestone untuk setiap keperluan dana yang ada.

Baca Juga: Pinjaman LPDB Kepada KUKM Melalui Modal Ventura

Keseluruhan komponen pitch deck tersebut merupakan komponen dasar yang sebaiknya ada dalam sebuah pitch deck. Meskipun begitu, sahabat UKM masih bisa bereksplorasi lebih banyak dalam menyusun sebuah pitch deck. Sebagai contoh, sahabat UKM bisa saja menambahkan sejarah berdirinya bisnis ataupun frequently asked question (FAQ). Pada dasarnya pitch deck disusun untuk memberikan gambaran komprehensif bagi pembaca mengenai bisnis.


Desain yang Baik Bagi Sebuah Pitch Deck

Seperti yang telah disampaikan sebelumnya, salah satu perbedaan antara business plan dan juga pitch deck adalah sisi interaktifnya. Pitch deck ditampilkan secara interaktif untuk mempermudah dan menarik perhatian dari pembaca terhadap informasi-informasi penting dari bisnis. Hal ini dapat dilakukan dengan menggunakan lebih banyak visual dibandingkan dengan kata-kata.

Pada pitch deck hal pertama yang perlu diperhatikan adalah kurangi penggunaan kalimat-kalimat panjang. Sahabat UKM dapat menggunakan alat peraga seperti flowchart, diagram atau grafik untuk memberikan ilustrasi yang baik mengenai bisnis.

Perlu diperhatikan juga, sahabat UKM harus menghindari penggunaan “poin-poin” seperti bullet and numbering. Hal ini dikarenakan penggunaannya sering tidak berkesinambungan dan tidak memberikan sebuah alur yang berkelanjutan antara satu poin dan poin lainnya.

Hal menantang lainnya adalah penggunaan gambar. Dalam sebuah pitch deck, sahabat UKM dianjurkan untuk menggunakan visual sebanyak mungkin. Akan tetapi, terdapat sebuah kesalahan yang sering digunakan dalam pemilihan gambar ini, yaitu posisinya yang tidak rapi.

Baca Juga: Pinjaman Online Terbaik Untuk Pemilik Usaha dan UMKM

Sebagai solusi, sahabat UKM perlu menggunakan layout yang jelas dan rapi untuk memastikan gambar yang dimasukkan tidak merusak halaman yang sedang dipresentasikan.

Masih banyak tentunya aspek-aspek desain lain yang mungkin dapat digunakan dalam penyusunan sebuah pitch deck. Pada akhirnya tidak terdapat standar baku mengenai manakah aspek pitch deck yang paling baik. Semua kembali lagi pada kreativitas sahabat UKM untuk menyusun sebuah pitch deck.

Nah, setelah memahami mengenai pitch deck ini, apalagi yang sahabat UKM tunggu? Yuk segera buat pitch deck.

Jika merasa artikel ini bermanfaat, yuk bantu sebarkan ke teman-teman Anda. Jangan lupa untuk like, share, dan berikan komentar pada artikel ini ya Sahabat Wirausaha.