Sahabat Wirausaha, kita mungkin selama ini mengenal tekstil untuk kebutuhan sandang belaka. Ya, tekstil memang identik dengan busana tapi ternyata penggunaannya tidak hanya untuk fashion belaka. Bahkan kini tekstil juga digunakan sebagai salah satu pilihan dekorasi rumah yang tak hanya sekadar punya nilai estetik yang tinggi, tapi juga nilai jual menjanjikan bagi para pengusaha UMKM (Usaha Mikro, Kecil dan Menengah).

Dari banyaknya produk tekstil yang bisa dipakai untuk kebutuhan dekorasi rumah, beberapa di antaranya yang mungkin sering kita temui hingga kita gunakan pula seperti sarung bantal dan sofa, sampai karpet. Lantaran memiliki pangsa pasar tersendiri terutama mereka yang memang menginginkan tampilan interior rumah lebih memukau, kebutuhan akan produk tekstil untuk dekorasi rumah pun terus meningkat.

Baca Juga: Potensi Impor ASEAN

Dalam perkembangannya, pangsa pasar untuk TPT (Tekstil dan Produk Tekstil) ini rupanya tak hanya menarik konsumen lokal, tapi hingga pasar luar negeri. Untuk itulah bagi Sahabat Wirausaha yang kini tengah memulai bisnis TPT atau tertarik menggelutinya, kami akan mengulas seperti apa potensi ekspor tekstil dekorasi rumah ini. Simak terus artikel ini sampai selesai, ya!


Jenis Produk Tekstil Untuk Dekorasi Rumah

Seperti dilansir editorial Warta Ekspor yang bertajuk Kerajinan Tekstil Indonesia, produk-produk tekstil sebetulnya sudah jadi salah satu komoditas ekspor andalan Indonesia sejak dulu. Sejarah mencatat bahwa industri tekstil Tanah Air mulai berkembang pada tahun 80-an dan mencakup berbagai aktivitas produksi. Menembus batas kebutuhan sandang, produsen tekstil pun melirik pangsa pasar baru lewat produk-produk tekstil dekorasi rumah.

Baca Juga: Tren Ekspor-Impor (B2B) Indonesia dalam Era New Normal

Sebagai ornamen dekorasi rumah, produk tekstil yang tepat akan membuat tampilan interior jadi makin menawan, elegan bahkan sesuai dengan suasana yang ingin dibangun para penghuni di dalamnya. Seperti apa produk-produk tekstil untuk dekorasi rumah tersebut? Berikut beberapa di antaranya yang bisa Sahabat Wirausaha pertimbangkan:

1. Sarung Sofa

Produk tekstil untuk dekorasi rumah yang pertama adalah sarung sofa. Sesuai dengan namanya, sarung ini berfungsi untuk melindungi sofa sekaligus mempercantik tampilannya. Tak perlu membeli sofa dengan aneka bentuk jika merasa bosan, sarung sofa dapat dipilih karena dapat membuat kesan dan tampilan sofa jadi berubah secara lebih efisien serta efektif.

2. Bean Bag

Dibandingkan produk lainnya, bean bag bisa dianggap sebagai salah satu karya modern dari industri tekstil. Punya bentuk yang unik, bean bag kerap dipilih untuk rumah-rumah minimalis dan memiliki lahan terbatas, karena relatif lebih tepat dipakai dibandingkan sofa. Tak cuma digunakan di ruang tamu saja, bean bag bisa diletakkan di ruang keluarga atau ruang-ruang kerja karena dapat dipakai untuk duduk tegap hingga rebahan.

Baca Juga: Cost and Freight (CFR)

3. Sarung Bantal Sofa

Seperti dilansir Dekoruma, sarung bantal sofa bisa dibilang sebagai salah satu produk tekstil yang bisa ditemukan di hampir setiap rumah. Tak cuma menjadi dekorasi semata, sarung bantal yang tepat juga akan memberikan kesan nyaman saat digunakan. Kita bisa menyesuaikan jumlah sarung bantal dengan ukuran sofa baik kecil atau besar, supaya tidak memberikan kesan berlebihan.

Jika ingin terlihat elegan, pilihan sarung bantal untuk sofa biasanya kain tanpa motif dengan warna netral atau earth tone. Untuk memberikan kesan dinamis, lembut dan mudah dibersihkan, biasanya sarung bantal sofa dibuat dengan material poliester.

4. Taplak Meja

Meja yang tampak polos biasanya akan membosankan sehingga dibutuhkan taplak untuk memberikan kesan estetik. Sebagai salah satu produk tekstil untuk dekorasi rumah, taplak meja juga memiliki banyak bentuk, ukuran, varian warna hingga material bahan baku. Tentu taplak meja untuk ruang tamu akan berbeda dengan taplak meja di ruang makan atau ruang bekerja.

5. Sprei

Memiliki ranjang yang nyaman adalah keinginan setiap orang. Untuk mewujudkannya, kita tentu akan memasang sprei pada ranjang tersebut yang menjadikan produk ini sebagai salah satu olahan tekstil paling dibutuhkan. Sprei yang nyaman dan terbuat dari bahan terbaik bisa memberikan pengalaman tidur berkualitas. Tak heran kalau akhirnya harga jual sprei termasuk yang termahal dibandingkan produk-produk tekstil dekorasi rumah lainnya.

Baca Juga: Tips Jitu Untuk Sukses di Pameran Internasional

6. Karpet

Produk tekstil untuk dekorasi rumah terakhir ini juga bisa mudah ditemukan di setiap rumah. Kita biasanya memasang karpet untuk memberikan kesan nyaman saat diinjak dan tidak mudah kotor. Karpet bisa diletakkan di ruang tamu, ruang keluarga atau kamar tidur. Dengan warna dan bentuk yang dapat disesuaikan terhadap ukuran ruangan, karpet dibuat dengan material beragam entah tipis atau tebal sesuai dengan kebutuhan.

Dari keenam produk tekstil untuk dekorasi rumah di atas, tampaknya setiap dari kita pasti memilikinya di rumah masing-masing. Fakta ini jelas jadi bukti bahwa kebutuhan akan produk tekstil dakam lingkup rumah tangga begitu tinggi yang mendorong peluang ekspornya makin terbuka lebar.


Tekstil Indonesia Sang Penggerak Perekonomian Nasional

Bukan tanpa alasan kenapa produk-produk tekstil untuk kebutuhan dekorasi rumah di Indonesia bisa berkembang sangat cepat. Sebagai salah satu negara dengan penduduk terbesar di dunia, kebutuhan sandang negeri ini sangatlah tinggi. Dilansir laporan Tekstil Indonesia di Perdagangan Internasional yang disusun oleh Awan Hayun, industri TPT Tanah Air berawal dari industri rumahan atau yang kita kenal dengan UMKM pada tahun 1929.

Lima dekade berjalan, masuknya investor-investor Jepang pada sub-sektor hulu industri tekstil, skala produksi pun jadi meningkat hingga saat ini. Bahkan perkembangan TPT menjadi salah satu dari 10 klaster industri prioritas untuk jangka panjang. Terhadap perekonomian nasional, tekstil menjadi salah satu penghasil devisa terbesar untuk sektor non-migas sekaligus penyerap tenaga kerja tertinggi.

Hanya saja dengan tumbuhnya industri-industri tekstil mancanegara seperti China dan India, rupanya turur menggerus daya saing TPT asli Indonesia. Dalam laporan pada tahun 2011, nilai ekspor produk tekstil Indonesia bisa dibilang cukup ‘jalan di tempat’ dengan pangsa pasar baru hanya sekitar 2% dari pasar dunia. Bandingkan dengan China yang berkuasa hingga 30%, tentu ini jadi PR yang cukup besar bagi Sahabat Wirausaha yang bergelut di industri tekstil.

Baca Juga: Tips Sukses Mengikuti Pameran dan Meningkatkan Kualitas Produk Ala Kultiva Co

Kini dengan pandemi Covid-19 yang sudah berangsur terkontrol, pemerintah sepertinya tak mau menunggu waktu lebih lama lagi untuk menggenjot sektor tekstil kreatif. Para pengusaha baik perusahaan-perusahaan besar atau pelaku bisnis UMKM yang bergerak di industri TPT didorong untuk menghasilkan karya yang jauh lebih kreatif dan berkualitas, demi meningkatkan daya saing sejalan dengan potensi tekstil dekorasi rumah lokal sangatlah besar.


Masalah yang Dihadapi Pelaku Bisnis Produk Tekstil Dekorasi Rumah

Melihat banyaknya produk-produk tekstil untuk dekorasi rumah yang dihasilkan oleh para pelaku bisnis di tanah air, pemerintah pun berusaha sebaik mungkin memberikan fasilitas. Apalagi mengingat sektor ini baik dari hulu hingga hilir mampu memberikan kontribusi yang besar ke perekonomian nasional, tentu perencanaan jangka panjang termasuk pengenalan potensinya kepada pelaku bisnis sangatlah penting.

Hal itulah yang baru saja diungkapkan oleh Kemendag, seperti dilansir Bisnis. Didi Sumedi selaku Dirjen Pengembangan Ekspor Nasional Kemendag, menegaskan jika instansinya siap memberikan fasilitas agar pelaku usaha tekstil dekorasi rumah berani meningkatkan nilai ekspor ke Eropa. Hal ini juga diperkuat pendapat Marolop Nainggolan yang menjabat sebagai Direktur Kerja Sama Pengembangan Ekspor.

Menurut Marolop, tekstil dekorasi rumah asal Tanah Air punya kelebihan dibandingkan produk negara lain lantaran mengandalkan keterampilan dan nilai seni khas budaya Nusantara. Namun meskipun demikian, masih ada kekurangan besar yang dialami para pelaku bisnsi sektor ini,

Baca Juga: Cost, Insurance, dan Freight (CIF)

“Melalui berbagai kajian kami menemukan penyebab utama dari kecilnya pasar tekstil dekorasi rumah Indonesia di Eropa yakni kurangnya daya saing pelaku usaha. Mereka masih kurang paham terhadap regulasi, teknik promosi sampai pengenalan karakter konsumen,” papar Marolop.

Salah satu regulasi yang wajib jadi perhatian pelaku bisnis tekstil dekorasi rumah adalah mengenai tren kesehatan di Eropa. Dari paparan Remco Kemper selaku External Expert CBI Belanda, ada tiga hukum Eropa untuk seluruh produk tekstil dekorasi rumah yakni keamanan produk, jangkauan penggunaan bahan kimia dan tanggung jawab atas produk tersebut.

Ketiga hal vital inilah yang belum dipahami betul oleh pelaku industri lokal sehingga membuat produk-produk tekstil dekorasi rumah Nusantara belum bisa ‘bicara banyak’ di pasar Eropa.

Sama halnya seperti di pasar Eropa, konsumen Amerika Serikat juga cenderung peduli pada produk-produk sustainable apalagi yang berkaitan dengan tekstil. Sahabat Wirausaha tentu tahu bahwa industri tekstil memang sejak dulu dianggap sebagai sektor penghasil polusi dan limbah terbesar setelah migas. Bahkan budaya fast fashion seperti dilansir UKM Indonesia, disebut-sebut sebagai biang kerok polutan dalam industri ini.

Baca Juga: Memantau Peluang Pasar Ekspor melalui Platform Alibaba

Untuk itulah jika memang mendamba menembus pasar Eropa sampai Amerika Serikat, pelaku bisnis produk tekstil dekorasi rumah haruslah mulai belajar menggunakan bahan yang ramah lingkungan. Beberapa contoh material yang bisa kita pertimbangkan seperti katun lantaran dapat menyerap pestisida, hingga wool dan linen karena menggunakan energi yang relatif lebih kecil saat produksi dan punya daya tahan tinggi.

Selain isu lingkungan, industri tekstil secara keseluruhan di negara berkembang memang masih dihantui masalah tenaga kerja. Insiden tewasnya ribuan buruk pabrik garmen di Bangladesh pada tahun 2013 seolah memperkuat dugaan bahwa pabrik-pabrik tekstil negara berkembang seringkali memberikan upah di bawah standar, dengan fasilitas yang tidak aman dan tak menjamin kesehatan para pekerjanya.

Baca Juga: Mengenal Ragam Standar Produk Ekspor

Hal inilah yang akhirnya memicu Eropa mengeluarkan berbagai sertifikasi standar agar produk tekstil dekorasi rumah negara lain bisa masuk dengan mulus. Beberapa di antaranya seperti GOTS (Global Organic Textile Standar) dan OEKO-TEX untuk sertifikasi lingkungan dan Better Cotton Initiative untuk sertifikasi sosial. Tentunya sertifikasi-sertifikasi tersebut haruslah diketahui para pelaku bisnis tekstil dekorasi rumah di Indonesia.


Belanda dan Jerman, Pangsa Pasar Produk Tekstil Home Decor Menjanjikan

Di tengah berbagai tantangan yang dihadapi para pelaku bisnis tekstil dekorasi rumah, potensi ekspor yang dijanjikan masihlah terbuka lebar. Bahkan pada Oktober 2020 lalu, Mendag Agus Suparmanto memberangkatkan 25 kontainer produk asal Yogyakarta dalam dua tahap ke Amerika Serikat dan Eropa dengan nilai Rp10,68 miliar, seperti dilansir Medcom.

Dari puluhan kontainer itu, setidaknya sepuluh di antaranya merupakan kontainer yang berisi produk-produk tekstil dekorasi rumah. Di mana satu kontainer dari CV Palem Craft yang bakal diekspor ke Belgia, dan sembilan kontainer dari PT Out of Asia yang dikirim ke Amerika Serikat. Kabar ini jelas membuktikan kalau potensi ekspor tekstil dekorasi rumah asal Indonesia jelas masihlah cukup menjanjikan.

Tak berhenti di situ saja, beberapa tahun sebelumnya Kemendag dan CBI (Centre for Promotion of Imports from Developing Countries) telah sepakat dengan MoU yang menunjang ekspor produk-produk tekstil dekorasi rumah asal Indonesia ke Belanda.

Baca Juga: Apa itu Bill of Lading?

MoU ini sendiri bertujuan membuat kualitas produk-produk Nusantara bisa naik kelas yang memenuhi seluruh tanggung jawab sosial mulai dari isu ramah lingkungan hingga produksi bebas pekerja anak. Dilansir Liputan6, penting bagi pelaku bisnis ini paham betul atas MoU tersebut supaya produk-produk home decor domestik tak terjebak di kelas menengah seperti yang dialami produk tekstil dekorasi rumah asal China dan Vietnam.

Sekadar informasi, Belanda memang dianggap sebagai pangsa pasar terbesar Indonesia untuk benua Eropa terhadap ekspor produk tekstil dekorasi rumah yakni sebesar 22,5%. Jika produsen lokal memahami standar yang ditetapkan oleh masyarakat Eropa, bukan tak mungkin kalau produk-produk asli Tanah Air mampu bersaing dengan Polandia.

Lewat program MoU itu pula, Kemendag bahkan cukup percaya diri dengan menargetkan perluasan ekspor produk tekstil dekorasi rumah senilai 32,5 juta euro (sekitar Rp520 miliar). Dari paparan Kemendag seperti dilansir His Consulting, penandatangan MoU tersebut sabagai bagian dari proyek lanjutan lima tahun yang berlangsung sejak 2019 hingga 2024 mendatang. Yang menarik, MoU ini bukanlah kali pertama bagi CBI Belanda terlibat ‘membantu’ Indonesia.

Baca Juga: Jitu Membidik Peluang Pasar dan Target Negara Ekspor

Pada tahun 2013 silam, CBI sempat memberikan pelatihan kepada pelaku UKM agar dapat melakukan ekspor produk-produk mereka secara mandiri. Dalam pelatihan itu, pebisnis UKM di bidang produk tekstil dekorasi rumah juga diajari membaca pangsa dan peluang pasar Eropa. Lewat pelatihan hampir sembilan tahun silam itu, sudah ada 11 UKM yang melakukan ekspor produk dekorasi. Bahkan di tahun 2015-2017, mereka menambah nilai ekspor jadi US$8 juta.

“Dalam program pelatihan itu akan ada pembinaan ekspor termasuk di dalamnya pemahaman pasar Eropa dan kinerja tanggung jawab sosial. Baru kemudian fokus pada peningkatan strategi penetrasi pasar di mana mereka difasilitasi terlibat berbagai acara pemasaran seperti pameran, misi dagang bisnis ke bisnis hingga penggunaan teknologi e-commerce untuk kebutuhan pemasaran,” ungkap Dody Edward selaku Dirjen Pengembangan Ekspor Nasional panjang lebar.

Tak hanya Belanda, potensi ekspor tekstil dekorasi rumah rupanya juga terlihat dari Jerman. Berdasarkan laporan yang dilansir Marketing Insights Reports, Jerman merupakan salah satu pasar tekstil rumah terbesar di Eropa. Masyarakat Jerman membutuhan produk-produk tersebut untuk memperindah tampilan tempat tidur, kamar mandi, ruang makan hingga ruang keluarga yang terbukti dari meningkatnya pengeluaran riil untuk produk tekstil rumah.

Baca Juga: Mengenal Harga Patokan Ekspor

Bukan itu saja, meningkatnya pasar perumahan di benua Eropa juga mempengaruhi permintaan produk tekstil dekorasi rumah. Sempat meningkat di tahun 2017-2019 dan kemudian luluh lantak karena pandemi, sektor perumahan diperkirakan akan berangsur-angsur pulih dan jadi kabar baik untuk pelaku UKM lokal Tanah Air. Bagaimanapun juga, permintaan atas rumah yang meningkat juga bakal diikuti peningkatan terhadap dekorasi rumah itu sendiri.

Sekadar informasi, Jerman pada tahun 2018 tercatat sebagai importir produk tekstil dekorasi rumah terbesar di Eropa yang mayoritas memang berasal dari negara-negara tetangga. Beberapa eksportir lain diketahui berasal dari China, India dan Turki yang menjadikan pangsa pasar untuk Indonesia masihlah cukup terbuka lebar.

Bagaimana Sahabat Wirausaha? Masih sangat terbuka lebar bukan potensi ekspor tekstil dekorasi rumah ke luar negeri? Setidaknya jika pelaku bisnis sudah memahami betul tren yang diinginkan oleh konsumen global, bukan tak mungkin jika akhirnya produk-produk lokal bakal menarik perhatian hingga akhirnya mampu menciptakan lapangan kerja yang cukup lebar dan membantu pemulihan perekonomian nasional. Jadi, semangat dan manfaatkan kesempatan!

Jika merasa artikel ini bermanfaat, yuk bantu sebarkan ke teman-teman Anda. Jangan lupa untuk like, share, dan berikan komentar pada artikel ini ya Sahabat Wirausaha.