Free photo paris eiffel tower with bridge

Siapa yang tidak mengenal Perancis, negara kedua tujuan wisata di wilayah Eropa setelah Spanyol ini sangat digemari oleh wisatawan maupun imigran asing. Perancis merupakan salah satu negara di Eropa yang memiliki perekonomian yang kuat, menjadikan negara ini sebagai tujuan investor ataupun untuk ekspansi bisnis.

Hal ini dibuktikan dengan kemampuan Perancis untuk bangkit dari resesi yang terjadi pada tahun 2020 yang disebabkan oleh pandemi covid 19. Dilansir dari tradingeconomics.com, pertumbuhan ekonomi Prancis pada tahun 2021 naik menjadi 7% setelah sebelumnya mengalami penurunan hingga -8.1%, jika diakumulasikan total pertumbuhan Perancis meningkat sebesar 15% setelah resesi.

Baca Juga: Penyusunan Rencana Untuk Menunjang Pertumbuhan Usaha

Meskipun Perancis bukanlah negara tujuan ekspor utama Indonesia, namun Perancis dan Indonesia memiliki hubungan Bilateral yang kuat sejak puluhan tahun yang lalu, khususnya dalam bidang perdagangan dan investasi, pendidikan, industri pertahanan, sosial budaya, dan penanganan dampak perubahan iklim.

Nilai ekspor Indonesia ke Perancis dalam 5 tahun terakhir


Sumber: bps.go.id

Dilansir dari Badan Pusat Statistik (BPS), nilai total ekspor Indonesia ke Perancis pada tahun 2021 mencapai USD 1 miliar (sekitar Rp 14,57 triliun). Nilai total ekspor ini mengalami peningkatan setelah mengalami penurunan menjadi USD 916,3 juta (sekitar RP 13,35 triliun) pada tahun 2020 akibat pandemi covid 19.

Berdasarkan diagram diatas, dapat juga kita lihat bahwa peningkatan nilai total ekspor Indonesia ke Perancis ada tahun 2021 hampir mendekati nilai total ekspor Indonesia ke Perancis pada tahun 2019 sebelum pandemi covid 19 berlangsung. Hal ini menunjukkan bahwa perdagangan Indonesia-Perancis telah kembali normal, meskipun sempat mengalami penurun sebagai dampak dari pandemi covid 19 pada tahun 2020.

Baca Juga: PolicyLab COVID-19 VS UMKM: Pemulihan Ekonomi Indonesia di Tengah Pandemi

Dengan kembalinya aktivitas perdagangan Indonesia-Perancis dan adanya dukungan hubungan bilateral antar kedua negara, Perancis menjadi salah satu pasar di Uni Eropa yang berpotensi menguntungkan bagi produk Indonesia.

Wah, menarik bukan Sahabat Wirausaha? Lalu, kita pasti bertanya-tanya, produk-produk seperti apa sih yang berpotensi sukses memasuki pasar Prancis? Sebelum itu, yuk, kita kenal lebih dahulu seperti apa negara Prancis!


Mengenal Negara Prancis

Seperti yang Sahabat Wirausaha ketahui, Perancis yang dikenal sebagai negara tujuan wisatawan dan pusat fashion mode ini, merupakan salah satu negara tujuan utama bagi investor asing. Investasi asing di Perancis mencapai 39,58 miliar Euro (sekitar Rp 620,5 triliun), khususnya di industri pengolahan makanan dan minuman, mesin dan peralatan, alat listrik dan perlengkapan listrik, kendaraan, kesehatan dan jasa sosial, konstruksi, dan keuangan.

Beberapa negara yang merupakan investor utama di Perancis diantaranya: UAE, Kanada, Swiss, Jerman, Estonia, Australia, Bahama, Cyprus, Jepang, Hong Kong, Luxembourg, Belanda, Russia, dan Qatar. Dengan banyaknya investasi asing ini, kegiatan industri di Perancis terus berkembang sehingga roda perekonomian terus berputar.

Baca Juga: Pendampingan Gratis Bagi UMKM Terdampak Covid-19

Tingginya angka investasi di Perancis ini didukung oleh sejumlah kebijakan yang dikeluarkan oleh Presiden Macron mengenai tenaga kerja yang lebih fleksibel, meluncurkan program pendidikan kerja profesional, modernisasi sistem manajemen pemerintahan, inkubasi untuk proyek start-up, penyederhanaan prosedur untuk konstruksi dan ijin propertei, serta reformasi sistem pajak bisnis.

Di sisi lain, investasi Perancis di luar negeri ada di kisaran EUR 37,49 miliar (sekitar Rp 587,7 triliun) untuk industri-industri seperti: pengolahan makanan, pertambangan, perminyakan (petroleum), mesin dan peralatan, barang manufaktur, pertanian, dan transportasi, dengan negara-negara utama tujuan investasi: Inggris, Italia, Irlandia, Amerika Serikat, Swedia, Singapura, Polandia, Nigeria, Hungari, UAE, Bermuda, dan Kongo. Investasi Indonesia di Perancis sejauh ini adalah di bidang industri perjalanan (Garuda Holiday) dan pertambangan (Maurel and Prom, perusahaan subsidiary dari Pertamina).

Dari segi demografi, Perancis merupakan salah satu negara pilihan bagi imigran di Uni Eropa. Dengan populasi penduduk sebesar 67,8 juta pada tahun 2021, 12% dari total populasi Perancis merupakan penduduk imigran. Diperkirakan populasi penduduk Perancis akan terus meningkat terutama untuk penduduk imigran.

Dengan meningkatnya populasi imigran di Perancis akan meningkatkan keberagaman konsumsi untuk bahan pangan, produk apparel, tempat tinggal dan perabotan rumah tangga. Disisi lain, Perancis juga dikenal sebagai negara dengan penduduk yang memiliki selera seni yang tinggi. Hal ini akan membuka peluang bagi para eksportir untuk memperkenalkan produk kreatif asal Indonesia dan memasuki pasar Perancis maupun pasar produk kreatif di negara Uni Eropa lainnya.

Dilansir dari website Kementrian Luar Negeri, ekspor utama Indonesia ke Perancis berupa mesin dan alat listrik, minyak dan lemak, sepatu, karet dan produk karet, kopi, teh, bumbu, furnitur, produk pakaian dan akesoris, minyak esensial, alat musik, serta produk perikanan.

Baca Juga: Mengenal Berbagai Metode Pembayaran Ekspor

Sementara itu, impor Indonesia dari Perancis utamanya adalah mesin, produk susu, mobil, pesawat terbang dan komponen spareparts, obat-obatan, mesin elektrik dan komponen, bahan kimia organik, ekstrak resinoid untuk parfum dan kosmetik, pakan ternak, optik, plastik dan produk plastik, kimia, serat kayu (pulp wood), dan makanan olahan.

Dengan adanya hubungan Bilateral antara Perancis dan Indonesia, kuatnya perekonomian Prancis, dan tingkat heterogenitas dalam segi demografi, menjadikan negara ini sebagai negara tujuan ekspor yang potensial bagi produk Indonesia, khususnya untuk bahan pangan, produk apparel, dan furnitur rumah tangga.


Hubungan Bilateral Indonesia – Perancis

Hubungan bilateral Indonesia-Perancis sudah terjalin dengan baik sejak bulan September 1950 lalu. Pada tahun 2011, Perancis dan Indonesia sepakat untuk menjalin Kemitraan Strategis pada saat kunjungan resmi Perdana Menteri François Fillon ke Indonesia tanggal 30 Juni - 2 Juli.

Kemitraan Strategis ini berfokus pada lima bidang kerja sama, yaitu: perdagangan dan investasi, pendidikan, industri pertahanan, sosial budaya, dan penanganan dampak perubahan iklim. Pada bulan Maret 2017 lalu, kedua pemimpin Indonesia dan Perancis sepakat terus menguatkan kerja sama bilateral Indonesia-Perancis, khususnya di bidang ekonomi kreatif, pendidikan, maritim, pembangunan kota berkelanjutan (sustainable cities development), energi, pertahanan, serta infrastruktur.

Dalam bidang pendidikan, Indonesia-Perancis membentuk forum kerja sama Joint Working Group (JWG), yang meliputi antara lain: program Double Degree program di Strata Master (S2) dan program Joint Supervision pada Strata Doktoral (S3) yang dibiayai bersama. Sementara itu, kerja sama pendidikan sekolah kejuruan (vocational secondary education) terjalin melalui sejumlah program pemagangan di Prancis (apprenticeship programs) oleh beberapa guru sekolah kejuruan.

Baca Juga: Harga Patokan Ekspor

Dalam bidang pertahanan, kerja sama bilateral kedua negara didasarkan pada Memorandum of Understanding (MOU) tahun 1996 antara Kementerian Pertahanan RI dengan French Ministry of Defense untuk bidang: Cooperation in Equipment, Logistics dan Defense industries.

Sementara untuk sosial budaya, tercatat sejumlah Asosiasi Franco - Indonesian di Perancis yang khususnya aktif berkegiatan di bidang seni budaya. Para asosiasi ini turut berkontribusi pada peningkatan hubungan baik, khususnya jalinan people-to-people-contact, antara orang Perancis dan Indonesia.

Di sisi lain, terdapat pula sejumlah universitas di Perancis yang memiliki program Bahasa Indonesia, sehingga turut menjadi aset dalam pengenalan budaya Indonesia di Perancis. Di Perancis setiap tahunnya terdapat sejumlah kegiatan kebudayaan dan promosi pariwisata yang dilakukan oleh Pemerintah Indonesia dan pemerintah setempat Prancis.


Potensi Ekspor Produk Pertanian

Siapa yang tidak mengenal kopi asal Indonesia? Konsumsi kopi asal Indonesia di Perancis meningkat dengan pesat dalam beberapa tahun belakangan. Berdasarkan data Buletin Ekspor Indonesia tahun 2021 yang diterbitkan oleh Badan Pusat Statistik, terjadi peningkatan akan produk kopi asal Indonesia sebesar 36,95% pada tahun 2021 sehingga meningkatkan nilai ekspor kopi, yaitu dari USD 7,7 juta (sekitar Rp 112,21 miliar) selama tahun 2020 menjadi USD 11,6 juta (sekitar Rp 169,05 miliar).

Baca Juga: Melirik Peluang Bisnis di Sektor Pertanian Lewat Inovasi

Permintaan ekspor teh juga mengalami peningkatan sebesar 25,71% dengan nilai ekspor mencapai USD 38.914 selama tahun 2021. Sedangkan untuk permintaan getah karet mengalami penurunan sebanyak 32,7% selama tahun 2021, namun nilai ekspor untuk getah karet mengalami peningkatan sebanyak 37% dari USD 553.048 (sekitar Rp 8,05 miliar) pada tahun 2020 menjadi USD 758.197 (sekitar Rp 11,05 miliar).

Untuk kelompok tanaman obat, minyak aromaterapi, dan rempah-rempah (bumbu), juga terjadi peningkatan permintaan sebesar 289% selama tahun 2021 dengan nilai ekspor sebesar USD 3,37 juta (sekitar Rp 49,1 miliar). Untuk kelompok bumbu/rempah lainnya, seperti lada hitam, ada putih, juga mengalami peningkatan sekitar 19% - 35% selama tahun 2021.

Baca Juga: Peluang Pasar Produk Frozen Food

Selain itu, selama tahun 2021, terjadi peningkatan permintaan yang cukup signifikan akan produk sayur-sayuran sebesar 419% dari berat ekspor sayur-sayuran tahun 2020 sehingga meningkatkan total nilai ekspor dari tahun 2020 yang hanya USD 17.455 (sekitar Rp 254.3 juta) menjadi USD 28.260 (sekitar Rp 411,83 juta).

Pada kelompok produk minyak, permintaan produk minyak kelapa sawit mengalami penurunan yang cukup drastis, yaitu 56,34% dan mengakibatan penurunan total nilai ekspor untuk minyak kelapa sawit sebanyak 22% selama tahun 2021.

Berdasarkan data dari Buletin Ekspor Indonesia, total nilai ekspor minyak kelapa sawit tahun 2021 menurun hingga USD 86.9 juta (sekitar Rp 1,26 triliun) setelah sebelumnya mencapai USD 111,45 juta (sekitar Rp 1,6 triliun). Penurunan permintaan yang signifikan juga terjadi pada produk minyak kelapa, yaitu sekitar 88% sepanjang tahun 2021.

Baca Juga: Memberdayakan Potensi Lokal Dengan Inovasi Melalui Singkong Ala Sriminil Cake Singkong

Prancis juga mengimpor kelompok produk mentega, lemak, dan minyak kakao dari Indonesia. Pada tahun 2021, total nilai ekspor Indonesia untuk kelompok produk ini mencapai USD 22,46 juta (sekitar Rp 329,35 miliar) setelah sebelumnya hanya mencapai USD 20 juta (sekitar Rp 291,5 miliar) dengan total ekspor sebanyak 3.628 ton pada tahun 2020.


Potensi Ekspor Produk Apparel

Seperti yang kita tahu, Prancis memiliki populasi penduduk yang tinggi dan diprediksi akan terus bertambah, terutama untuk penduduk Imigran. Tingginya angka penduduk Prancis akan berdampak pada meningkatnya kebutuhan pasar Prancis akan produk apparel atau pakaian, terlebih Prancis adalah pusat fashion mode dunia.

Penduduk Prancis akan cenderung konsumtif untuk produk pakaian jadi. Namun pada tahun 2021, terjadi penurunan permintaan produk pakaian jadi asal Indonesia di Prancis sekitar 3% dari jumlah total ekspor pakaian jadi pada tahun 2020. Akan tetap hal ini tidak mempengaruhi total nilai ekspor dalam USD untuk produk pakaian jadi.

Berdasarkan data dari Buletin Ekspor Indonesia, Nilai ekspor produk pakaian jadi asal Indonesia di tahun sebelumnya adalah USD 50,8 juta (setara Rp 740,3 miliar) menjadi USD 54,6 juta (setara Rp 795,69 miliar) pada tahun 2021. Hal ini menunjukkan harga satuan ekspor untuk pakaian jadi mengalami peningkatan.

Baca Juga: 8 Jenis Promosi Paling Mantap Untuk Bisnis Fashion

Peningkatkan lain juga terlihat pada permintaan ekspor produk kain tenun sebesar 148% dengan total nilai ekspor pada tahun 2021 mencapai USD 561,8 ribu (sekitar Rp 8,19 miliar) setelah sebelumnya hanya USD 405,68 ribu (sekitar Rp 5,9 miliar) selama tahun 2020. Permintaan produk apparel akan diprediksi terus meningkat karena tingginya permintaan, dan sifat tren mode yang berubah-ubah dengan cepat.


Potensi Ekspor Produk Perikanan dan Kelautan

Berdasarkan data Buletin Ekspor Indonesia tahun 2021, terjadi peningkatan tren konsumsi kepiting selama tahun 2021 sebanyak 87,44% dan meningkatkan nilai ekspor untuk kepiting dari USD 3.777 (sekitar Rp 55,04 juta) menjadi USD 8.347 (sekitar Rp 122,03 juta) selama tahun 2021.

Untuk kelompok ikan hidup hasil tangkap, terjadi peningkatan permintaan hanya sekitar 1%, namun total nilai ekspor untuk kelompok ini mengalami penurunan sebesar 18,29%. Hal ini disebabkan oleh menurunnya harga ekspor satuan untuk ikan hidup hasil tangkap. Sedangkan untuk kelompok ikan segar/dingin dan udang hasil tangkap mengalami penurunan sekitar 15% selama tahun 2021.

Hal ini berbanding terbalik untuk ekspor fillet ikan beku. Ekspor fillet ikan beku ke Prancis mengalami peningkatan cukup signifikan dari 998 ton dengan nilai ekspor sebesar USD 4,9 juta (sekitar Rp 71,4 miliar) menjadi 1.328 ton dengan nilai ekspor sebesar USD 7,1 juta (sekitar Rp 103,5 miliar).

Baca Juga: Potensi Ekspor Produk Seafood

Pada kelompok kulit kerang dan lainnya, mengalami peningkatan permintaan sebanyak 136,88% selama tahun 2021, namun dikarenakan harga satuan ekspor untuk kulit kerang meningkat cukup signifikan, total nilai ekspor untuk kelompok ini meningkat sebesar 211%. Total nilai ekspor selama tahun 2021 untuk kulit kerang mencpai USD 393.971 (sekitar Rp 5,74 miliar), setelah sebelumnya hanya USD 126.725 (sekitar Rp 1,85 miliar).

Disisi lain, Prancis adalah salah satu negara pengimpor rumput laut utama bagi Indonesia setelah China, Vietnam, dan Amerika Serikat, namun permintaan ekspor rumput laut ke Prancis pada tahun 2021 mengalami penurunan sebanyak 25%. Hal ini mengakibatkan terjadinya penurunan total nilai ekspor untuk rumput laut sebesar 13%, yaitu dari USD 3,6 juta (sekitar Rp 52,5 miiar) menjadi USD 3,13 juta (sekitar Rp 45,61 miliar) selama tahun 2021.


Potensi Ekspor Produk Furnitur dan Produk Kreatif

Prancis merupakan salah satu negara pengimpor terbanyak untuk furnitur kayu, ukiran, maupun anyaman dari bambu. Secara keseluruhan, tren konsumsi masayarakat Prancis akan produk furnitur yang berasal dari kayu mengalami penurunan jika dibandingkan furnitur yang berasal dari anyaman rotan atau bambu.

Sebagai contoh, berdasarkan data dari Buletin Ekspor Indonesia tahun 2021, tren konsumsi untuk ukiran mengalami penurunan sebanyak 2% jika dibandingan tren konsumsi selama tahun 2020. Total nilai ekspor produk ukiran dari kayu juga mengalami penurunan dari USD 4,3 juta (sekitar Rp 62,66 miliar) menjadi hanya USD 4 juta (sekitar Rp 58,3 miliar) pada tahun 2021.

Baca Juga: Peluang Pasar: Furniture

Hal ini berbanding terbalik dengan tren konsumsi untuk produk anyaman bambu. Terjadi peningkatkan yang cukup signifikan pada tahun 2021 untuk produk anyaman bambu sebanyak dari 21,3% tahun 2020. Pada tahun 2021, total nilai ekspor untuk anyaman bambu mencapai USD 2,2 juta (sekitar Rp 32 miliar) setelah pada tahun 2020 hanya mencapai USD 1,8 juta (sekitar Rp 26,23 miliar).


Potensi Ekspor Lainnya

Produk lain yang memiliki potensi untuk dipasarkan di pasar Prancis adalah sarang burung. Sarang burung dapat dijadikan bahan makanan untuk masakan tertentu dan sebagai bahan baku obat. Terjadi peningkatan permintaan untuk Sarang Burung sebesar 20,49% sehingga meningkatkan nilai ekspor dari tahun 2020 sebesar USD 198.842 (sekitar Rp 2,89 miliar) menjadi USD 248.808 (sekitar Rp 3,62 miliar) selama tahun 2021.

Nah, Sahabat Wirausaha, Prancis memang bukan negara tujuan ekspor utama bagi Indonesia. Namun, dengan adanya kerjasama strategis Prancis-Indonesia, kuatnya perekonomian Prancis, dan tingkat heterogenitas dalam segi demografi, menjadikan negara ini sebagai negara tujuan ekspor yang potensial bagi produk Indonesia di Uni Eropa.

Baca Juga: Potensi Ekspor Rempah-Rempah di Pasar Eropa

Produk asal Indonesia yang diekspor ke Prancis, meliputi produk pertanian (kopi, teh, minyak esensial, rempah-rempah, minyak dan lemak, karet dan produk karet), produk apparel, produk perikanan, dan furnitur, memiliki potensi besar untuk memasuki pasar Prancis.

Tren konsumsi pasar Prancis akan diperkirakan terus bertumbuh mengingat meningkatnya jumah penduduk imigran setiap tahunnya. Hal ini membuka peluang bagi pasar internasional untuk memenuhi kebutuhan pasar Prancis. Apakah Sahabat Wirausaha tertarik untuk memasuki pasar Prancis?

Jika merasa artikel ini bermanfaat, yuk bantu sebarkan ke teman-teman Anda. Jangan lupa untuk like, share, dan berikan komentar pada artikel ini ya Sahabat Wirausaha.

Referensi:

  1. Bps.go.id
  2. Gatra.co.id
  3. Katadata.co.id
  4. Kemlu.go.id
  5. Suarakatim.co.id
  6. tradingeconomics.com