Indonesia memiliki beragam jenis sumber kekayaan yang melimpah. Mulai dari kekayaan alamnya yang tak pernah habis mengundang decak kagum para turis, hingga kekayaan budaya yang juga tidak kalah indah.

Salah satu warisan budaya Indonesia yang selalu menjadi kebanggaan adalah kain kerajinan. Ternyata, kain kerajinan Indonesia pun memiliki berbagai macam motif dan jenis yang masing-masing menampakkan ciri khasnya tersendiri.

Namun, nampaknya eksistensi kain kerajinan di mata para millenial tidak begitu menarik perhatian sebagian besar dari mereka. Hal ini mungkin saja disebabkan oleh hantaman budaya luar yang masuk ke Indonesia.

Baca Juga: Kerajinan, Komoditas Unggulan Indonesia yang Berpotensi Ekspor

Akan tetapi, masih banyak juga warga Indonesia yang mencintai produk kain kerajinan Indonesia dan memperkenalkannya ke luar negeri sebagai suatu karya seni yang dapat dinikmati.

Lantas, bagaimana cara mengoptimalkan potensi ekspor kain kerajinan Indonesia? Simak pembahasan selengkapnya berikut ini.


Mengapa Kain Kerajinan?

Indonesia memiliki beragam jenis kain kerajinan dengan variasi keindahan serta ciri khas masing-masing. Beberapa kain kerajinan tekstil Indonesia yang terkenal antara lain kain batik, kain songket, dan kain tenun.

Ragam jenis kain kerajinan tekstil khas Indonesia ini nyatanya memiliki banyak penggemar di manca negara. Terbukti mulai pada tahun 2017 sampai dengan 2019 nilai ekspor kain tekstil Indonesia terus menerus mengalami peningkatan.

Bahkan di antara negara-negara ASEAN lainnya yang melakukan ekspor tekstil dan pakaian, Indonesia menduduki peringkat ke-12. Adapun dalam kapasitas produksi kain tekstil, Indonesia tergolong ke dalam 10 besar di dunia.

Baca Juga: Berawal dari Hobi, Rahfi Craft Jadi Penghasil Rupiah Menjanjikan


Sumber: Kontan.co.id

Berdasarkan grafik di atas, nilai ekspor kain tekstil Indonesia terus menerus mengalami peningkatan dari tahun 2017 hingga 2019 sebanyak 4,9%. Dengan demikian, pada tahun-tahun berikutnya juga diprediksi akan mengalami peningkatan kembali.


Sumber: Kontan.co.id

Selain itu, pertumbuhan industri kain tekstil di Indonesia juga ikut mengalami perkembangan yang ditandai dengan pendapatan sebesar 39,22 juta US dollar pada tahun 2019 dengan kapasitas volume hingga 8.343,76 kilo metric ton serta CAGR dengan persentase sebanyak 5,74%.

Baca Juga: Dnikz Collection, UKM dengan Seni Craft Otentik yang Memberdayakan Kreativitas

Trend pertumbuhan industri kain ini diperkirakan akan terus meningkat hingga tahun 2024 dengan pendapatan lebih dari 50 juta US dollar pada kapasitas volume sebesar 11.030,61 kilo metric ton.


Jenis Kain Kerajinan Indonesia dan Potensinya

Tidak melulu hanya kain batik, songket, ataupun tenun, Indonesia memiliki ragam jenis kain kerajinan lain yang memiliki potensi sama besarnya di manca negara dengan 3 kain tersebut. Berikut ini adalah beragam jenis kain kerajinan Indonesia yang perlu Sahabat Inisiator ketahui.

1. Kain Sasirangan

Kain Sasirangan merupakan jenis kain kerajinan yang berasal dari Kalimantan Selatan. Disebut sasirangan karena memiliki kata dasar sirang yang dalam Bahasa Banjar, Kalimantan Selatan berarti menjelujur. Kain ini memang memiliki ciri khas pada jahitannya yang menggunakan teknik jahitan jelujur.

Pada September lalu, Sandiaga Salahuddin Uno selaku Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Indonesia menyatakan rasa optimisnya terhadap potensi Kain Sasirangan untuk mendukung kebangkitan ekonomi di Kalimantan Selatan.

Baca Juga: Cara Mendorong Kreativitas Dalam Berbisnis

Menurutnya, potensi akan Kain Sasirangan ini dapat dikembangkan dengan lebih baik lagi mengingat beberapa kelompok ibu-ibu di sana sempat mendapatkan 10 juta akses permodalan dalam kurun waktu 5 tahun.

2. Kain Besurek

Kain Besurek merupakan salah satu kain kebanggaan yang berasal dari Provinsi Bengkulu, Indonesia karena pada tahun 2015 ditetapkan sebagai Warisan Budaya Takbenda. Adapun nama kain ini, Besurek ternyata berasal dari Bahasa Bengkulu itu sendiri yang terdiri dari dua suku kata, yaitu “ber” yang berarti “surat” serta “surek” yang artinya “tulisan”.

Kain Besurek dapat juga diterjemahkan secara bebas menjadi ‘bertulisan’ atau ‘bersurat’. Ciri khas kain besurek ini memang terdapat pada corak tulisan kaligrafi Arab yang sekaligus sebagai penanda bahwa kain ini merupakan hasil dari akulturasi budaya Arab di Provinsi Bengkulu.

3. Kain Tapis

Kain Tapis adalah salah satu jenis kain kerajinan dari Provinsi Lampung yang mengkombinasikan antara benang emas dan benang katun. Benang emas pada kain tapis digunakan sebagai hiasan yang dibuat dengan sistem sulam. Adapun benang katun yang bahan dasarnya terbuat dari kapas dipakai untuk pembuatan dasar Kain Tapis.

Baca Juga: 10 Wirausaha Inovatif yang Ramah Lingkungan

Saat ini, Kain Tapis sering digunakan untuk menghadiri acara adat atau kebudayaan Lampung, seperti upacara pernikahan masyarakat Lampung. Selain itu, Kain Tapis juga memiliki potensi nilai jual yang tinggi. Salah satu UMKM Indonesia yang fokus memberdayakan Kain Tapis bahkan dapat meraup omzet Rp 20 hingga 40 juta per bulannya.

4. Kain Lurik

Kain Lurik merupakan kain kerajinan asal Indonesia, tepatnya berasal dari Pulau Jawa yang memiliki ciri khas berupa motif garis-garis kecil yang tersusun secara tradisional. Kain Lurik biasa menggunakan bahan katun dasar sehingga harganya dapat dibilang relatif lebih terjangkau untuk masyarakat menengah ke bawah.

Kain Lurik ini juga biasanya digunakan sebagai bahan dasar pembuatan surjan yang umumnya menjadi pakaian khas warga pria Jawa di pedesaan. Namun, seiring dengan perkembangan di dunia fashion, Kain Lurik tak lagi bermain di warna-warna yang monoton, melainkan mulai merambah aneka warna lainnya. Oleh karena itu, jangan kaget jika Sahabat Wirausaha menemuka jas atau rompi dengan Kain Lurik sebagai bahan utamanya.

5. Kain Ulos

Kain Ulos merupakan salah satu kebudayaan khas Indonesia berupa busana yang berasal dari Batak, Sumatera Utara. Hitam, putih, dan merah merupakan warna-warna yang umumnya mendominasi satu Kain Ulos. Kemudian, warna tersebut ditambahi dengan ornament hiasan ragam corak tenun yang terdiri dari benang berwarna perak atau emas.

Baca Juga: Beberapa Skema Transformasi Untuk Menjadi Bisnis yang Lebih Bertanggung Jawab Sosial dan Lingkungan

Awalnya, Kain Ulos hanya berupa sarung atau selendang yang seringkali ditemukan pada acara adat atau perhelatan resmi masyarakat Batak. Akan tetapi, seiring perkembangan dunia mode, kini Kain Ulos juga dapat kita jumpai pada aneka ragam kreasi, mulai dari ikat pinggang, alas meja, produk souvenir, dompet, pakaian, tas, gorden, dasi, hingga sarung bantal.

Bicara soal potensi Kain Songket, peminatnya berasal dari dalam dan luar negeri. Penikmat Kain Ulos dari Indonesia sendiri kebanyakan berasal dari Pulau Jawa. Namun, negara lain seperti Singapura dan Malaysia juga tercatat sebagai pemesan Kain Ulos terbanyak. Hal ini menunjukkan Kain Ulos memiliki potensi ekspor yang cukup besar.

6. Kain Songket Lombok

Kain Songket Lombok adalah salah satug jenis kain kerajinan asal Indonesia yang proses pembuatannya dengan cara ditenun menggunakan benang berwarna perak dan emas. Adapun Kain Songket ini masuk ke dalam jenis tenunan brokat. Sementara itu, jenis kain yang biasa digunakan untuk pembuatan Kain Songket Lombok antara lain kain katun sutra, kain sutra, ataupun kain katun.

Awalnya, Kain Songket berasal dari Pulau Sumatra. Namun, seiring perkembangan, selain Pulau Sumatra, pusat kerajinan Kain Songket kini tersebar di beberapa daerah di Indonesia, seperti Bali, Kalimantan, Sumbawa, Sulawesi, serta Lombok.

Baca Juga: HeySTARTIC, Dari Proyek Sosial Bertransformasi Menjadi Inovasi Sosial

Selain Indonesia, Kain Songket Lombok memiliki penggemar dari luar negeri. Negara dengan jumlah impor Kain Songket Lombok terbanyak, antara lain Jepang dan Jerman. Mereka jatuh cinta dengan motif Kain Songket Lombok yang memiliki ciri khas dan keunikan tersendiri. Hal ini menunjukkan bahwa Kain Songket Lombok memiliki potensi ekspor, khususnya di kedua negara tersebut.

7. Kain Batik

Kain Batik adalah salah satu jenis kain kerajinan asal Indonesia yang paling umum dan dikenal hampir seluruh orang di dunia. Kain Batik Indonesia memiliki ciri khas pada proses pembuatannya yang menggunakan malam untuk melukiskan motif pada suatu kain. Setelah proses tersebut kemudian kain diolah dengan tahapan tertentu hingga menghasilkan suatu karya batik.

Adapun secara Bahasa, “batik” berasal dari kata dasar Bahasa Jawa “amba” yang artinya “luas” atau “lebar” dan “nithik” yang dapat diartikan dengan “membuat titik”. Jika digabung menjadi satu kesatuan, “bathik” berarti menghubungkan antara satu titik dengan titik lainnya hingga menjadi pola gambar tertentu pada suatu kain yang lebar atau luas.

UNESCO telah menetapkan Kain Batik sebagai Warisan Budaya Indonesia sejak tahun 2009, tepatnya pada tanggal 2 Oktober yang sampai saat ini diperingati sebagai Hari Batik Nasional.

Baca Juga: Mutiara Lombok Waidah: Berawal dari Reseller Sampai Memiliki Galeri Sendiri

Karena Kain Batik merupakan salah satu kain kerajinan asal Indonesia yang paling terkenal, oleh karena itu tidak dapat dipungkiri, nilai ekspornya juga yang paling tinggi di antara jenis kain kerajinan Indonesia lainnya. Bahkan, meski di masa pandemi seperti sekarang Kain Batik memiliki nilai jual di pasar global mencapai 21,54 juta dolar AS tercatat pada periode Januari hingga Juli tahun ini.

Selain itu, di antara jenis kain kerajinan Indonesia lainnya, Kain Batik juga yang modifikasi kreasinya lebih awal dan paling beragam. Hal ini juga dikarenakan popularitas Kain Batik yang memang lebih tinggi dibandingkan dengan jenis kain khas Indonesia yang lain.


Strategi Tembus Pasar Ekspor Produk Kain Kerajinan Indonesia

Beberapa jenis kain kerajinan Indonesia memiliki pesona dan target pasarnya tersendiri, tidak terkecuali kain batik. Jenis kain kerajinan Indonesia inilah yang tetap meraup profit melimpah meski di masa pandemi. Australia dan Amerika Serikat tercatat sebagai negara peminat kain batik yang paling banyak.

Baca Juga: Shiroshima Indonesia

Lalu bagaimana dengan strategi produk kain kerajinan Indonesia agar tembus pasar ekspor dan memiliki penggemar setia di pasar global? Simak beberapa tips berikut.

1. Optimalkan Potensi Ekspor Kain Kerajinan Indonesia dengan Produk yang Sustainable

Sustainable itu sendiri artinya berkelanjutan. Sehingga definisi produk sustainable dapat kita terjemahkan sebagai suatu produk yang bersifat ramah lingkungan sehingga penggunaannya dapat dimanfaatkan untuk kebutuhan sehari-hari secara berkelanjutan.

Produk-produk yang bersifat sustainable sekaligus dapat mendorong kampanye penyelamatan bumi dari ancaman sampah yang seringkali dikenal dengan tagar #SaveEarth.

Salah satu inspirasi produk sustainable yang dapat dikreasikan dengan kain kerajinan Indonesia adalah tas belanja. Saat ini di Indonesia sendiri penggunaan plastik atau kantong kresek sekali pakai mulai bergeser ke arah tas belanja.

Jika Sahabat Wirausaha berminat untuk terjun sebagai pelaku ekspor kain kerajinan, kalian bisa membuat beragam jenis tas belanja dengan aneka kain khas Indonesia yang cantik.

2. Fokus pada Pemasaran Fashion Muslim di Negara Timur Tengah

Negara Timur Tengah tercatat sebagai negara urutan kedua tertinggi dengan konsumsi produk tekstil dan garmen asal Indonesia. Dengan latar belakang penduduk Timur Tengah yang mayoritas memeluk agama Islam seperti Indonesia, Sahabat Wirausaha dapat fokus pada kreasi produk fashion muslim dengan menggunakan kain kerajinan asal Indonesia.

Baca Juga: Jawa Classic, Mengulik Limbah Menjadi Apik dan Menarik

Saat ini, sudah banyak inspirasi kain kerajinan Indonesia yang disulap menjadi gamis atau pakaian muslim yang umumnya digunakan pada acara resmi tertentu. Trend ini juga didukung oleh beberapa desainer kenamaan asal Indonesia yang turut memperkenalkan kain kerajinan pada pagelaran busana internasional.

3. Tingkatkan Potensi Ekspor Kain Kerajinan Indonesia dengan SNI

Seperti yang sudah dibahas sebelumnya, Indonesia memiliki banyak sekali ragam jenis kain kerajinan dengan ciri khas dan keunikannya masing-masing. Oleh karena itu, perlu adanya identifikasi untuk mengenali keaslian suatu kain tersebut sehingga ciri khasnya tetap terjaga dan dikenal sebagai salah satu nilai budaya asal Indonesia.

Penambahan Standar Nasional Indonesia (SNI) yang disertai dengan atribut Indikasi Geografis (IG) dapat meningkatkan nilai ekspor kain kerajinan Indonesia. Sebagai contoh, penggunaan label pada Kain Sarung Bugis demi terjaminnya keaslian dan jaminan knowledge asal daerah Kain Sarung Bugis di mata internasional.

4. Maksimalkan Strategi Pemasaran dengan Digital Marketing

Digital marketing memungkinkan pemasar untuk memasarkan produknya secara global dan online. Sahabat Wirausaha dapat melakukan research terlebih dahulu untuk menentukan target segmen yang tepat, berapa budget yang sebaiknya dikeluarkan, negara mana saja yang tercatat memiliki minat atau konsumsi besar akan produk kain kerajinan asal Indonesia, dan lain sebagainya.

Baca Juga: Krealogi (Du Anyam): Inovasi Untuk Ibu-Ibu Pengrajin Bumi Pertiwi

Setelah Sahabat Wirausaha menyesuaikan dengan data-data yang dibutuhkan tersebut, dapat berlanjut untuk membuat iklan atau kampanye di beberapa social media atau Google. Setelah itu, lakukan analisis dan evaluasi performance iklanmu untuk menentukan langkah selanjutnya yang hendak kamu ambil untuk beriklan kembali.

Sahabat Wirausaha, kain kerajinan asal Indonesia memang memiliki potensi ekspor yang sangat besar. Terlebih jika didukung dengan strategi pemasaran produk yang baik. Akan tetapi, tentu sangat disayangkan jika hal tersebut tidak diimplementasikan. Semoga artikel ini dapat membeikan manfaat untuk para Sahabat Wirausaha yang tertarik untuk terjun sebagai pelaku ekspor kain kerajinan Indonesia.

Jika merasa artikel ini bermanfaat, yuk bantu sebarkan ke teman-teman Anda. Jangan lupa untuk like, share, dan berikan komentar pada artikel ini ya Sahabat Wirausaha.

Referensi:

  1. Kontan.co.id
  2. Wikipedia – Sasirangan
  3. Antara News
  4. Wikipedia – Kain Besurek
  5. Liputan6.com
  6. Wikipedia – Kain Tapis
  7. Kompas.com
  8. Wikipedia – Ulos
  9. Bisnis.com
  10. Wikipedia – Batik
  11. Republika.co.id
  12. Bubuh.id
  13. bsn.go.id
  14. Wikipedia – Lurik
  15. Wikipedia – Songket
  16. Viva.co.id