Sumber: Unsplash

Sahabat Wirausaha, dalam dunia bisnis tentu istilah likuiditas sudah lazim didengar. Namun, sebenarnya apa yang dimaksudkan dengan likuiditas? mengapa likuiditas itu penting, dan bagaimana cara untuk mengukur likuiditas tersebut? Yuk, simak penjelasannya berikut ini.


Definisi

Menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia), likuiditas merupakan kemampuan sebuah perusahaan atau bisnis dalam memenuhi kewajiban membayar utang dan sebagainya pada waktu tertentu yang telah ditentukan.

Bila disajikan dalam bentuk laporan keuangan maka kewajiban tersebut kita kenal dengan istilah liabilitas. Selain itu, utang yang dimaksudkan adalah utang jangka pendek. Jangka pendek berarti merujuk kepada periode kurang dari satu tahun.

Baca Juga: Tips Membaca Laporan Neraca Keuangan Bagi UKM

Lalu, apa saja yang tergolong dalam utang jangka pendek? Yang tergolong dalam utang jangka pendek adalah utang gaji, utang usaha atau utang dagang yang meliputi pembelian perlengkapan kantor, kemudian utang biaya yang meliputi tagihan rutin bulanan yang sangat penting untuk menunjang kegiatan operasional perusahaan seperti tagihan listrik, tagihan internet, tagihan telepon, dan tagihan air.


Mengapa Likuiditas Penting?

Sahabat Wirausaha, likuiditas sangat penting dalam proses penilaian kinerja suatu perusahaan maupun bisnis. Berdasarkan pengertian likuiditas yang telah diuraikan sebelumnya, maka likuiditas dapat menggambarkan sejauh mana sebuah perusahaan atau bisnis mampu melunasi semua utang jangka pendeknya sehingga likuiditas dapat diukur tinggi-rendahnya.

Semakin tinggi likuiditas suatu perusahaan atau bisnis maka dapat dikatakan bahwa kinerja suatu perusahaan maupun bisnis tersebut baik. Sebaliknya, semakin rendah likuiditas suatu perusahaan atau bisnis maka dapat dikatakan bahwa kinerja suatu perusahaan maupun bisnis tersebut kurang baik.

Baca Juga: Apa itu Capital?


Pengukuran Likuiditas

Jadi, bagaimana cara mengukur likuiditas? Disadur dari sumber Investopedia, likuiditas dapat diukur dengan menggunakan tiga rasio likuiditas yaitu Current Ratio, Quick Ratio, dan Days Sales Outstanding (DSO) yang dapat diuraikan sebagai berikut.

1. Current Ratio

Current Ratio mengukur kemampuan suatu perusahaan untuk melunasi kewajiban lancarnya (yang terutang dalam kurun waktu satu tahun) dengan total aset lancarnya seperti kas, piutang, dan persediaan.

Baca Juga: Potensi Ekspor Produk Teh

Rasio ini dapat dihitung dengan cara membandingkan jumlah aset lancar dengan jumlah kewajiban lancar. Semakin tinggi rasio, maka semakin baik posisi likuiditas suatu perusahaan tersebut. Rumus Current Ratio dapat digambarkan sebagai berikut.

Current Ratio = Aset Lancar/Kewajiban Lancar

2. Quick Ratio

Quick Ratio merupakan indikator posisi likuiditas jangka pendek perusahaan dan mengukur kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya dengan aset yang paling likuid. Semakin tinggi hasil rasio, maka dapat dikatakan bahwa semakin baik likuiditas dan kesehatan keuangan perusahaan.

Baca Juga: Apa itu Price Earning Ratio?

Sebaliknya, semakin rendah rasionya maka semakin besar kemungkinan perusahaan akan sulit untuk membayar semua utangnya. Rumus Quick Ratio dapat digambarkan sebagai berikut.

Quick Ratio = (Aset lancar - Persediaan - Biaya dibayar di muka)/Kewajiban Lancar

3. Days Sales Outstanding (DSO)

Days Sales Outstanding (DSO) mengacu pada jumlah hari rata-rata yang dibutuhkan perusahaan untuk mengumpulkan pembayaran setelah melakukan penjualan. Nilai rasio DSO yang tinggi menunjukkan bahwa perusahaan membutuhkan waktu yang sangat lama dalam menagih pembayaran tersebut. Rasio ini umumnya dihitung secara triwulanan atau tahunan dan dirumuskan sebagai berikut.

Days Sales Outstanding (DSO) = Rata-rata Piutang/Pendapatan per hari

Nah, dengan demikian Sahabat Wirausaha kini dapat lebih memahami tentang likuiditas serta bagaimana cara mengukur likuiditas tersebut. Semoga artikel ini dapat bermanfaat bagi Sahabat Wirausaha yah.

Baca Juga: Inilah Platform E-Commerce yang Mendorong Omset UKM

Referensi:

  1. KBBI Online
  2. Wikipedia
  3. Investopedia.