Sahabat Wirausaha, kita semua tentu sepakat bahwa salah satu bagian tersulit dalam sebuah bisnis adalah ketika harus menentukan harga produk. Kenapa bisa dibilang sulit? Karena harga produk bisa mempengaruhi bagaimana kinerja bisnis itu sendiri di tengah pasaran.

Ada banyak sekali produk entah barang atau jasa yang ditinggalkan calon konsumen hanya karena harga jualnya terlalu tinggi, sehingga kalah oleh kompetitor. Sebaliknya ada juga produsen yang menjadi pilihan utama sekalipun produknya tak terlalu berkualitas, hanya karena harga jual produknya sesuai dengan daya beli masyarakat.

Tentu Sahabat Wirausaha enggan bukan, produk bisnis yang sudah dipikirkan secara matang malah tidak bisa diterima pasar hanya karena harganya terlalu melambung? Karena itulah sejumlah tips menentukan harga produk yang bakal kami ulas berikut ini bisa coba diterapkan.

Baca Juga: Tips Memulai Usaha Dagang atau Toko Online


Faktor yang Mempengaruhi Harga Jual Produk

Seperti halnya kualitas sebuah produk, harga produk ternyata juga bisa dipengaruhi sejumlah faktor. Faktor-faktor inilah yang wajib diketahui setiap pebisnis supaya produk yang mereka tawarkan ke pasaran memiliki perhitungan harga paling efektif. Disebut efektif karena tidak membebani biaya produksi, tetap bisa memberikan keuntungan dan pastinya sesuai dengan daya beli masyarakat.

Dilansir Kita Lulus, berikut ini adalah sejumlah faktor yang dapat menentukan harga jual produk:

1. Biaya Tetap Perusahaan

Dalam sebuah proses produksi, biasanya terdapat sejumlah biaya yang wajib dikeluarkan dan punya perhitungan tidak berubah yang disebut dengan biaya tetap (fixed cost). Beberapa hal yang bisa dikategorikan sebagai biaya tetap seperti tagihan listrik, upah karyawan tetap, biaya perawatan mesin hingga sewa gedung.

Disebut biaya tetap karena tak peduli volume produksi atau fluktuasi harga bahan baku, biaya ini punya perhitungan tetap yang harus dibayarkan oleh perusahaan. Karena merupakan beban rutin perusahaan, sudah pasti biaya tetap ini akhirnya ikut mempengaruhi besar kecilnya harga jual sebuah produk.

Baca Juga: Bagaimana Menentukan Besaran Promo Diskon?

2. Biaya Variabel Perusahaan

Hampir sama dengan fixed cost, biaya variabel (variable cost) juga merupakan biaya yang menjadi beban sebuah bisnis. Hanya saja besaran variable cost ini berbeda-beda tergantung dengan jumlah volume produk yang dihasilkan. Beberapa di antaranya bisa dikategorikan variable cost adalah gaji pekerja tambahan dan tentunya biaya bahan baku. Biasanya variable cost akan meningkat seiring dengan jumlah produk yang bertambah dan sebaliknya.

3. Perhitungan BEP (Break Even Point)

Hal terakhir yang menjadi faktor saat hendak menentukan harga jual produk adalah BEP. Dalam lingkup bisnis dan ekonomi, BEP juga bisa disebut sebagai titik impas. Sekadar informasi, BEP terjadi saat perusahaan tidak mengalami untung ataupun rugi karena jumlah pengeluaran untuk produksi setara dengan jumlah penghasilan atau laba yang diperoleh.

Penting bagi Sahabat Wirausaha saat menjalankan bisnis untuk melakukan perhitungan BEP. Lewat perhitungan BEP yang tepat, kalian bisa menentukan analisa proyeksi volume produk yang wajib dihasilkan maupun biaya-biaya yang akan dikeluarkan supaya tidak merugi.

Baca Juga: 5 Tips Pasang Harga di Marketplace

Nah, jika ketiga faktor di atas sudah dipahami maka tentu akan sangat mudah dalam menentukan harga jual produk.


5 Tips Tentukan Harga Produk Sesuai Kemampuan Pasar

1. MSRP

Cara pertama untuk menentukan harga jual produk agar bisa memaksimalkan keuntungan adalah lewat MSRP (Manufacturer Suggested Retail Price). Tak berbeda jauh dengan keystone pricing yang juga mudah, teknik MSRP bahkan membuat produsen tak perlu pusing menetapkan harga.

Kenapa begitu?

Karena ternyata harga jual sudah ditentukan oleh pabrik.

Biasanya perusahaan-perusahaan yang bergerak di sektor manufaktur seperti produk-produk elektronik dan pembuatan kendaraan bermotor, menggunakan teknik MSRP dalam menjual produknya. Namun demi memaksimalkan keuntungan, beberapa produsen biasanya mengubah harga jual produknya ketika menawarkannya ke konsumen secara langsung maupun pasar lain yang lebih menjanjikan.

2. Strategi Positioning Produk

Dibandingkan dengan tips menentukan harga yang dibahas dalam artikel ini, bisa dibilang kalau teknik strategi positioning produk mungkin cukup menarik karena tak punya rumus pasti perhitungannya dalam bentuk angka. Sesuai dengan namanya, strategi positioning lebih mengutamakan bagaimana sebuah produk dikenal dan diingat oleh pasar dibandingkan produk lain. Untuk itulah penting bagi pelaku bisnis mengutamakan atribut, manfaat dan kategori produknya secara tepat.

Baca Juga: Apa itu Co-Branding?

Sehingga saat harga jual produk ditentukan lewat strategi ini, maka harga yang jauh lebih murah tidak akan menjadi faktor utama laris di pasaran. Kenapa begitu? Karena konsumen lebih memilih produk dengan harga yang masuk akal dan sesuai kualitas. Jika produk yang Sahabat Wirausaha tawarkan punya harga lebih murah tapi kualitasnya jauh lebih baik sehingga produk punya positioning sendiri di pasaran, maka akan selalu diburu oleh konsumen, seperti dilansir Xendit.

3. Strategi Margin Pricing

Bisa dibilang tips penentuan harga yang satu ini punya perhitungan yang berlawanan dengan strategi markup pricing. Kenapa begitu? Karena Sahabat Wirausaha harus menentukan jumlah modal dan harga jual produk dulu, baru kemudian mengetahui berapa besar persentase laba produk. Jika disederhanakan dalam rumus menjadi seperti ini:

Margin Pricing = (Harga Jual – Harga Modal) / Harga Jual

Misalkan saja kalian menjalankan bisnis nasi goreng dengan total modal per piring sekitar Rp15 ribu, lalu ingin dijual Rp40 ribu. Maka besaran margin pricing-nya jadi (Rp40 ribu – Rp15 ribu) : Rp40 ribu = 62,5%. Nanti setelah margin pricing diketahui, kalian akan bisa menilai apakah besaran laba yang diinginkan itu terlalu besar atau terlalu kecil sehingga harga jual produk dapat disesuaikan.

Baca Juga: Startegi Branding Mendapatkan Konsumen Loyal

4. Strategi Markup Pricing

Sesuai dengan namanya, markup pricing merupakan salah satu teknik penentuan harga jual produk dengan cara menambahkan beberapa persen dari keseluruhan nilai bahan baku dan biaya produksi. Untuk itu dibutuhkan jumlah seluruh biaya yang dikeluarkan alias modal terlebih dulu, baru menentukan harga jual yang sudah di-markup.

Dilansir Cermati, secara sederhana rumus untuk teknik ini adalah:

Harga Jual Produk = Jumlah Biaya Bahan Baku + (Jumlah BIaya Bahan Baku x Markup)

Contohnya adalah Sahabat Wirausaha ingin menjual produk sambal dengan modal Rp30 ribu (termasuk biaya bahan baku, biaya produksi dan upah karyawan) per botol. Kalau markup yang ditetapkan adalah 30%, maka harga jual produknya jadi Rp30 ribu + (Rp30 ribu x 30%) = Rp39 ribu.

5. Keystone Pricing

Tips terakhir saat Sahabat Wirausaha ingin menentukan harga produk agar profit bisa optimal adalah menggunakan teknik keystone pricing. Bisa dibilang teknik ini termasuk yang termudah karena kalian tinggal menetapkan harga jual produk sebesar dua kali lipat dari total biaya produksi. Sering digunakan oleh para pelaku bisnis retail, kunci dari keystone pricing adalah pelaku bisnis harus berkomitmen untuk terus menjaga kualitas produk tanpa mempedulikan variable cost yang mungkin bisa naik.

Baca Juga: Solusi Transaksi Digital Untuk Pengelolaan Keuangan Bisnis

Contohnya seperti kalian menjual produk hijab premium dengan total biaya produksi Rp150 ribu per lembar, maka harga jualnya bisa langsung ditetapkan Rp300 ribu per lembar. Lantaran harus menjaga betul kualitas produk, ketika nanti ditemukan ada yang cacat produksi, bisa saja konsumen kecewa berat dan berhenti membeli produk tersebut.

Melihat sejumlah tips di atas, terbukti kalau memang dalam menentukan harga produk setiap pebisnis tak bisa melakukannya secara sembrono. Berbagai faktor wajib jadi perhatian sehingga nantinya produk yang dihasilkan mampu memiliki harga paling kompetitif di pasaran.

Dengan harga jual yang begitu kompetitif dan sebanding dengan risiko yang ditawarkan, bukan tak mungkin kalau produk yang Sahabat Wirausaha tawarkan bakal jadi pilihan utama. Karena inti dari berbisnis adalah selalu mempelajari hal-hal yang ada dan tetap mengutamakan kualitas produk serta kepuasan konsumen, di atas segalanya.

Jika Sahabat Wirausaha merasa artikel ini bermanfaat, yuk bantu sebarkan ke teman-teman lainnya. Jangan lupa untuk like, share, dan berikan komentar pada artikel ini.