Sahabat Wirausaha, memiliki produk yang bisa dijual di gerai-gerai retail modern tentu adalah sebuah impian bagi para pelaku UKM (Usaha Kecil dan Menengah). Kendati memang perkembangan zaman saat ini sudah semakin memudahkan pelaku UKM untuk mempromosikan dan menjual produk mereka, tetap saja bisa menawarkan barang-barang di etalase ritel modern akan menjadi sebuah kebanggaan.

Di Indonesia sendiri, kita mengenal dua jenis retail, yakni ritel tradisional dan modern. Sesuai dengan namanya, ritel tradisional mencakup pasar-pasar tradisional, warung sembako, toko kelontong sampai toko-toko sayur di pemukiman masyarakat. Sementara itu ritel modern yang sudah menggunakan konsep dan teknologi lebih baru seperti minimarket, supermarket (swalayan) dan hypermarket.

Baca Juga: Retail

Lantas bagaimana agar produk-produk UKM yang Sahabat Wirausaha hasilkan bisa menembus dan dijual di gerai-gerai ritel modern seperti itu? Yuk sama-sama kita simak artikelnya sampai habis.


7 Tips Agar Produk UKM Dijual di Retail Modern

Lewat jaringan gerai yang luas, manajemen, teknologi sampai perkara penjualan yang lebih bagus, berjualan di ritel-ritel modern tentu akan memberikan keuntungan tersendiri bagi para pelaku bisnis.

Meski begitu, nyatanya ritel modern menerapkan sejumlah syarat yang lebih ketat agar sebuah produk bisa dijual. Syarat dan ketentuan tersebut kerap menjadi penghalang produk-produk UKM yang kerap dipandang sebelah mata baik dari segi kualitas atau kuantitas.

Baca Juga: UMKM Retail MRT Jakarta

Padahal, sebenarnya produk-produk UKM memiliki kualitas tinggi dan tak kalah saing dengan produk perusahaan besar dan produk-produk impor. Nah, agar produk Sahabat Wirausaha sebagai pelaku UKM mampu menembus jaringan retail modern, berikut beberapa tips seperti dilansir jurnal.id yang layak dicoba:

1. Sajikan Produk yang Telah Sempurna

Tips pertama agar produk UKM bisa menembus jaringan retail modern, kita haruslah berbentuk produk secara lengkap, bukan sekadar ide atau gagasan yang baru kita tawarkan saja. Maksudnya adalah, pihak ritel jelas hanya mau menerima produk yang siap jual dan sudah memiliki merek usaha resmi sampai packaging bukan cuma sekadar klaim sepihak dari kita atas sebuah produk yang bahkan belum siap produksi.

Kenapa begitu? Karena pihak ritel tak mau buang-buang waktu untuk menanti produk itu dikembangkan terlebih dulu, melewati berbagai tes uji kelayakan atau menentukan target konsumen mereka. Untuk itulah kalau Sahabat Wirausaha hanya memiliki gagasan atas sebuah produk dengan begitu spektakuler, ada baiknya mengubah gagasan itu ke sebuah produk siap jual.

Baca Juga: Kupas Tuntas Pengelolaan Reseller di Era Digital

Contoh mudahnya adalah kita menjalankan usaha fashion muslimah, lalu kita hanya sesumbar bahwa siap memproduksi hijab modern yang dipadukan dengan kain etnis, tapi produk itu cuma sekadar gagasan, belum ada barangnya. Tentu pihak peritel jelas kecewa dan bisa saja tak percaya dengan klaim sepihak kita karena produk hijab itu masih jauh dari kata sempurna.

2. Lengkapi Perizinan dan Sertifikasi

Perbedaan utama jaringan retail tradisional dan modern biasanya terletak pada segi kualitas produk yang ditawarkan. Coba lihat barang-barang yang dijual di gerai ritel modern, tentu memiliki tampilan pengemasan yang menarik serta sudah terjamin kualitasnya termasuk dari bahan baku yang sesuai dengan standar pihak ritel modern. Nah, untuk memenuhi syarat produk tersebut, ada baiknya kalau kita menyertakan seluruh sertifikat yang berkaitan dengan kualitas produk.

Beberapa sertifikat yang wajib disertakan produk UKM jika ingin menembus jaringan ritel modern adalah izin PIRT (Produk Industri Rumah Tangga), izin BPOM (Badan Pengawas Obat dan Makanan), sertifikat SNI (Standar Nasional Indonesia), sampai sertifikat halal dari MUI (Majelis Ulama Indonesia). Jika produk UKM sudah mengantongi sejumlah sertifikat itu, peluang tembus dan dijual di etalase ritel-ritel modern akan terbuka besar.

Baca Juga: Cara Melakukan Evaluasi Kinerja Mitra Pemasok: Mengapa Penting dan Contoh Formulir Evaluasinya

3. Dikenal Pasar

Tips berikutnya yang bisa Sahabat Wirausaha lakukan adalah memastikan kalau produk UKM milik kita itu sudah cukup dikenal pasar, setidaknya punya sejarah penjualan produk. Maksudnya adalah produk ini sudah terjual dalam kurun waktu tertentu sehingga sudah pasti punya catatan penjualan. Pihak peritel tentu akan melihat catatan penjualan itu, termasuk dengan strategi marketing dan target pasar yang kita terapkan.

Untuk apa? Supaya pihak ritel modern bisa melakukan pertimbangan dan semakin meningkatkan minat mereka. Karena bagaimanapun juga, jika produk itu benar-benar produk baru dan belum terlihat bagaimana hasil penjualannya di pasaran, tentu pihak ritel modern tak mau ambil risiko menerimanya.

4. Jangan Bersaing dengan Produk Retail Modern

Hal berikutnya yang bisa dipertimbangkan pelaku UKM agar bisa jadi pemasok produk di jaringan ritel modern adalah usahakan tidak menjual produk yang sama dengan milik jaringan ritel. Misalkan saja jaringan ritel modern A memiliki produk minyak goreng dengan merk ritel mereka dan dijual di gerai tersebut. Ada baiknya kalau kita menghindari persaingan produk yang sama, karena akan berkaitan dengan urusan pemasaran dan membuat produk kita sulit terjual.

Baca Juga: APINDO UMKM Akademi Seri Industri Kuliner Seni Membangun Jaringan Reseller untuk Perluas Distribusi

5. Temui Langsung Pihak Retail

Kendati zaman saat ini sudah serba internet dan online, ada baiknya jika kita ingin mengenalkan produk UKM ke pihak ritel modern, meminta untuk melakukan pertemuan tatap muka. Kenapa begitu? Agar bisa langsung berbicara empat mata dengan perwakilan ritel modern. Dari pertemuan langsung itu, akan muncul berbagai diskusi yang lebih efektif dan bukan tak mungkin bisa langsung diakhiri dengan kontrak kerjasama pemasok barang.

6. Strategi Pemasaran Jelas

Salah satu hal yang kerap dilupakan oleh para pelaku bisnis UKM adalah perkara strategi pemasaran. Karena skala bisnis yang cenderung lebih kecil daripada produsen-produsen raksasa, pemasaran yang dilakukan biasanya masih menggunakan jalur konvensional. Padahal bisnis UKM haruslah punya strategi pemasaran yang tepat dan jelas, supaya produk bisa makin dikenal dan langsung menarik perhatian konsumen.

Baca Juga: Tips Memilih Sumber Peer-to-Peer lending untuk Mendukung Rantai Pasok dan Arus Kas

Nah, strategi pemasaran seperti inilah yang biasanya diharapkan oleh jaringan ritel-ritel modern karena mereka tentu ingin produk yang didapatkan dari supplier bisa cepat laku dan laris manis. Untung itulah bagi Sahabat Wirausaha ada baiknya mulai mempertimbangkan strategi pemasaran yang efektif dan efisien sebelum menawarkan produk ke pemilik gerai ritel modern.

7. Sediakan Sample Produk

Tips terakhir supaya bisa menjual produk di jaringan ritel modern mennurut duta.co adalah sebisa mungkin membawa contoh atau sample produk (dummy) saat berjumpa dengan perwakilan gerai retail. Kenapa harus ada sample produk? Supaya pihak berwenang dapat menilai langsung penampilan, kualitas dan peluang dari produk UKM yang kita tawarkan. Dibandingkan melihat sample produk secara visual, kehadiran fisik produk bakal lebih memaksimalkan informasi produk itu sendiri.


Syarat dan Prosedur Agar Produk UKM Diterima Retail Modern

Jika sudah memenuhi sejumlah tips di atas, apakah sudah pasti produk UKM dapat dijual di gerai retail modern? Jawabannya adalah belum tentu pasti, tapi peluang diterimanya bakal semakin besar.

Kenapa begitu? Karena seperti yang sudah disinggung sebelumnya, pihak retail modern memiliki sejumlah syarat dan prosedur tersendiri sebelum memastikan sebuah produk dapat dijual di gerai mereka. Jika memang Sahabat Wirausaha ingin jadi supplier swalayan-swalayan populer, beberapa syarat berikut ini wajib diperhatikan:

Baca Juga: Menembus Pasar Global Melalui Pemberdayaan Potensi Lokal Ala Salam Rancage

  • Produk UKM yang ditawarkan harus merupakan food dan non-food yang wajib disesuaikan dengan target pasar atau segmen konsumen dari jaringan retail modern itu sendiri
  • Produk wajib dikemas secara rapi, higienis dan tentunya modern
  • Produk harus mempunyai kualitas dan harga yang kompetitif
  • Produk telah dipastikan aman bagi konsumen yang terbukti dari registrasi pada departemen kesehatan atau instansi terkait. Memuat informasi tanggal produksi, kadaluarsa, halal, produsen, distributor dan tentunya ada barcode

Jika produk yang dimiliki Sahabat Wirausaha sudah memenuhi sejumlah syarat di atas, maka bisa mengikuti prosedur yang diterapkan pihak retail. Biasanya para calon supplier diharuskan melengkapi formulir aplikasi produk dan pemasok terlebih dulu. Baru kemudian melakukan perjanjian kerjasama dengan komitmen pemenuhan order termasuk di dalamnya jadwal pengiriman dan sistem pembayaran.

Baca Juga: Tips Desain Kemasan untuk Menonjolkan Keunggulan Produk dan Citra Brand

Pemasok juga dilibatkan dalam usulan kerjasama promosi dan wajib melakukan evaluasi penjualan bersama dengan pihak retail. Jika semua prosedur itu dilakukan oleh Sahabat Wirausaha secara tepat, maka melihat produk UKM kebanggaan bisa dijual di etalase-etalase swalayan populer bukanlah mimpi lagi. Terus semangat dan naik kelas dalam berbisnis, ya!

Jika merasa artikel ini bermanfaat, yuk bantu sebarkan ke teman-teman Anda. Jangan lupa untuk like, share, dan berikan komentar pada artikel ini ya Sahabat Wirausaha.