Sumber: Freepik

Halo Sahabat Wirausaha. Di artikel ini kita akan membahas mengenai Tanggung Jawab Sosial. Kita sudah mengetahui bahwa saat ini perusahaan-perusahaan dituntut untuk selalu dapat bertanggung jawab kepada lingkungan dan sosial di sekitarnya.

Memang ini penting juga untuk UMKM? Kita harus tahu bahwa saat ini konsumen sudah lebih peduli mengenai dampak sosial dari produk yang dibelinya. Maka dari itu, kita harus mulai mengenal dan menerapkan tanggung jawab sosial dalam bisnis kita. Yuk kita bahas.


Mengenal Corporate Social Responsibility

Tanggung jawab sosial atau Corporate Social Responsibility (CSR) dilakukan oleh perusahaan besar atau industri. Kita jarang mendengar ada UMKM menggunakan CSR sebagai bagian dalam program kerjanya. CSR didefinisikan sebagai praktik dan kebijakan yang dilakukan oleh perusahaan yang dimaksudkan untuk memberikan pengaruh positif bagi dunia. Gagasan utama di balik CSR adalah agar perusahaan mengejar tujuan pro-sosial lainnya, selain memaksimalkan keuntungan. Definisi ini diambil dari Investopedia.com

Banyak perusahaan memandang CSR sebagai bagian integral dari brand image perusahaan mereka, pemilik brand percaya bahwa pelanggan akan lebih cenderung melakukan bisnis dengan merek yang mereka anggap lebih etis. Dalam pengertian ini, kegiatan CSR dapat menjadi komponen penting dari Public Relation perusahaan. Pada saat yang sama, beberapa founder perusahaan juga termotivasi untuk terlibat dalam CSR karena pendapat pribadi yang memang menghendaki adanya dampak kepada masyarakat.


Lalu bagaimana dengan UMKM? Apakah UMKM perlu memikirkan CSR dalam melakukan bisnis?

UMKM biasanya (walaupun tidak selalu), dibangun dengan modal awal untuk memenuhi pendapatan keluarga pemilik. Kemudian tujuan perusahaan akan berkembang untuk membantu sesama atau sekitar untuk mendapatkan pendapatan yang layak. Pada tahap ini, sebenarnya UMKM sudah melakukan CSR secara tidak disadari. Beberapa UMKM bahkan secara spesifik melakukan pemberdayaan kepada masyarakat kurang mampu atau perempuan yang rentan secara ekonomi. Dampak sosial dari UMKM pada level ini sebenarnya sudah membantu. Namun mungkin memang belum terperinci ataupun terstruktur dengan baik sehingga dalam pelaporan belum terlihat dampaknya secara sosial kemasyarakatan.

UMKM seringkali mempunyai ikatan yang kuat dengan konsumen atau komunitas dimana mereka berdiri. Karena bagi UMKM, pelanggan adalah orang yang mereka temui setiap hari. Jarang ada UMKM yang memiliki kantor pemasaran yang berbeda dengan tempat produksi atau kantor tempat UMKM ini berkarya. Dalam sebuah studi sederhana, 72% konsumen ternyata percaya bahwa UMKM lebih mungkin untuk memberikan dampak kepada warga sekitar atau komunitasnya dibandingkan perusahaan besar.

Untuk dapat mengimplementasikan CSR yang kemudian dapat dipakai sebagai alat marketing dan branding, UMKM perlu melakukan strukturisasi dan inventarisasi kegiatan apa saja yang sudah mereka lakukan dan masuk dalam kategori CSR. Pemilik UMKM atau CEO harus terjun langsung dalam proses ini agar dapat memberikan konsep yang jelas dalam pelaksanaan CSRnya. Seringkali pada banyak perusahaan, CSR dilakukan secara terpisah dari operasional perusahaan dan tidak ada keterlibatan CEO dalam hal ini. Akibatnya, banyak koordinasi tidak dilakukan dengan baik yang mengakibatnya program CSR yang sia-sia, adapun dampak yang dihasilkan tidak sepadan dengan usaha ataupun pengeluaran yang dilakukan.


Apa yang perlu difokuskan UMKM pada CSR?

Untuk memaksimalkan dampak positif dari CSR, maka strategi CSR harus dilakukan secara koheren dan menjadi bagian penting dari pekerjaan setiap pemilik UMKM. Penyelarasan program CSR harus dimulai dengan inventarisasi dan audit dari seluruh inisiatif yang ada. Untuk melakukan CSR yang efektif, dapat dibagi menjadi 3 ruang kerja.

1. Fokus Pada Proses yang Berbentuk Filantropis

Pada ruang kerja ini, proses kerja CSR tidak akan memberikan dampak langsung kinerja perusahaan. Ini yang banyak dilakukan di awal-awal implementasi CSR. Contoh dari ruang kerja ini adalah memberikan donasi, membagikan produk kepada korban bencana alam dan sejenisnya.

2. Fokus Pada Peningkatan Efektivitas Perusahaan

Pada ruang kerja ini, proses CSR dilakukan dengan melakukan efisiensi pada proses-proses yang kiranya tidak efisien. Tujuan dari ruang kerja ini adalah mengurangi pengeluaran ataupun meningkatkan pendapatan. Atau dapat pula dilakukan keduanya. Contoh dari ruang kerja ini adalah inisiatif penggunaan konsep sustainability pada supply chain yang mengurangi penggunaan sumberdaya, limbah ataupun emisi yang pada ujungnya akan mengurangi biaya dan pengeluaran pada sisi kesehatan karyawan, kondisi kerja dan kenyaman karyawan dan akhirnya dapat berujung pada peningkatan reputasi UMKM.

3. Fokus Pada Perubahan Model Bisnis

Pada ruang kerja ini, model bisnis dibangun untuk menjadi solusi bagi permasalahan yang ada. Contoh yang baik misalnya konsep pemberdayaan masyarakat oleh Wahyoo. Alih-alih melakukan bisnis retail konvensional, Wahyoo memberdayakan warung makan dengan memberikan akses langsung kepada perusahaan manufaktur FMCG atau distributor sehingga warung makan dapat mendapatkan harga beli lebih baik sekaligus jaminan distribusi yang lebih pasti. Namun tentu saja membangun UMKM seperti Wahyoo membutuhkan tambahan usaha yang tidak semua UMKM mempunyai sumber dayanya.

Ketiga ruang kerja ini dapat berdiri sendiri dan UMKM dapat memilih salah satu dari ketiganya. Namun ruang kerja ini tidak kaku dan dapat saling mempengaruhi. Contoh ruang kerja yang saling bersinergi nampak pada konsep yang diberlakukan oleh IKEA. Walaupun IKEA bukanlah sebuah UMKM tapi cerita ini semoga dapat memberikan gambaran bagaimana sinergi dari dua ruang kerja menghasilkan ruang kerja yang lain.

Awalnya IKEA mencanangkan ruang kerja pertama dan kedua saja. IKEA memberikan bantuan kepada pihak-pihak yang membutuhkan furniture sebagai bentuk ruang kerja 1. IKEA juga meminta vendor-vendor mereka untuk mencanangkan sustainability supply chain pada tahun 2020. Dan ternyata 2 ruang kerja ini dapat memberikan bisnis model baru atau ruang kerja 3 dengan munculnya bisnis model baru IKEA untuk mendaur ulang furniture bekas mereka dan menggunakannya untuk donasi.


Bagaimana UMKM dapat memberikan dampak yang besar dengan CSR yang dilakukan?

UMKM cenderung mempunyai sumber daya terbatas, sehingga CSR yang diberikan belum tentu memberikan dampak yang signifikan pada setiap ruang kerja. Karenanya, ada beberapa hal yang bisa dilakukan untuk dapat memberikan dampak yang lebih berarti.

1. Kolaborasi dengan UMKM lain

Kolaborasi tentu dapat memberikan kinerja lebih. Namun ada baiknya jika kolaborasi CSR dilakukan dalam kerangka kerja yang lebih terstruktur. Sebuah usaha UMKM rumah makan dapat bekerjasama dengan UMKM produk bumbu dan bahan baku makanan misalnya untuk berkolaborasi membuat produk makanan siap saji yang diberikan kepada panti asuhan atau pihak yang membutuhkan. Kolaborasi dengan perusahaan non-profit lain juga dapat menjadi salah satu jalan untuk memberikan dampak yang lebih signifikan.

2. Membangun matrik pencapaian yang jelas

Ruang kerja 1 tidak diharapkan untuk dapat memberikan peningkatan pendapatan perusahaan secara langsung. Sedangkan ruang kerja 3 dapat memberikan peningkatan pendapatan. Kedua ruang kerja ini memiliki matrik pencapaian yang berbeda. Karenanya, silakan disiapkan matrik pencapaian untuk setiap ruang kerja yang dipilih.

3. Koordinasi dari setiap ruang kerja yang transparan

Kini setiap ruang kerja mempunyai matrik pencapaiannya. Maka yang perlu dilakukan selanjutnya adalah koordinasi dari setiap pihak UMKM yang mempunyai ruang kerja yang sama. Koordinasi tidak selalu berarti memberikan solusi yang sama untuk setiap permasalahan yang ada. Tapi dapat pula saling mendukung untuk mendapatkan solusi dari satu persoalan sosial yang kompleks.

4. Mengembangkan Strategi CSR yang interdisciplinary

Dari satu permasalahan sosial yang ada, belum tentu setiap UMKM mempunyai sumberdaya yang mampu menjadi solusi. Karenanya perlu ada strategi yang mungkin perlu juga berupa strategi interdisciplinary dari beberapa UMKM yang ingin melakukan CSR. Bahkan dapat pula melibatkan akademisi dan pemerintah untuk dapat membantu pada sisi yang berbeda. Kerjasama ini sering dikenal pula dengan kerjasama Tripartit.

Setelah keseluruhan ruang kerja dan tahapan CSR dipahami, maka bagi UMKM yang diperlukan sekarang adalah mencari problem sosial yang hendak disolusikan lalu mencari kolaborator lain atau pihak lain yang juga mempunyai visi yang sama untuk bergandengan tangan menjadi solusi bagi permasalahan sosial tersebut. Prosesnya mungkin tidak bisa langsung besar. Namun mulai dari sebuah inisiatif kecil dan berkolaborasi dengan makin banyak orang, tentu solusi akan muncul kemudian. Dalam prosesnya tentu ada juga proses pembelajaran yang bisa diambil dari dan untuk setiap UMKM. Gotong royong yang menjadi nafas bangsa Indonesia tentu akan memberikan dampak signifikan terhadap sebuah inisiatif baik. Dan ini selalu dapat kita lihat dimana ada inisiatif kebaikan, selalu saja ada banyak orang yang ingin ikut terlibat.


Lalu selanjutnya apa yang perlu dilakukan oleh UMKM setelah melakukan program CSR ini?

1. Sampaikan proses CSRnya secara transparan kepada konsumen

Setiap proses CSR dapat menjadi sarana komunikasi kepada konsumen. Namun proses menyampaikannya sebaiknya dalam tone yang baik dan rendah hati. Sehingga konsumen dapat melihat brand UMKM sebagai sebuah brand yang peduli.

2. Sampaikan capaiannya dengan rinci namun sederhana

Konsumen juga perlu diberitahu tentang target dan capaian CSRnya. Dengan menggunakan matriks yang sudah disusun sebelumnya. Konsumen jadi bisa mengetahui seberapa serius UMKM dalam membangun brand melalui CSR.

3. Kegagalan tidak selalu buruk

Bila terdapat kegagalan dalam proses CSR, bisa pula diceritakan kepada konsumen tentang kegagalannya dan pelajaran apa yang UMKM peroleh dari kegagalan tersebut. Dapat pula ditambahi dengan langkah antisipasi apa yang akan dilakukan oleh UMKM ke depannya agar kegagalan tidak terulang.


CSR tidak hanya penting bagi pelanggan, tapi juga penting bagi internal perusahaan dan karyawan. Apabila sebuah perusahaan bisa memberikan kepedulian terhadap sesama dan sekitar, tidak heran rasanya bila karyawan jadi mempunyai tujuan lain tak hanya sekedar bekerja saat mereka berangkat dari rumah. Perasaan lebih bermanfaat dan bahagia ini akan membangun kondisi moral karyawan dan perusahaan menjadi lebih baik. Sehingga loyalitas karyawan dan produktifitas akan meningkat dan turn-over karyawan jadi lebih rendah.

Untuk dapat mengimplementasikan CSR dengan baik, selain CEO atau pemilik UMKM harus terjun langsung dalam perencanaan, CSR juga harus menjadi bagian dalam proses produksi sehari-hari. Pemilik atau pimpinan UMKM juga harus terus mengingatkan bahwa CSR adalah bagian dari napas perusahaan.

Apabila diperlukan, karyawan juga perlu dilibatkan dalam proses CSR internal seperti pengurangan plastik dalam produksi, penggunaan bahan daur ulang atau mengurangi penggunaan air bersih yang berlebih. Karyawan yang memahami adanya usaha dari perusahaan untuk memberikan inisiatif CSR akan lebih mempunyai pemahaman tentang jangka panjang bagi mereka.

CSR juga tidak harus dikerjakan dengan memaksakan kondisi bila belum memungkinkan. Bila UMKM belum mempunyai sumber daya yang dapat berpartisipasi dalam program CSR ini, UMKM dapat memilih jenis CSR yang mudah, sesuai dengan waktu dan keahlian dari pengelola UMKMnya. Bahkan CSR bisa dilakukan pula dengan melakukan kegiatan social di luar perusahaan.

Komunikasi itu penting. Juga terhadap internal perusahaan. Karyawan yang tahu bahwa tindakan mereka dalam CSR akan memberikan dampak kepada masyarakat, akan mempunyai perasaan lebih bermanfaat dibandingkan karyawan yang tidak mengetahui bahwa tindakannya memberikan dampak.

Salah satu cara efektif untuk menyampaikannya adalah dengan mengumumkan siapa saja yang sudah berpartisipasi dalam program CSR dan besaran dampaknya kepada masyarakat. Atau bila seluruh perusahaan terlibat, bisa diinformasikan saja besaran dampaknya kepada masyarakat penerimanya. Contohnya : Jumlah uang yang dikumpulkan dalam periode donasi sejumlah 1.000.000 rupiah dan akan dipergunakan untuk membayar 100 paket makan untuk dikirimkan ke anak-anak sekolah yang kekurangan gizi di daerah A.

Adanya komunikasi terbuka ini akan memberikan feedback kepada perusahaan dan kemudian akan memberikan dampak yang kuat dalam organisasi kecil UMKM ini. Berita dari mulut ke mulut akan menyebar lebih cepat di dalam perusahaan dan mendorong lebih banyak partisipasi dari karyawan lain yang belum terlibat sebelumnya atau bila kemudian karyawan bercerita kepada koleganya, dapat memberikan inspirasi dan kolaborasi dari perusahaan lain yang ingin melakukan CSR.

Sosial media perusahaan juga perlu dimanfaatkan untuk mengkomunikasikan hal baik ini. Tampilan visualnya juga perlu diperhatikan agar mudah dipahami dan menggugah hati. Apabila diperlukan, tampilan visual berupa poster dapat ditempel di area kantor agar dapat karyawan juga merasa bahwa mereka adalah bagian dari sebuah kolaborasi besar yang memberikan dampak kepada masyarakat.

CSR juga dapat menjadi sarana membangun tim yang lebih solid. Di luar kegiatan produksi, karyawan dapat bertemu dan bermitra dengan orang-orang lain di luar tim perusahaan. Ini akan meningkatkan rasa solidaritas dan persahabatan di antara karyawan saat mereka sama-sama bekerja untuk suatu misi kebaikan. CSR juga dapat menjadi peluang untuk berkolaborasi dengan mitra atau klien atau bisnis local lain yang mempunyai visi yang sama.

CSR dalam bisnis tidak sekedar menciptakan brand image yang baik, meningkatkan pendapatan perusahaan atau mendapatkan konten untuk materi pemasaran saja. CSR juga berarti bagi masyarakat sekitar dan lingkungan dimana UMKM tersebut berada. Berinvestasi pada kegiatan CSR akan menciptakan bisnis yang berkelanjutan dan kehidupan berdampak yang baik untuk masyarakat.

Yuk saatnya UMKM bisa bertanggung jawab untuk sosial. UMKM Go CSR!