Sahabat Wirausaha, tentunya kita semua tahu bahwa modal kerja menjadi salah satu faktor penting dalam mendirikan bisnis. Ibarat sebuah kendaraan, maka modal kerja adalah bensinnya. Hal ini juga berlaku dalam sebuah bisnis yang tidak akan mampu berjalan tanpa adanya modal.

Sahabat Wirausaha memiliki kendala dalam mencari dan mengumpulkan modal kerja? Tak perlu khawatir, karena kami akan berikan tips dan strategi solusi modal kerja untuk bisnis Anda!


Apa itu Modal Kerja?

Mungkin sebagian besar Sahabat Wirausaha sudah mengerti definisi secara umum dari modal kerja. Ya, modal kerja merupakan sejumlah dana yang akan dipakai untuk operasional sebuah bisnis.

Baca Juga: Modal Kerja (Working Capital)

Modal kerja atau dalam bahasa inggris disebut juga dengan working capital ini ada banyak macamnya, seperti KUR (Kredit Usaha Rakyat) yang umumnya digunakan oleh masyarakat. Namun, tantangan dari KUR ini adalah adanya syarat untuk menyerahkan jaminan, berupa mesin atau tanah/bangunan yang dimiliki. Hal seperti ini mungkin dirasa berat bagi sebagian Wirausaha, sehingga perlu mencari solusi lain. Nah, salah satu modal kerja yang minim resiko adalah Supply Chain Financing.


Supply Chain Financing sebagai Solusi Modal Kerja

Sahabat Wirausaha belum familiar dengan jenis modal kerja yang satu ini? Secara bahasa, Supply Chain dapat diartikan sebagai rantai pasok. Tujuannya agar si perusahaan dan pemasoknya tetap bisa menjaga kualitas produksi hingga ke pembeli akhir.

Nah, Sahabat Wirausaha bisa menggunakan Supply Chain Financing sebagai sumber modal untuk menutup biaya produksi. Ini merupakan salah satu solusi pembiayaan modal kerja yang bisa diterima oleh pihak pembeli yang bekerjasama dengan penyedia keuangan untuk menjaga kesehatan arus kas sebuah bisnis. Modal kerja jenis ini cocok untuk Sahabat Wirausaha yang terkendala membeli bahan baku karena cashflow masih terbatas.

Baca Juga: Cara Mengetahui Kebutuhan Modal Kerja dengan Tepat


Jenis-jenis Supply Chain Financing dan Keuntungannya

Umumnya, jenis Supply Chain Financing dikelompokkan menjadi 3, yaitu :

  1. Receivable Financing (Pendanaan piutang) = Merupakan transaksi jual beli dan pengalihan piutang
  2. Advance Payable (Uang muka untuk hutang dagang) = Cocok untuk skala UMKM yang sudah lebih besar
  3. Loan (Pinjaman) = Pinjaman dengan jaminan piutang itu sendiri

Berikut ini merupakan keuntungan jika Sahabat Wirausaha menggunakan Supply Chain Financing :

Stabilitas - Dengan pembayaran faktur lebih awal, Pemasok lebih mungkin untuk menahan tekanan keuangan yang dapat membatasi kemampuan mereka untuk mengirimkan barang atau jasa berkualitas tepat waktu.

Pengurangan biaya - Pemasok memiliki kendali fleksibel atas modal kerja mereka, mengendalikan kapan dan berapa banyak tagihan mereka yang perlu didanai. Pembeli juga dapat memperoleh manfaat dari jangka waktu pembayaran yang diperpanjang untuk membantu mengelola arus kas.

Baca Juga: Tips Memilih Sumber Peer-to-Peer lending untuk Mendukung Rantai Pasok dan Arus Kas

Kredit murah – Usaha kecil dan menengah (UKM) cenderung ditolak pinjaman dari bank atau lembaga keuangan. Pembiayaan rantai pasokan tidak diklasifikasikan sebagai pinjaman standar, sehingga dapat menjadi cara yang efisien bagi pemilik bisnis untuk mendapatkan kredit jangka pendek tanpa banyak risiko.

Kecepatan - Pembiayaan rantai pasokan seringkali lebih cepat cair daripada pinjaman karena memiliki kriteria yang lebih sedikit.

Selain itu, dengan menggunakan Supply Chain Financing, kesempatan untuk kolaborasi dan transparansi juga bisa Sahabat Wirausaha dapatkan. Nah, dengan transparansi lewat digitalisasi ini, pastinya Anda akan bisa melihat di bagian mana yang harus dievaluasi, sehingga produktivitas meningkat. Peningkatan produktivitas ini harapannya akan sejalan dengan peningkatan penjualan dan margin dalam bisnis Anda.


Tips Pemilihan Jenis Modal Supply Chain

1. Pahami posisi perusahaan

Sahabat Wirausaha perlu memahami dahulu posisi perusahaan Anda dalam Supply Chain itu seperti apa. Ibaratnya, apakah perusahaan kita ada di hulu, di hilir, atau di tengah-tengah rantai pasokan.

Baca Juga: Supply Chain Finance (SCF) bagi Usaha: Apakah Penting dan Relevan?

2. Pahami model bisnis

Model bisnis yang dimaksud disini adalah B2B (Business to business) atau B2C (Business to consumer), atau bahkan gabungan dari keduanya.

3. Pahami penggunaan produk/modal kerja

Sebelum menentukan Supply Chain jenis apa yang akan diambil, pastikan Sahabat Wirausaha mengetahui terlebih dahulu produk Anda akan digunakan untuk apa.

Misalnya, ada sebuah pesanan 1000 kursi bambu pesta, namun Sahabat Wirausaha kekurangan modal kerja untuk memproduksi barang dengan jumlah permintaan tersebut. Daripada Sahabat Wirausaha kehilangan peluang dan akhirnya pesanan tersebut pindah ke pesaing, atau malah Anda tidak dipercaya lagi di orderan berikutnya, lebih baik ambil kesempatan tersebut dengan menggunakan permodalan dari Supply Chain Financing. Nah, jika kasusnya seperti ini, maka jenis permodalan kerja dari SCF yang cocok adalah Receivable Financing.

Meskipun Receivable Financing ini dinilai memiliki resiko yang lebih tinggi, namun advance rate nya lebih rendah, yaitu hanya sekitar 30%. Misalnya, jika modal kerja yang dibutuhkan dari pesanan 1000 kursi bambu pesta tadi adalah senilai Rp500juta, maka yang bisa didanai hanya sekitar 30% nya saja. Namun, dengan dana tersebut, Anda sudah bisa membayar DP untuk membeli material pokok untuk produksi kursi. Barang yang sudah jadi ini nantinya akan diantarkan ke pembeli dan berubah menjadi invoice.

Baca Juga: Tips Memulai Bisnis Dengan Modal Minim


Supply Chain dalam Konteks Minyak Atsiri

Salah satu contoh lain yang bisa diambil adalah perusahaan minyak atsiri bernama PT Musim Panen Natural yang melibatkan petani, penyuling, hingga ke pabrik. Kali ini kami akan mengambil contoh lebih detail dengan jenis Supply Chain yang lain. Pola transaksinya adalah sebagai berikut.

Pabrik mengeluarkan surat PO (Purchase Order) kepada produsen/supplier untuk meminta minyak atsiri dengan jumlah yang dibutuhkan. Setelah itu, si supplier ini akan memenuhi permintaan tersebut dengan 2 pilihan cara, yaitu produksi sendiri atau mengumpulkan dari para petani sampai jumlahnya sudah sesuai dengan yang diminta. Setelah terkumpul, barang dikirim dan diterima oleh pabrik.

Biasanya, pabrik akan melakukan uji lab terlebih dahulu selama satu minggu untuk melihat kualitas barang yang dikirim. Uji lab ini dilakukan sebelum pembayaran, sehingga supplier mau tidak mau harus menunggu. Bahkan, ada beberapa kasus yang jeda pembayarannya cukup lama hingga 3 minggu.

Baca Juga: Tips Mencari dan Mendapatkan Modal Usaha

Nah, jika kasus yang Sahabat Wirausaha alami mirip seperti ini, tips dari kami adalah Anda bisa menggunakan modal kerja jenis Advance Payment dengan alur ilustrasi seperti berikut :

  1. PT Musim Panen memberikan advance payment sejumlah 50 - 70% kepada supplier agar supplier bisa punya modal untuk memproduksi sesuai jumlah yang diminta
  2. Supplier memproduksi dan melakukan pengiriman ke buyer (Dalam hal ini pabrik)
  3. Buyer melakukan pembayaran 100% ke PT Musim Panen
  4. PT Musim Panen membayar sisa 30% ke supplier


Tips Pengajuan dan Penggunaan Supply Chain Financing

Tips untuk menghindari masalah berkaitan dengan proses pengajuan dan penggunaan modal dari Supply Chain :

  • Sebelum mengajukan/menyetujui pendanaan dari Supply Chain Management, pastikan dokumen PO yang digunakan oleh buyer adalah resmi. Hal ini sering dilakukan oleh buyer nakal yang sengaja melakukan permintaan secara tidak resmi untuk menghindari pajak. Nah, jika semuanya terdokumentasi dengan rapi, sewaktu-waktu Anda ingin mengembangkan usaha maka prosesnya tidak akan kesulitan.
  • Untuk menjaga arus kas agar tetap lancar, tips nya adalah Sahabat Wirausaha bisa meminta terms of payment kepada supplier. Hal ini sangat terasa manfaatnya, terlebih lagi jika suatu saat terjadi pembayaran yang mundur.
  • Tips selanjutnya adalah Sahabat Wirausaha bisa membangun konsep bisnis berkelanjutan atau bisnis lestari, dimana dalam proses produksinya ramah lingkungan dan proses penyaluran profitnya memberdayakan masyarakat lokal. Jika sudah seperti ini, kesempatan Anda untuk berintegrasi dengan Supply Chain Management juga lebih besar.

Nah, itu tadi segelintir tips mengenai strategi solusi modal kerja. Semoga dengan adanya tips ini dapat membantu proses jalannya operasional bisnis Sahabat Wirausaha. Selamat mencoba!

Jika merasa artikel ini bermanfaat, yuk bantu sebarkan ke teman-teman Anda. Jangan lupa untuk like, share, dan berikan komentar pada artikel ini ya Sahabat Wirausaha.

Sumber : Webinar Seri Keuangan APINDO Bersama Melati Nusantara : Strategi Solusi Modal Kerja