Bagi Sahabat Wirausaha yang berbisnis secara online, apakah istilah “spamming” terdengar familiar? Ataukah masih terdengar asing? Hati-hati, mungkin banyak dari pebisnis pemula yang tanpa sadar melakukan spamming sehingga mengganggu kenyamanan pembeli atau pelanggan. Jika tidak dicari solusinya, resikonya bisa cukup serius lho di bisnis Anda. Lalu, apa sih sebenarnya spamming itu?

Baca Juga: Customer Feedback


Pengertian Spamming

Spam yang merupakan kata dasar dari spamming sebenarnya merupakan sebuah singkatan dari Sending and Posting Advertisement in Mass. Jika dilihat dari artinya, spamming adalah suatu tindakan yang dilakukan dengan cara mengirim pesan/informasi iklan secara terus menerus. Terlebih lagi jika iklan yang dikirimkan bersifat hard selling atau terang-terangan berjualan sehingga mengganggu orang yang dikirim.

Biasanya, spamming sering ditemukan di media sosial atau e-mail. Jika pengguna merasa terganggu, umumnya mereka akan memblokir akun jualan Anda sehingga bisa kehilangan pembeli dan tentunya ini juga akan merugikan bisnis Anda.

Baca Juga: Customer Oriented


Cara Promosi Bisnis Tanpa Spamming

Promosi bisnis memanglah penting, terutama jika penjualan Anda sedang menurun. Mengirim iklan produk ke pembeli lewat sosial media memang menjadi satu-satunya cara yang mudah dan murah, namun Anda perlu strategi agar tidak dianggap spamming. Nah, bagaimana caranya? Simak tipsnya berikut ini!

1. Batasi frekuensi pengiriman iklan

Salah satu kesalahan pebisnis pemula adalah beriklan setiap hari. Karakter orang Indonesia umumnya tidak suka dijadikan target jualan, apalagi jika terlalu sering. Coba selingi dengan konten informatif atau pesan yang bisa membangun interaksi.

Baca Juga: Facebook Ads

Untuk konten informatif, Anda bisa mengirimkan tips atau info terbaru yang masih ada kaitannya dengan produk yang Anda jual. Sedangkan untuk pesan yang membangun interaksi, misalnya Anda bisa menanyakan kabar dan sebagainya. Dengan begitu, pembeli juga merasakan manfaat dari interaksi dengan Anda, sehingga tidak terbatas pada transaksi jual beli saja.

2. Segmentasi Database

Pembeli/customer cenderung akan membuka pesan/iklan yang Anda kirimkan jika apa yang Anda tawarkan memang benar-benar sedang mereka butuhkan. Jika Anda memiliki data geografis dan demografis customer, pastikan Anda mengirim iklan produk ke target market yang cocok berdasarkan data tersebut.

Baca Juga: Segmentasi Pasar

Nah, itu tadi penjelasan singkat mengenai spamming dan bagaimana cara menghindari agar tidak dianggap spam ketika promosi bisnis. Semoga bisa dijadikan solusi atas permasalahan bisnis Anda, ya!

Jika merasa artikel ini bermanfaat, yuk bantu sebarkan ke teman-teman Anda. Jangan lupa untuk like, share, dan berikan komentar pada artikel ini.

Referensi:

  1. dti.itb.ac.id/
  2. Goldenfast.net
  3. Dailysocial.id