Siapa sih yang tidak suka nyemil? Menikmati kudapan di waktu santai atau sambil bekerja tentu bisa meningkatkan semangat dan produktivitas. Meski begitu, jangan sampai kudapan yang kita konsumsi justru mengganggu kesehatan. Banyaknya camilan tidak sehat yang beredar saat ini menggugah Dwi Bayu Anggraini untuk membangun sebuah usaha makanan ringan dengan konsep makanan sehat. Pria yang biasa disapa Anggi ini kemudian menamakan usahanya Sendok Kayu.

Sendok Kayu merupakan sebuah usaha yang menawarkan berbagai produk makanan ringan yang sehat sebagai pelengkap makanan utama. Kudapan nikmat dari Sendok Kayu ini diproduksi secara higienis dan mengandung sayur, gluten less, tanpa perasa buatan yang aman untuk kesehatan tubuh. Nah, bagaimana perjalanan Anggi membangun usaha Sendok Kayu? Mari sama-sama kita simak di artikel ini.

Baca Juga: Tang Kitchen: Usaha Kuliner yang Dirintis di Usia Muda


Filosofi Sendok Kayu dan Tercetusnya Ide Kudapan Sehat

Anggi mengawali usahanya dengan menciptakan produk es krim yang dinamakan dengan Sendok Kayu. Nama Sendok Kayu dipilih karena identik dengan produk es krim sebagai produk utama, dimana sendok kayu umumnya selalu menjadi pendamping pada kemasan es krim.

“Selain itu Sendok Kayu adalah lambang peradaban sejarah, di mana ketika zaman prasejarah manusia makan dengan menggunakan tangan secara langsung. Kemudian zaman semakin berkembang, mulailah kebiasaan makan berubah menggunakan alat sendok. Sehingga bisa dikatakan, sendok adalah salah satu penemuan yang mengubah wajah dunia,” tutur Anggi.

Baca Juga: Percepat Pertumbuhan UMKM Kuliner Dengan Cloud Kitchen

Sebagai produk utama, Sendok Kayu memiliki menu es krim favorit yaitu Parfeti, yang disajikan dalam cup (gelas) puding dan disusun berlapis dengan potongan brownies, es krim vanilla, es krim coklat dan es krim strawberry.

Menurut Anggi, ide membuat makanan pendamping atau kudapan sehat ini lahir lantaran pada umumnya makanan sehat selalu identik memiliki rasa yang kurang enak. Padahal, ada segmen pasar yang ingin menikmati makanan sehat dengan rasa yang tetap enak. “Saya merasa ini adalah peluang yang bagus jika saya mampu mengubah sebuah makanan sehat menjadi makanan yang memiliki rasa enak namun tetap mempertahankan kualitasnya,” ungkap Anggi menjelaskan awal dibangunnya Sendok Kayu.

Baca Juga: Mengenalkan Kuliner Nusantara ala Winny Soendaroe

Selain dapat menjadi alternatif camilan yang sehat, Anggi juga menciptakan beberapa varian produk kraker yang dinamakan Kremuzz. Apa yang membedakan Kremuzz dengan Sendok Kayu? “Kremuzz adalah makanan ringan dengan mengangkat kearifan lokal bahan makanan Indonesia yakni seledri, jahe dan wijen. Makanan ringan ini awalnya sebagai produk pendamping, namun seiring waktu ternyata permintaan pasar besar sehingga Kremuzz memberi cash flow yang besar kepada usaha kami,” jelas Anggi.


Inovasi Mengejutkan di Masa Pandemi

Foto : Koleksi Sendok Kayu & Kremuzz

Ketika pandemi, banyak sekali pengusaha yang mengalami imbas pada usahanya. Imbas ini pun dialami oleh Anggi. “Saat pandemi, banyak mitra kami tidak beroperasi karena PPKM seperti toko retail modern, toko oleh-oleh termasuk reseller. Tetapi kami tetap berupaya untuk menciptakan inovasi baru pada produk Sendok Kayu, yaitu menciptakan varian kue (tart) dari es krim dengan bahan-bahan yang sehat,” ungkap Anggi.

Baca Juga: Jenis-jenis Promosi Paling Pas Untuk Bisnis Kuliner

Produk tart es krim sehat ini kemudian dikemas oleh Anggi sebagai hantaran ulang tahun, hadiah, dan perayaan lainnya. Ternyata, produk inovasi ini justru makin berkembang hingga sekarang, karena banyak peminatnya. Bahkan Sendok Kayu mampu meraup kenaikan omzet di masa pandemi lebih dari 76% per bulannya. Dari kisaran omzet sebelum pandemi sebesar 25 juta rupiah per bulannya, kemudian mengalami peningkatan sesudah pandemi 35 juta rupiah per bulan.

Pencapaian ini tentu saja hal ini tidak lepas dari cara Anggi dan tim menerapkan strategi untuk menjaga hubungan baik dengan pelanggannya. “Supaya pelanggan merasa nyaman berbelanja, kami berupaya merespon cepat apapun kebutuhan pelanggan. Kami juga senantiasa memahami keinginan pelanggan dengan baik, dan tidak lupa untuk selalu menjaga kualitas serta memberikan after sales service untuk semua pelanggan,” tuturnya.

Baca Juga: Tips Memulai Usaha Dagang atau Toko Online

Anggi juga membeberkan cara Sendok Kayu menciptakan ide kreatif, yaitu dengan membuka diri untuk selalu melihat trend market serta melakukan survey pasar, kedua aspek ini kemudian digabungkan dengan varian rasa yang sudah diterima oleh segmentasi pasar besar dari Sendok Kayu dan Kremuzz.

“Segmentasi kami adalah pelanggan wanita dengan pendapatan 5 juta rupiah per bulan, dengan usia di kisaran 20-45 tahun, dan tinggal di perkotaan. Kami juga mengembangkan strategi pasar dengan distribusi melalui channel B to B dan B to C serta membangun channel penjualan melalui marketplace,” jelas Anggi.

Baca Juga: Tips Melakukan Riset Pasar Bagi UMKM

Tentu saja selalu ada tantangan pada setiap usaha, ya, Sahabat Wirausaha. Begitupun dengan usaha milik Anggi, yaitu bagaimana Anggi harus mampu menyesuaikan trend makanan sehat sesuai kondisi perubahan zaman dengan selalu menjaga tampilan brand dan kualitas produk. Kendala lainnya saat ini adalah perubahan harga yang tidak stabil selama masa pandemi. Tetapi Anggi tetap optimis dan memiliki harapan besar untuk usahanya, yaitu merencanakan untuk memperbesar kapasitas produksi dengan penambahan alat produksi tepat guna dan adaptasi teknologi terbaru, sehingga mampu menjangkau pasar lebih luas lagi hingga ke mancanegara.

Inbox Quote :

“Perjalanan sebuah bisnis akan banyak menemukan perubahan dan juga kondisi yang akan dihadapi, seperti trend saat pandemic hingga setelah pandemic sangat pesat perubahannya, untuk menyikapinya pastikan diri kita untuk selalu berpikiran terbuka dan siap menerima kritik dan saran, jangan lupa diiringi dengan tekun berdoa karena setiap yang kita lakukan pasti selalu ada izin dari Yang Maha Kuasa” - Dwi Bayu Anggraini, pendiri Sendok Kayu dan Kremuzz

Baca Juga: Menentukan Unique Selling Proposition


Kunci Keberhasilan Sendok Kayu dan Kremuzz Dalam Memasarkan Produk

Foto : Koleksi Sendok Kayu & Kremuzz

Saat ini Sendok Kayu dan Kremuzz memiliki empat orang karyawan tetap dan 3 orang karyawan lepas yang kebanyakan merupakan para pelajar SMK dan Ibu-ibu rumah tangga. Semua karyawan mengerjakan semua produk yang dibuat dan dihasilkan langsung dari dapur Sendok Kayu dan Kremuzz sesuai SOP, karena setiap produk memiliki keunikan masing-masing. Salah satu SOP yang dilakukan adalah menjaga jaminan pengiriman produk jika pesanan diterima dalam kondisi hancur maka akan diganti 100%, untuk itu Anggi juga menjalin kerjasama dengan ekspedisi J&T.

Tak hanya itu, Sendok Kayu juga kerap menerima pesanan dalam jumlah besar. “Kami menerima pemesanan dalam jumlah besar, salah satunya pengalaman kami pernah mengisi hampers 17 Agustus di Grahadi pada tahun 2019 di Kantor Gubernur Surabaya sebanyak 15.000 pcs snack dalam waktu 2 minggu, lalu lainnya adalah pengerjaan hampers untuk Bank Indonesia pada acara ISEF juga di tahun 2019 sebanyak 1000 pcs dalam waktu 2 hari,” papar Anggi.

Baca Juga: Mengidentifikasi Peta Persaingan Supaya Bisnis Tetap Unggul

Anggi memiliki prinsip usaha yang menjadi kunci keberhasilan Sendok Kayu dan Kremuzz dalam memasarkan produk, yaitu mampu mengenali produk dan menentukan target pasar, menyusun rencana pemasaran mulai perhitungan HPP, margin, distribusi dan promosi, melakukan riset pasar termasuk mempelajari tipe pelanggan dan mempelajari kompetitor, serta membuat target pemasaran dan pencapaian omset. Sebagai pendukung pemasaran Anggi memanfaatkan Facebook Ads, Instagram Ads dan TikTok Ads.

“Saat ini produk kami tersedia secara online di Shopee, Tokopedia, Blibli, Lazada dan Tik Tok Shop. Kami juga hadir di toko retail modern seperti Indomaret, Circle K, Hartani dan toko oleh oleh seperti Lapis Pahlawan Surabaya, Bolu Malang Singosari, dan Amanda,” pungkas Anggi menutup percakapan.

Baca Juga: Tips Memilih Atribut Brand

Dua hal yang dapat kita pelajari dari perjalanan Sendok Kayu dan Kremuzz, adalah ketangguhan dan keteguhan pemiliknya dalam mempertahankan usaha. Terbukti di masa pandemi, Sendok Kayu dan Kremuzz mampu membuktikan dan menghadapi kondisi dengan sangat baik. Semangat Anggi dalam menjaga eksistensi usahanya kini pun berbuah manis. Nah, semoga kisah Cerita Inspirasi ini mampu membangkitkan inspirasi bagi Sahabat Wirausaha.

Jika merasa artikel ini bermanfaat, yuk bantu sebarkan ke teman-teman Anda. Jangan lupa untuk like, share, dan berikan komentar pada artikel ini.