Bagai sayur tanpa garam, makan nasi dan lauk pauk tanpa sambal seperti ada yang kurang bagi pecinta sambal. Sensasi pedas yang menggugah selera makan yang diselingi rasa asam dari tomat dan rasa manis dari gula sangatlah nikmat dimakan bersama sajian yang hangat.

Sambal memang tidak bisa dipisahkan dengan kuliner Indonesia. Hampir di setiap daerah, sajian sambal selalu hadir mendampingi masakan khas nusantara. Dari Sabang sampai Merauke, kita mengenal beragam jenis sambal. Sambal terasi, bawang, cabe ijo, bajak, matah, dan roa adalah sejumlah sambal yang paling digemari pecinta sambal nusantara.

Terinspirasi dari kekayaan olahan sambal nusantara dan kegemarannya terhadap sambal, Rimayanti Wardani, memutuskan untuk membuka usaha sambal siap konsumsi bermerek Roa Judes. Sesuai namanya, Roa Judes adalah sambal berbahan baku ikan roa yang merupakan sambal khas dari Manado.

Baca Juga: UKM Bisa Siap Ekspor Dengan Kenali 8 Hal ini

Rima bukan berasal dari Manado, tetapi ia jatuh hati dengan rasa sambal roa ketika mencicipi sambal roa yang diberikan teman satu kos-nya yang berasal dari Manado. Sejak saat itu, Rima selalu minta dibawakan sambal roa setiap kali temannya pulang kampung.

Rima memulai usahanya sejak tahun 2012 ketika dirinya masih menjadi karyawan di salah satu perusahaan swasta di Jakarta. Suatu hari, teman tersebut membawakannya satu kilogram oleh-oleh ikan roa dari Manado.

Karena dari satu kilogram ikan roa dapat menghasilkan sambal dalam jumlah yang banyak dan tidak habis dikonsumsi sendiri, Rima memutuskan menjual sebagian sambal roa buatannya kepada teman-teman kantornya.

Siapa sangka sambal roa buatannya laku terjual, bahkan ada beberapa teman yang repeat order karena menyukai cita rasa sambal tersebut. Rima yang berprofesi sebagai karyawan swasta, saat itu rutin membuat sambal roa setelah pulang bekerja. Dalam satu bulan, ia bisa memproduksi sambal roa sebanyak 1.000 botol untuk memenuhi pesanan.

Nah bagaimana kisahnya Rima bisa mengekspor sambalnya ke Amerika Serikat? Simak Cerita Inspirasi berikut ini.

Baca Juga: Mengenal Ragam Standar Global Produk Ekspor


Dikunjungi Pembeli dari Negeri Paman Sam

Suatu hari, ada seorang jurnalis VOA Indonesia yang membeli Roa Judes. Ia menyukai sambal tersebut dan membawanya ke Amerika Serikat untuk ditawarkan kepada kolega-koleganya. Selang beberapa bulan, salah satu kolega jurnalis itu, seorang warga Amerika Serikat bernama Mr. Douglas menghubungi Rima karena ingin memesan sambal Roa Judes sebanyak 3.000 botol.

Ini pertama kalinya Rima menerima pesanan dalam jumlah besar. Jujur ia belum punya cukup modal. Namun karena mendengar kesungguhan Mr. Douglas, Rima mempersilahkannya datang dan mengunjungi rumah produksinya di Bekasi.

Beberapa hari kemudian, Mr. Douglas datang untuk melihat proses pembuatan dan pengemasan sambal Roa Judes. Dalam kunjungan itu, Rima menceritakan jika ia tidak memiliki cukup modal untuk membuat pesanan sebanyak itu.

Setelah proses bernegosiasi yang cukup panjang, tercapailah kesepakatan jika Mr. Douglas akan membayar separuh dari harga beli sebagai uang muka, sedangkan sisanya akan dilunasi setelah semua pesanan selesai diproduksi.

Baca Juga: Langkah-langkah Persiapan Memulai Ekspor

Rima menggunakan uang muka tersebut untuk membeli bahan baku sambal, menyediakan kemasan, dan mencetak label produk. Saat itu dirinya yang masih berprofesi sebagai karyawan swasta mendesain kemasan dan label produk ketika sedang dalam perjalanan pulang naik kereta dari kantor menuju rumah.


Roa Judes Siap Ekspor

Mengekspor produk makanan ke luar negeri tidak semudah membalikkan telapak tangan. Karena produk makanan akan dikonsumsi tubuh dan masuk ke dalam pencernaan, maka proses pembuatannya tidak boleh sembarangan. Makanan harus memenuhi mutu dan standar kesehatan.

Baca Juga: Menerapkan Pelabelan (Labelling) yang Layak Dalam Standar Ekspor

Oleh sebab itu, sebelum siap diedarkan ke Amerika Serikat, Roa Judes harus mendapat izin edar dari Food and Drug Administration (FDA) yang merupakan Badan Pengawas Obat dan Makanan di Negeri Paman Sam. Beruntung Mr. Douglas bersedia membantu pengurusan izin edar Roa Judes sehingga Rima tidak terlalu direpotkan dengan urusan administrasi produk dan bisa fokus memproduksi sambal.

Peran Mr. Douglas saat itu sangatlah penting, ia memberi arahan tentang informasi apa yang harus dicantumkan pada kemasan, bagaimana proses packing yang baik, hingga cara menempatkan dan menyusun produk dalam dus supaya aman.

Proses membuat 3.000 botol sambal roa tidaklah terbilang mudah. Usaha berbasis rumah tangga yang semuanya serba ia kelola sendiri sebenarnya belum memiliki kapasitas yang memadai untuk memproduksi sambal dalam jumlah besar.

Baca Juga: Strategi Komunikasi Efektif Menjangkau Peluang Pasar Global

Namun ia tidak kehabisan ide, Rima meminta bantuan keluarga dekat dan tetangganya untuk membantu proses produksi karena ia hanya memiliki waktu selama tiga minggu untuk menyelesaikan permintaan.

Akhirnya produksi sambal roa selesai dikerjakan sesuai tenggang waktu yang diberikan. Rima segera menghubungi Mr. Douglas dan menyiapkan proses keberangkatan. Sungguh pengalaman itu telah membuka wawasan dan memberi pengalaman baru untuk Rima. Meskipun masih usaha berskala mikro tetapi produknya sudah bisa menembus pasar internasional.


Berjaya dengan Inovasi

Kini sembilan tahun sudah ia menggeluti produksi Roa Judes. Saat ini dalam satu bulan, Rima memproduksi lebih dari 10.000 botol sambal untuk memenuhi permintaan pasar dalam negeri. Ini belum termasuk permintaan pesanan dari luar negeri. Ia memang kerap mendapat permintaan secara rutin dari sejumlah distributor dari negara-negara Eropa, Singapura, dan Amerika Serikat.

Baca Juga: Potensi Ekspor Makanan Olahan Kemasan Dari Indonesia

Sebagaimana layaknya bisnis, ada saatnya maju, ada saatnya turun. Selama sembilan tahun, perjalanan Roa Judes tidak selalu mulus. Sempat di tahun 2018, omsetnya mengalami penurunan drastis karena banyaknya kompetitor yang bermunculan.

Namun Rima percaya bahwa rezeki sudah diatur sehingga tidak terlalu ambil pusing. Untuk menghadapi penurunan permintaan ini, Rima mempelajari trend pasar dan melakukan re-branding produk. Ia merubah desain dan logo pada kemasan yang menurutnya punya pengaruh signifikan dalam menarik hati pelanggan.


Pelajaran Penting dari Roa Judes

Lalu, pelajaran apa yang bisa Sahabat UKM ambil dari pengalaman Rimayanti Wardani dengan sambal Roa Judes-nya ?

Kisah Rima membuka pandangan kita bahwa usaha mikro sekalipun jika memiliki produk yang berkualitas bisa menembus pasar dunia. Di era digital, dimana setiap orang dapat berkomunikasi satu sama lain tanpa terhalang jarak, adalah kesempatan besar bagi setiap pelaku usaha untuk mengenalkan produknya melalui teknologi digital.

Baca Juga: Menembus Pasar Global Melalui Pemberdayaan Potensi Lokal Ala Salam Rancage

Pelajaran pertama, kerja keras adalah modal utama bagi seorang wirausaha jika ingin mendirikan usaha. Meskipun Rima sudah berada dalam zona nyaman yaitu memiliki karir yang bagus di salah satu perusahaan swasta, ia tetap bersikeras mewujudkan keinginannya merintis bisnis sendiri.

Semua itu ia jalani sepulang dari bekerja, setahap demi setahap. Begitu ada kesempatan mengurus bisnis, ia lakoni dengan tekun seperti saat dirinya sibuk mendesain kemasan ketika dalam perjalanan pulang naik kereta dari kantor menuju rumah.

Kedua, lakukan inovasi untuk setiap kendala yang dihadapi. Seandainya Rima menolak melakukan inovasi, mungkin ekspor rintisan ke Amerika Serikat tidak akan pernah terwujud. Sebagai solusinya ia mempersilahkan Mr. Douglas mendatangi rumah produksinya. Dengan demikian, Mr. Douglas semakin yakin membeli produknya dan proses negosiasi berjalan lebih santai.

Ketika Rima harus memproduksi 3.000 botol sambal dan memiliki tenaga kerja terbatas, ia mengambil langkah inovatif dengan mengajak kerabat dan tetangga ikut serta membantu proses produksi sehingga target pesanan dapat terpenuhi sesuai jadwal.

Baca Juga: Jitu Membidik Peluang Pasar dan Target Negara Ekspor

Langkah inovatif ini juga ia terapkan ketika penjualan sambal roa sempat turun di tahun 2018, Rima melakukan rebranding logo dan kemasan sehingga terlihat lebih menarik dan berhasil mendongkrak kembali penjualan.


Itulah kisah Rimayanti Wardani dan Sambal Roa Judes yang mendunia. Jadi tidak mustahil loh bagi pebisnis sambal untuk bisa mengekspor produknya ke negara maju. Sudah banyak masyarakat luar yang menggemari produk sambal kita. Apalagi kita juga bisa mengambil peluang dari banyaknya diaspora Indonesia yang tersebar di penjuru dunia.

Semoga dapat memberi inspirasi bagi sahabat UKM yang berencana ingin mengekspor barang ke luar negeri. Intinya, kita harus berani bermimpi besar dan jangan pernah takut untuk belajar. Teman-teman bisa menyimak lebih detail di webinar Bincang Bisnis.

Jika merasa artikel ini bermanfaat, yuk bantu sebarkan ke teman-teman Anda. Jangan lupa untuk like, share, dan berikan komentar pada artikel ini ya Sahabat Wirausaha.