Beberapa tahun belakangan, peluang pasar untuk rendang kemasan instan cenderung meningkat. Produk praktis yang cukup dipanaskan sebelum dinikmati ini menjadi jawaban atas kebutuhan masyarakat urban untuk makan enak tanpa harus ribet. Tak hanya itu, bagi para pelancong dan anak rantau, rendang kemasan yang bisa dibawa kemana-mana tanpa harus takut basi juga menjadi produk yang menarik.

Baca Juga: Pelatihan dan Pendampingan Bagi Pengusaha Perempuan

Peluang dan target pasar inilah yang kemudian membangkitkan minat Laurencia De Richo dan kedua orangtuanya untuk mendirikan Rendang Unikayo sebagai usaha keluarga. Memulai bisnis di usia 18 tahun, Laurencia berhasil membawa Rendang Unikayo hingga berhasil meraih omzet di atas 100 juta rupiah per bulannya. Penasaran bagaimana perjalanan bisnisnya? Simak kisah lengkapnya berikut ini.


Menangkap Peluang Bisnis Kuliner di Masa Pandemi

Di tahun 2020, Laurencia De Richo, seorang perempuan muda asal Payakumbuh, Sumatera Barat, memiliki mimpi untuk bisa membuka lapangan pekerjaan bagi banyak orang.

Hal ini diwujudkannya pada pertengahan tahun tersebut, di tengah gempuran pandemi COVID-19. Usaha kecil tersebut dinamakannya Rendang Unikayo, sebuah bisnis rendang kemasan dengan produk utama berupa bumbu rendang instan yang bisa dihangatkan kapan saja.

Baca Juga: Pendampingan Gratis Bagi UMKM Terdampak Covid-19

Diakui Lauren, ide bisnis ini muncul dari hasil observasinya terhadap gaya hidup masyarakat urban yang kerap ingin menyantap kuliner lezat seperti rendang, namun tak punya waktu untuk memasaknya sendiri. “Banyak juga dari mereka yang ingin memasak rendang namun tidak paham cara memasak rendang yang otentik rasa Minang tanpa harus ribet dan anti-gagal,” jelasnya.

Hasil observasi Lauren ternyata tak salah sasaran. Sebab, meskipun Rendang Unikayo didirikan semasa pandemi, grafik penjualannya justru terus mengalami peningkatan. Hal ini dipengaruhi oleh gaya berjualan mereka yang sudah merambah ke ranah digital, alias penjualan daring. “Karena kita basic-nya di [penjualan] online, dan seperti yang kita ketahui menurut data yang ada penjualan online ketika pandemi relative naik dan kita selalu optimis,” ujar Lauren.

Sebagai media promosi, ia lebih memilih Facebook Ads dan Instagram Ads. Sedangkan untuk media penjualan, Lauren lebih banyak menggunakan WhatsApp Business agar lebih mudah terhubung secara langsung ke para konsumennya. “Untuk menumbuhkan kepercayaan konsumen kita juga ada website dan marketplace seperti Shopee dan Tokopedia baru-baru baru masuk ke Blibli juga,” jelasnya.

Baca Juga: Seluk Beluk Analisa Peluang Pasar di Tokopedia

Keberhasilan Unikayo melejit di masa pandemi juga dipengaruhi sifat praktis dan ekonomis dari produk andalannya : Bumbu Rendang instan dalam kemasan. Di masa pandemi, saat masyarakat tak bisa berkegiatan di luar dan harus melakukan segala sesuatunya dari rumah, produk bumbu rendang instan menjadi salah satu solusi pilihan mereka yang sibuk. “Menggunakan bumbu rendang instan, masak rendang yang awalnya membutuhkan waktu 5-8 jam, kini hanya [butuh waktu] 1 jam saja,” papar Lauren.

Di dalam bumbu rendang tersebut, Unikayo juga sudah menyertakan bahan santan, sehingga nantinya konsumen hanya perlu menyediakan daging atau lauk lainnya yang akan diolah sebagai isian rendang. Keunggulan lainnya, Rendang Unikayo memiliki ketahanan yang mencapai waktu 9 bulan dalam kemasan.

Rangkaian inovasi dalam produk inilah yang kemudian menarik hati banyak lapisan masyarakat, mulai dari pekerja urban, ibu rumah tangga masa kini, hingga para pelajar yang merantau keluar daerah maupun ke luar negeri.


Berani Memulai Usaha di Usia Muda

Laurencia De Richo mendirikan Rendang Unikayo saat usianya masih 18 tahun. Saat itu, ia baru saja lulus dari sekolah MA dan memutuskan untuk melanjutkan pendidikannya ke sebuah sekolah bisnis selama 8 bulan. Minatnya untuk menjadi seorang entrepreneur muda memang sudah tertanam sejak kecil.

Beruntung, mimpi ini didukung oleh kedua orangtuanya. Alih-alih memaksa Lauren untuk segera kuliah, mereka justru mendampinginya untuk mengembangkan bisnis Rendang Unikayo.

Baca Juga: Tips Memulai Usaha Dagang atau Toko Online

Diakui Lauren, tantangan terbesar selama menjalankan bisnis ada di mentalnya sebagai pengusaha yang masih dalam proses pembentukan. “Secara umumnya anak-anak di usia saya dan teman-teman saya itu masih pada main sana sini dan nongkrong ya saya harus fokus sampe tidur sehari cuma 2-4 jam saja,” kenangnya. Namun, selama satu tahun merantau dan menjalani kuliah bisnis di Bandung, Lauren justru menemukan ide usaha yang membesarkannya.

Saat itu, ia yang tengah jauh dari kampung halaman kerap merasa rindu dengan citarasa rendang khas buatan ibunya. Di sinilah Lauren mulai berpikir untuk mengembangkan produk rendang kemasan yang bisa praktis dibawa oleh anak-anak rantau seperti dirinya.

Baca Juga: Rendang Pak Ombak

Selepas lulus, ia pun melakukan proses riset untuk mewujudkan ide bisnis tersebut. “Saya juga melalui proses trial and error berkali-kali untuk menemukan selera yg diinginkan pasar, namun tetap merujuk pada resep turun temurun keluarga,” jelas Lauren.

Meskipun berat, namun perjuangannya berbuah manis. Hanya dua tahun setelah berdiri, Rendang Unikayo mampu mencapai omzet tertinggi lebih dari 100 juta rupiah setiap bulannya. Kuantitas produksinya pun semakin bertambah, seiring naiknya nilai omzet secara signifikan.

Di awal berdiri, mereka hanya memproduksi sekitar 20 kg rendang per bulannya. Sementara saat ini, kuantitas produksi bisa mencapai sekitar 300 kg per bulannya. “Dan branding juga alhamdulillah semakin baik dan diterima baik dalam masyarakat umum di Indonesia maupun luar negeri serta dalam pemerintahan juga baik sekali.,” papar Lauren dengan bangga.

Baca Juga: Printerous Pentingnya Branding dan Desain Kemasan untuk Bisnis F&B


Menyasar Target Ekspor dan Mengembangkan Standar Dapur Produksi

Setelah memantapkan omzet dan kuantitas produksi yang baik setiap bulannya, Lauren mulai membangun Dapur Produksi, alias pabrik kecil berstandar internasional. Hal ini merupakan salah satu pengembangan proses produksi rendang, dari yang awalnya dilakukan di dapur rumahan, dipindahkan ke Dapur Produksi yang memiliki standar produksi. “Jadi semuanya mulai dari alur produksi, ruangan produksi sampai produk jadi semua sudah terstandar,” ujar Lauren.

Diakuinya, hal ini ia lakukan lebih cepat lantaran Rendang Unikayo telah memiliki prospek ekspor dan permintaan pasar di beberapa negara lain. Sementara salah satu syarat ekspor dari pemerintah Indonesia adalah kepemilikian Sertifikasi MD (Makanan Dalam Kemasan). “Dan salah satu syarat mendapatkan sertifikat MD itu adalah harus memiliki dapur terpisah, makanya kita bangun segera karena sudah banyak tawaran-tawaran ekspor yg kami tangguhkan,” jelasnya panjang lebar.

Baca Juga: Mempersiapkan Kemasan (Packaging) untuk Memenuhi Standar Ekspor

Menurut Lauren, selama ini Unikayo sudah menjual ke luar negeri dalam kuantitas kecil yang masih tergolong aman untuk pengiriman mancanegara. “Contohnya kita udah ngirim ke Itali, Inggris, Belanda, Jepang, dan Singapura juga,” paparnya. Saat ini, target Lauren adalah untuk memulai ekspor di pertengahan tahun 2023 dalam kuantitas besar. Ia juga menyasar negara-negara Timur Tengah sebagai target ekspor.

Dimulai sebagai bisnis kecil di Payakumbuh, kini Rendang Unikayo menjadi salah satu produsen rendang instan kemasan yang paling sibuk di Nusantara. Selain menembus target omzet dan mengikuti banyak pameran serta kegiatan pemerintah, Unikayo juga sudah mengembangkan jaringan pasarnya ke seluruh Indonesia dan menarik hati konsumen mancanegara. Produknya pun berkembang dari satu varian bumbu rendang instan menjadi 11 macam varian. Hasilnya, konsumen dengan berbagai selera memiliki pilihan rasa yang beragam.

Lauren memiliki harapan besar untuk Rendang Unikayo. “Semoga Unikayo kedepannya semakin hari dan setiap detiknya bisa banyak menebar manfaat bagi banyak orang dan bisa menembus pasar global dalam quantity besar serta dikenal di berbagai belahan dunia,” ujarnya bersemangat.

Baca Juga: Menentukan Target Negara untuk Ekspor

Tahun depan, Lauren akan mulai melanjutkan kuliah di jurusan Business Management di bulan Maret. Seiring dengan banyak rencana dan target besar untuk Rendang Unikayo di tahun depan, ia tahu bahwa tantangannya akan jauh lebih besar dari saat ini. Namun, ia bukan sosok yang mudah menyerah.

Lauren optimis bahwa semua rencana dan cita-cita yang dimilikinya untuk Unikayo akan berjalan sesuai dengan usahanya. Ya, kisah Lauren adalah bukti bahwa kita tak pernah terlalu muda untuk memulai usaha. Jika memiliki kemauan dan konsistensi yang kuat, semua hal tentu bisa berbuah manis.

Yuk, semangat untuk tetap memulai dan mengembangkan usaha!

Baca Juga: Mengenal Ragam Standar Global Produk Ekspor

Jika merasa artikel ini bermanfaat, yuk bantu sebarkan ke teman-teman Anda. Jangan lupa untuk like, share, dan berikan komentar pada artikel ini ya Sahabat Wirausaha.

Referensi:

Wawancara langsung dengan Laurencia De Richo, pemilik dan pendiri Rendang Unikayo, sepanjang bulan September 2022.