Jakarta, 9 Juni 2018 - Dalam rangka ikut memfasilitasi forum pertukaran pengetahuan dan pengalaman bagi UKM, Uniqorn Coworking Space dan UKMindonesia menyelenggarakan Talkshow seputar Creative Industry 4.0: Business of Art, Art of Business yang membahas seputar perkembangan industri kreatif Indonesia saat ini dan kesiapannya untuk menjemput berbagai peluang di era revolusi industri 4.0.

Dibuka dengan sambutan via video oleh Pak Triawan Munaf (Kepala Bekraf), Ibu Dewi Meisari (project leader, UKMindonesia.org - LPEM FEB UI) memandu sesi diskusi bersama para praktisi muda yang terdepan dibidangnya masing-masing, yaitu Sayeed Muhammad, founder local.co.id - gerakan promosi karya kreatif anak bangsa, khususnya fashion; serta Ganda Hartadi, founder OrangeRoom Creative Studio - salah satu studio visual efek film yang terdepan di Indonesia. Kedua narasumber sepakat bahwa tantangan di era revolusi industri dimana teknologi sudah semakin pintar, justru peran dari konsep dan ide menjadi semakin penting. Dulu mesin-mesin dijalankan oleh tenaga operator, kini sudah banyak mesin yang bahkan sudah tidak memerlukan operator karena sudah diprogram dengan Artificial intelligence.

Mas Sayeed berharap perkembangan industri kreatif bisa lebih merata, jangan hanya terlalu didominasi oleh Kuliner dan fashion saja. Hal ini yang mendorongnya melahirkan konsep konser stand up comedy "Local Stand Up Day" yang memberikan kesegaran pada pilihan entertainment kalangan millenial. Ia juga menyambut baik berbagai inisiatif pemerintah untuk mempromosikan produk-produk dalam negeri, namun implementasinya masih perlu perbaikan. "Akan sangat sayang jika niat baik pemerintah tidak disertai dengan implementasi yang baik dan penerima program yang kurang tepat sasaran", ujarnya.

Sementara mas Ganda berharap pemerintah dapat semakin mendukung industri film berupa kemudahan perizinan terkait pelaksanaan shooting di beberapa zona publik, dan membantu pengembangan film dengan tema sejarah kolosal (seperti tentang Majapahit) atau superhero yang keren. Hal ini agar anak-anak Indonesia punya idola jagoan lokal juga, bukan melulu superhero Hollywood. "Anak Indonesia harus punya jagoan lokal yang dibanggakan, agar kelak tak mudah disusupi oleh nilai-nilai luar yang tak sesuai dengan nilai-nilai budaya kita", ujarnya.

Kedua narasumber juga mengangkat kegelisahan yang sama terkait kualitas etos kerja SDM dan sikap pemain didalam industri kreatif sendiri yang belum bisa berkompetisi secara sportif, sehingga justru dapat mengancam kemajuan industri secara keseluruhan. Terlepas dari itu semua, kedua narasumber yakin bahwa prospek industri kreatif di Indonesia sangat cerah. Hanya tinggal kitanya serius mau garap atau tidak.