Indonesia, Negara Eksportir Kopi Terbesar Dunia?

Tahukah sahabat wirausaha, Indonesia merupakan salah satu negara dengan produksi biji kopi terbesar di dunia. Banyaknya produksi kopi di Indonesia berpotensi besar untuk melakukan ekspor. Kopi Indonesia memiliki potensi besar untuk diekspor dengan volume produksi dan keberagaman jenis. Sayangnya, potensi kopi Indonesia belum dioptimalkan secara penuh sehingga performa ekspor kita hanya menduduki posisi ke-13 saat ini. Untuk itulah, kita akan membahas apa saja potensi kopi Indonesia di pasar ekspor khususnya ke Eropa dan bagaimana persiapan yang perlu dilakukan untuk mengoptimalkan potensi kopi kita.


Mengapa Kopi?

Kopi merupakan bahan yang semakin terkenal. Bahkan kopi merupakan komoditas ekspor terbesar kedua di dunia. Jenis kopi yang paling disukai dalam kegiatan ekspor ini adalah Arabika dan Robusta. Di Indonesia, jenis kopi yang paling banyak adalah robusta. Namun, tidak tertutup kemungkinan terdapat jenis kopi khusus seperti kopi luwak yang terkenal mahal dan kopi mandailing. Pada saat ini, perkebunan kopi Indonesia mencakup total wilayah kira-kira 1,24 juta hektar, 933 hektar perkebunan robusta dan 307 hektar perkebunan arabika. Lebih dari 90% dari total perkebunan dibudidayakan oleh para petani skala kecil (Nasution, 2018). Terdapat beberapa hal yang menjadi alasan pentingnya kopi di bidang ekspor, terutama di Indonesia yaitu (Widaryanto, 2018):

Baca Juga: Tips Sukses Ekspor Berdasarkan Hasil Penelitian

1. Produksi berlimpah

Indonesia merupakan negara penghasil kopi terbesar keempat di dunia setelah Brasil, Vietnam dan Kolombia dengan produksi rata-rata sebesar 685 ribu ton per tahun atau 8,9 persen dari produksi kopi dunia.

2. Ekspor kopi memberikan kontribusi dalam perekonomian Indonesia

Ekspor produk kopi olahan didominasi produk kopi instan, ekstrak, esens dan konsentrat kopi yang tersebar ke negara tujuan ekspor seperti Filipina, Malaysia, Thailand, Singapura, RRC, dan Uni Emirat Arab. Perkembangan industri kopi dibidang ekspor sangat berkontribusi bagi pertumbuhan ekonomi di Indonesia di antaranya bertambahnya dari sisi pajak, devisa, serta pendapatan Negara, berkembangnya industri kopi juga banyak melahirkan wirausaha kreatif seperti barista dan pemilik kedai kopi skala kecil, menengah hingga besar yang dengan kreativitasnya terus melahirkan menu-menu baru.

3. Indonesia memiliki kopi yang beragam jenis dan cita rasanya

Ada belasan kopi special kita yang telah dikenal di dunia, termasuk Luwak Coffee, dengan rasa dan aroma khas sesuai indikasi geografis yaitu kopi arabika dan kopi robusta dan itu tersebar di berbagai daerah jadi rasa dan nikmat kopi jadi beranekaragam dan yang menjadi keunggulan Indonesia. Saat ini sudah ada 12 kopi Indonesia yaitu Kopi Arabika Gayo, Sumatera Arabika Simalungun Utara, Robusta Lampung, Arabica Java Preanger, Java Arabika Sindoro-Sumbing, Arabika Ijen Raung, Arabika Kintamani Bali, Arabika Kalosi Enrekang, Arabika Toraja, Arabika Flores Bajawa, Liberika Tungkal Jambi dan Kopi Robusta Semendo asal Sumatera Selatan.

Baca Juga: Potensi Ekspor Biji-bijian

Beberapa negara di kawasan Uni Eropa dikenal tinggi dalam hal mengkonsumsi kopi dengan rata-rata konsumsi kopi mencapai 5 kilogram per kapita per tahun.


Bagaimana Performa dan Ekspor Kopi di Indonesia?

Kopi merupakan produk perkebunan yang mempunyai peluang pasar, baik di dalam negeri maupun di luar negeri. Sejak tahun 1984 pangsa ekspor kopi Indonesia di pasar kopi internasional menduduki nomor tiga tertinggi setelah Brazil dan Kolombia. Bahkan untuk kopi jenis robusta ekspor Indonesia menduduki peringkat pertama di dunia. Sebagian besar ekspor kopi Indonesia adalah jenis kopi robusta (94%), dan sisanya adalah kopi jenis arabika.

Amerika Serikat merupakan negara pengimpor produk kopi terbesar pertama di Indonesia. Permintaan ekspor produk kopi Indonesia ke pasar Amerika Serikat (AS) terbilang cukup tinggi, namun selain mengimpor kopi dari Indonesia AS juga melakukan impor kopi dari negara-negara pengekspor kopi lainnya di dunia untuk memenuhi jumlah kebutuhan kopi di AS (Anonim, 2017).

Baca Juga: Langkah-langkah Persiapan Memulai Ekspor

Pada tahun 2017, Indonesia mengekspor kopi sebesar USD 1,18 Milyar. Nilai ini meningkat sebesar 17,71% dari nilai tahun 2016 yang senilai USD 1 Miliar. Produksi Kopi Indonesia yang sangat melimpah membuat neraca perdagangan Indonesia selalu surplus dalam 6 tahun terakhir (2012-2017). Walaupun dari sisi tren ekspor Kopi dalam 5 tahun terakhir menyentuh nilai yang negatif sebesar -4% dan belum dapat kembali ke nilai tertinggi pada tahun 2012 sebesar USD 1,24 Milyar, namun untuk tahun 2017 lebih baik dari tahun-tahun sebelumnya terutama dilihat dari tingginya antusiasme konsumen dan munculnya pemain baru di industri kopi dalam negeri.

Tujuan utama ekspor kopi Indonesia tahun 2017 sebagian besar 21,6% adalah negara Amerika Serikat dengan nilai USD 256,4 Juta. Sedangkan diikuti oleh Jerman dengan nilai USD 104,1 Juta (8,76%), Malaysia dengan nilai USD 86,9 Juta (7,33%), Jepang dengan nilai USD 82,4 Juta (6,94%) dan Italia dengan nilai USD 79,6 Juta (6,71%). Perdagangan Kopi dunia pada tahun 2016 masih didominasi oleh Brazil yang merupakan eksportir terbesar dengan pangsa pasar 15,79% dunia dengan nilai USD 4,85 Milyar. Lalu Vietnam dengan nilai USD 3,38 Milyar (11%), Kolombia dengan nilai USD 2,46 Miliar (8,01%). Indonesia sendiri berada di peringkat ke-7 dengan nilai USD 1 Milyar atau memiliki 3,28% pangsa pasar dunia. Sedangkan negara dengan permintaan kopi paling tinggi adalah Amerika Serikat dengan nilai USD 5,74 Miliar atau sebesar 19,06% permintaan kopi dunia. Lalu Jerman dengan nilai USD 3,37 Miliar (11,18%), Prancis dengan nilai USD 2,35 Milyar (7,82%), Italia dengan nilai USD 1,67 Miliar (5,56%) dan Jepang dengan nilai USD 1,41 Milyar (4,7%).

Baca Juga: Tips Membangun Relasi Dengan Importir

Pada tahun 2017, Provinsi dengan nilai ekspor kopi terbesar di Indonesia adalah Provinsi Lampung yang memiliki hampir separuh nilai ekspor kopi Indonesia yaitu sebesar USD 605,7 Juta atau 51,02%. Kemudian di posisi berikutnya ada Provinsi Sumatera Utara dengan nilai USD 352,1 Juta (29,66%) dan Provinsi Jawa Timur dengan nilai USD 189,1 Juta (15,93%). Walaupun banyak varietas kopi di daerah Indonesia namun nilainya tidak cukup besar untuk diekspor karena nilai ekspor Provinsi lain selain Provinsi diatas masih dibawah 1,46% dari keseluruhan nilai ekspor kopi Indonesia (Nasution, 2018).

Pada 2019, produksi biji kopi Indonesia mencapai 729,1 ribu ton dengan nilai ekspor produk kopi olahan USD 610,89 juta. Hingga saat ini, tercatat 1.204 unit usaha IKM (industri kecil dan menengah) kopi olahan yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia. Arah industri kopi di Indonesia memang belum sempurna. Namun, itu sekaligus berarti bahwa potensi yang bisa dijelajah sangat banyak. Selain itu, Sebagian besar ekspor kopi di Indonesia masih produk mentah. Padahal industri kopi Indonesia sudah memasuki third wave atau gelombang ketiga. Gelombang pertama datang saat Indonesia mengenal kopi. Gelombang kedua datang saat franchise kopi di kafe mulai menjamur. Sementara itu, gelombang ketiga datang saat masyarakat mulai membedakan kualitas kopi dan rela membayar lebih untuk mendapatkan kepuasan tersebut dimana kegiatan produksi kopi bukanlah kegiatan yang mudah terutama pada kopi yang dikategorikan specialty. Dari seluruh kopi yang beredar di dunia, hanya 10 persen yang masuk kategori specialty (Safutra, 2021).

Baca Juga: Potensi Ekspor Produk Makanan Minuman Kemasan

Sepanjang pandemic yang menghantam Indonesia selama hampir dua tahun ini, permintaan kopi masih tergolong aman. Menurut data dari Badan Pusat Statistik, ekspor kopi mengalami pertumbuhan 6,29 persen sepanjang tahun 2020 dibandingkan dengan tahun 2019. Sejak tahun 2017 hingga April 2020, ekspor kopi paling banyak dilakukan ke Filipina, Amerika Serikat, Malaysia, Jepang, dan Italia. Pada Oktober tahun 2020, Indonesia berhasil melakukan ekspor kopi jenis Arabika Java Preanger Jabaran sebesar 126,65 ton ke Australia (Dikemas, 2021).


Apa saja jenis-jenis kopi yang ada dalam bidang ekspor?

Indonesia merupakan produsen kopi arabika spesialti yang dikenal pasar global sebagai produk kopi bercita rasa otentik yang disukai konsumen. Adapun produk kopi robusta Indonesia dikenal unggul dari mutu dan bodi kopi. Secara umum, saat ini terdapat 4 jenis utama biji kopi Indonesia yang beredar secara komersial, yaitu arabika, robusta, liberica, dan excelsa (Admin, 2022).

1. Arabika

Arabika merupakan salah satu jenis biji kopi yang paling populer dan terkenal di dunia. Berawal dari tanaman kopi, arabika merupakan jenis tumbuhan yang sangat peka atas lingkungannya dan juga rawan sakit. Jika salah satu tanaman terkena sakit, maka terdapat risiko penularan ke tanaman lain yang sehat dan mengakibatkan gagal panen. Oleh sebab itu, perawatan tanaman kopi arabika harus dilakukan dengan baik. Tanaman ini akan tumbuh dengan baik di dataran tinggi, curah hujan yang stabil, variasi suhu minimal, terhindar dari sinar matahari langsung, dan memiliki tanah yang gembur. Biji kopi arabika dengan kualitas baik akan mempunyai ketebalan rasa (body) yang ringan, tingkat keasaman yang menyegarkan, dan cenderung memiliki intensitas rasa dan aroma yang kompleks. Hal tersebut memberikan kopi arabika rasa yang lebih lembut, manis, dan nyaman menurut kebanyakan orang. Kopi arabika memiliki kandungan kafein yang kurang lebih 2 kali lebih rendah dibandingkan kopi robusta. Arabika sangat cocok bagi sahabat wirausaha yang menyukai kopi dengan rasa segar, kompleks, aromatik, nyaman, dan mudah diminum.

Baca Juga: Pendampingan Standar Mutu Untuk Meningkatkan Kontribusi Ekspor UMKM

2. Robusta

Robusta adalah jenis kopi dengan angka produksi kedua terbesar di dunia setelah arabika, dimana Indonesia sendiri adalah salah satu penyumbang kopi robusta terbesar di dunia. Tingginya produksi tersebut berhubungan dengan karakteristik tanaman robusta yang sangat toleran terhadap lingkungannya dan kebal terhadap berbagai penyakit. Kopi robusta dapat bertahan di berbagai ketinggian, tetapi ia menyukai iklim panas dengan curah hujan tidak teratur. Ketahanan kopi robusta dikaitkan dengan kandungan kafeinnya yang tinggi sebagai pestisida alami dan sumber pertahanan diri. Jenis kopi robusta memiliki karakteristik rasa yang tebal sehingga digambarkan sebagai kopi yang pahit. Namun selain rasanya yang tebal, robusta juga memiliki tekstur yang lembut, tingkat keasaman yang rendah, dan seringkali meninggalkan rasa mirip cokelat hitam. Kopi robusta banyak dinikmati oleh masyarakat Indonesia, terutama bila dibarengi dengan cemilan manis seperti pisang goreng, kue, dll. Karena rasanya yang tebal dan khas, kopi robusta sangat cocok bagi kamu yang senang minum kopi dengan campuran susu dan/atau gula.

3. Liberika

Jenis kopi liberika saat ini sudah cukup jarang ditemukan. Salah satu negara yang masih memproduksi kopi liberika adalah Indonesia, terutama di daerah Bengkulu dan Jambi. Tanaman kopi liberika memiliki ketahanan yang kuat terhadap perubahan kondisi lingkungan dan penyakit. Biji kopi jenis liberika umumnya berukuran besar dan tidak simetris, akan tetapi ia memiliki aroma unik menyerupai bunga dan buah-buahan. Secara garis besar, kopi liberika memiliki karakteristik rasa smoky yang dikatakan mirip tembakau, ‘woody’, hingga aftertaste ‘earthy’. Liberika mempunyai rasa yang tebal, pahit, dan beraroma kuat. Kopi tipe ini biasanya dikombinasikan dengan susu dan/atau gula untuk memberikan tekstur lembut dan nyaman saat diminum.

Baca Juga: Mempersiapkan Kemasan (Packaging) untuk Memenuhi Standar Ekspor

4. Excelsa

Kopi jenis excelsa hidup dan tumbuh di daerah Asia Tenggara. Excelsa saat ini telah diklasifikasikan sebagai anggota keluarga dari liberika karena kemiripan bentuk tanaman serta lingkungan tempat hidupnya. Tumbuhan kopi excelsa mempunyai ketinggian 6 sampai 9 meter dan hidup di ketinggian yang mirip dengan kopi liberika. Akan tetapi, karakteristik kopi excelsa sangatlah berbeda dibandingkan dengan kopi liberika. Kopi excelsa memiliki karakteristik rasa yang sedikit asam dan mirip seperti buah. Namun di sisi lain, ia juga mempunyai karakteristik rasa tebal, mirip seperti kayu yang terbakar, serta aroma dan taste yang kompleks. Kekuatan inilah yang menciptakan profil unik kopi excelsa sehingga sering dicari oleh para penggemar kopi.


Bagaimana peluang ekspor kopi dari Indonesia ke Eropa?

Banyak negara yang menjadi tujuan dilakukannya ekspor kopi ini, salah satunya adalah Benua Eropa. Di Eropa ini, Belanda, Belgia, dan Jerman menjadi pasar potensial untuk ekspor kopi Indonesia. Uni Eropa saat ini menjadi konsumen kopi dunia terbesar di dunia, yang mencapai 2,4 juta ton per tahun atau 24 persen dari total konsumsi kopi dunia. Belanda merupakan salah satu pasar potensial kopi Indonesia di Eropa. Nilai ekspor kopi Indonesia pada tahun 2017 tercatat sebesar 9,2 juta dolar AS dengan tren peningkatan selama lima tahun terakhir sebesar 23,4 persen. Rata-rata warga Belanda minum empat cangkir kopi sehari. Hal ini menunjukkan potensi pasar yang besar bagi kopi Indonesia di Belanda. Awal transaksi ekspor kopi dari Indonesia ke Belanda mencapai 5,6 juta dolar AS yang terdiri dari 2,5 juta dolar AS kontrak pembelian dan sisanya 3,1 juta dolar AS berupa nota kesepahaman (Sulistiyono, 2022).

Baca Juga: Potensi Impor: ASEAN

Belgia adalah negara konsumen kopi yang cukup besar, dan merupakan distributor kopi regional yang penting sehingga merupakan pasar yang menarik bagi eksportir dari Indonesia. Belgia memainkan peran yang cukup penting di pasar kopi Eropa, baik untuk kopi hijau maupun biji kopi panggang (roasted), karena negara ini merupakan distributor kopi untuk daerah Eropa Barat. Kegiatan ekspor (re-ekspor) kopi roasted lebih besar dibandingkan impor, mengindikasikan bahwa Belgia merupakan industri pemanggangan kopi yang relatif besar. Akan tetapi, ekspor kopi Belgia didominasi oleh re-ekspor kopi hijau, yang mengambil bagian 85% dari total ekspor. Belgia merupakan negara pengkonsumsi terbesar ke-11 di Eropa.

Selama lima tahun terakhir konsumsi kopi di Belgia stabil, rata-rata sebesar 52,2 ribu ton per tahun. Pada tahun 2010 konsumsi total kopi Belgia mencapai 52,8 ribu ton, peningkatan sebesar 0,5% dibandingkan tahun 2009. Konsumsi kopi per kapita Belgia adalah 4,87 kilo pada tahun yang sama. Dapat disimpulkan bahwa Belgia merupakan konsumen kopi kategori sedang di wilayah EU. Belgia adalah importir kopi keenam terbesar di dunia, dan keempat terbesar di Uni Eropa, di bawah Jerman, Perancis, dan Italia, di atas Inggris dan Spanyol. Pada tahun 2010, Belgia mengekspor 278 ribu ton kopi. Negara-negara tujuan ekspor utama adalah Belanda (46%), Perancis (33%), dan Jerman (11%).

Baca Juga: Membedah Pameran Domestik untuk Produk Pertanian

Gambar 1. Daftar Negara dengan Konsumsi Kopi Terbanyak dan Grafik Belgia sebagai Negara Pengimpor Kopi yang Relatif Besar

Ekspor kopi utama Indonesia ke Belgia adalah untuk kelompok produk Coffee (Excl. Roasted and Decaffeinated) mencapai nilai € 16,2 juta setara dengan 7,2 ribu ton pada tahun 2012. Angka ini merupakan penurunan sebesar -19,59% dalam nilai dan -12,22% dalam volume dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Tidak tercatat angka yang cukup berarti untuk kelompok-kelompok produk kopi lainnya. Selama periode 2008-2012, pertumbuhan nilai ekspor Indonesia untuk produk Coffee (Excl. Roasted and Decaffeinated) tercatat positif 9,88%, namun negatif dalam volume (-0,64%). Pertumbuhan dalam nilai terutama disebabkan oleh kenaikan harga kopi dunia (Martha, 2012).

Gambar 2. Perkembangan Impor Kopi Belgia dari Indonesia

Baca Juga: Tips Petani dan Nelayan Modern Indonesia Menuju Pasar Ekspor

Jerman merupakan negara yang menjadi tujuan ekspor kopi Indonesia. Promosi kopi Indonesia tahun 2021 di Jerman mencatat potensi spektakuler sebesar lebih dari USD 60 juta. Kopi Indonesia menjadi magnet para pengunjung untuk melakukan transaksi. Produk kopi yang dipasarkan adalah kopi arabika gayo, arabica mandailing, arabica kerinci, arabica jambi fine robusta, arabica java preanger, arabica toraja, arabica bajawa, dan arabica papua. Berdasarkan data statistic perdagangan, hingga bulan Agustus 2021, nilai ekspor kopi Indonesia ke Jerman tercatat sebesar USD 15,68 juta. Sedangkan pada 2020, ekspor kopi Indonesia ke Jerman tercatat sebesar 24,69 juta (Perdagangan, 2021).

Sementara itu, petani kopi di Indonesia perlu semakin memperhatikan budidaya pertanian kopi yang baik sehingga menghasilkan produk kopi yang berkualitas tinggi. Produk kopi Indonesia harus memenuhi syarat keamanan pangan secara internasional, baik dari pengaruh bahan kimia maupun bahan lain dan juga keamanan pangan dari hama penyakit lainnya. Perlu diingat pula konsumen di Eropa juga memperhatikan isu kesehatan pangan dan isu keberlanjutan produk selain produk harus memenuhi persyaratan dan regulasi dari pemerintah.

Baca Juga: Melirik Peluang Bisnis Di Sektor Pertanian Lewat Inovasi


Bagaimana syarat ekspor kopi yang benar?

Kopi adalah salah satu komoditas ekspor yang diatur tata niaga ekspornya, termasuk dalam Buku Tarif Kepabeanan Indonesia HS Nomor 09.01 dan 21.01. Ketentuan tentang ekspor kopi diatur beberapa kali dengan Peraturan Menteri Perdagangan RI, yaitu peraturan nomor 26/M-DAG/PER/12/2005 diganti dengan nomor 27/M-DAG/PER/7/2008 dan terakhir nomor 41/M-DAG/PER/9/2009 tentang ketentuan Ekspor Kopi yang terakhir kali mengalami perubahan dengan Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 10/M-DAG/PER/5/2011. Syarat yang dimaksud diantaranya adalah (Logisklik, 2022) :

  1. Ekspor kopi hanya dapat dilakukan oleh perusahaan yang diakui sebagai Eksportir Terdaftar Kopi (ETK) dan Eksportir Kopi Sementara (EKS) oleh Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri Kementerian Perdagangan
  2. Dalam setiap ekspor kopi harus dilengkapi dengan Surat Persetujuan Ekspor Kopi (SPEK). SPEK adalah surat persetujuan pelaksanaan ekspor kopi ke seluruh negara tujuan yang dikeluarkan oleh dinas yang bertanggungjawab di bidang perdagangan di provinsi/kabupaten/kota. SPEK juga dapat digunakan untuk pengapalan dari pelabuhan ekspor di seluruh Indonesia
  3. Kopi yang diekspor wajib sesuai mutu yang ditetapkan Menteri Perdagangan dan harus disertai dengan surat asal, yaitu surat keterangan yang digunakan sebagai dokumen penyerta barang (kopi) yang diekspor dari seluruh Indonesia yang membuktikan bahwa barang (kopi) tersebut berasal, dihasilkan, dan diolah di Indonesia.

Baca Juga: Menentukan Target Negara untuk Ekspor

Produk kopi Indonesia perlu ditingkatkan kualitas dan kuantitasnya karena pasar Uni Eropa memiliki persyaratan yang berstandar tinggi. Standar yang berlaku di kawasan Uni Eropa juga menyesuaikan persepsi konsumen, di antaranya, produk ramah lingkungan, produk pertanian organik, dan perdagangan produk mengikuti sistem perdagangan berkeadilan (fair trade).

Demikian penjelasan potensi ekspor kopi di Indonesia ke Eropa. Bagi sahabat wirausaha yang mempunyai usaha di bidang ekspor kopi semoga dengan artikel ini bisnis kalian semakin berkembang ya. Sukses selalu sahabat wirausaha!

Jika merasa artikel ini bermanfaat, yuk bantu sebarkan ke teman-teman Anda. Jangan lupa untuk like, share, dan berikan komentar pada artikel ini.

Daftar Pustaka:

  1. Admin. (2022, 07 11). Ini 4 Jenis Utama Kopi yang Ada Di Dunia. Retrieved from Generali Healthy Living: https://www.generali.co.id/id/healthyliving/detail...
  2. Anonim. (2017). Peran Komoditas Kopi Bagi Perekonomian Indonesia. Institut Pertanian Bogor Nomor 13, 1-4.
  3. Dikemas, E. (2021, 07 15). Potensi Ekspor Kopi di Indonesia : Menggiurkan di Tengah Pandemi. Retrieved from dikemas.com: https://dikemas.com/potensi-ekspor-kopi-indonesia-...
  4. Logisklik. (2022). Kupas Tuntas Standar Ekspor Kopi. Retrieved from Logistik: https://logisklik.com/blog/kupas-tuntas-standar-ek...
  5. Martha, J. (2012). Peluang, Tantangan, dan Strategi Meningkatkan Ekspor Kopi ke Belgia. Belgium: KBRI Brussels.
  6. Nasution, B. B. (2018). Warta Ekspor Specialty Kopi Indonesia. Jakarta: Kementerian Perdagangan Republik Indonesia.
  7. Perdagangan, K. (2021, 10 21). Spektakuler, Promosi Kopi Indonesia di Jerman Catat Potensi Transaksi USD 60 Juta. Retrieved from Kementrian Perdagangan Republik Indonesia: https://www.kemendag.go.id/id/newsroom/trade-news/...
  8. Safutra, I. (2021, 03 14). Kopi Indonesia Kaya Potensi di Pasar Domestik dan Ekspor. Retrieved from JawaPos.com: https://www.jawapos.com/features/14/03/2021/kopi-i...
  9. Sulistiyono, S. T. (2022, 09 07). Belanda Pasar Potensial untuk Ekspor Kopi Indonesia. Retrieved from tribun bisnis: https://www.tribunnews.com/bisnis/2022/09/07/belan...
  10. Widaryanto, G. T. (2018). Kontribusi Ekspor Kopi Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Indonesia. Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, 1-37.