Penginapan dan hotel tak bisa lepas dari kehidupan kita yang suka traveling dan berwisata. Bahkan tak bisa lepas dari kebutuhan para pebisnis dan pekerja yang memiliki aktivitas pekerjaan berkeliling Indonesia bahkan dunia. Pertanyaannya saat ini seberapa besarkah peluang pasar penginapan dan hotel? Apakah mungkin kita yang memiliki property pas-pasan dapat dialih fungsikan menjadi penginapan dan staycation?

Persyaratan apa saja yang dibutuhkan agar standar penginapan dan staycation dapat dipenuhi untuk memberikan daya tarik sendiri dan dapat menyerap pasar sebesar-besarnya?

Baca Juga: Potensi Ekspor Pariwisata

Sahabat wirausaha yang terjun di dunia pariwisata dan traveling tentu sangat faham betapa pentingnya faktor penginapan dan hotel untuk menaikkan kebonafitan paket wisata yang ditawarkan. Masyarakat yang ingin menikmati paket wisata, pasti akan menanyakan tentang bagaimana kondisi penginapannya. Saat ini sudah banyak sekali beragam bentuk property yang bisa dijadikan penginapan yang exclusive baik untuk layanan dunia wisata maupun dunia bisnis.


Peluang Pasar Penginapan, Homestay, Staycation, Villa, Hotel, Manakah yang Lebih Menjanjikan?

Definisi penginapan, homestay, staycation, villa dan hotel pada prinsipnya adalah sama yaitu tempat yang dijadikan untuk tinggal dan transit sementara waktu selama kegiatan atau aktifitas tertentu, baik itu kegiatan wisata, bisnis, meeting, liburan, diklat pekerjaan dan lain-lain.

Hanya saja masing-masing memiliki kekhususan fungsional dan karakteristik tertentu berdasarkan bentuk bangunan, fasilitas, lokasi bangunan, dll.

Baca Juga: Peluang Pasar: Jasa Laundry

Penginapan adalah sarana akomodasi tempat tinggal yang digunakan sementara waktu ketika seseorang dalam suatu perjalanan atau kegiatan tertentu. Penginapan adalah kata yang biasa digunakan secara umum untuk semua jenis tempat tinggal sementara baik homestay, staycation, villa dan hotel.

Homestay biasanya lebih spesifik didefinisikan sebagai bentuk rumah atau bangunan yang disewakan untuk tempat menginap dalam jangka waktu tertentu dengan skala yang lebih kecil. Homestay bisa berada di daerah tempat wisata, perkotaan, daerah industry, dll.

Villa adalah bentuk rumah atau bangunan yang berada di daerah wisata, pegunungan, atau pedesaan yang digunakan untuk tempat istirahat pada waktu tertentu misalnya sabtu-minggu. Villa juga bisa disewakan seperti homestay, bedanya villa biasanya berada di daerah wisata atau daerah yang asri yang nyaman digunakan untuk peristirahatan.

Staycation adalah tempat atau bangunan yang digunakan untuk tempat singgah atau tempat transit sementara ketika seseorang berada dalam satu kegiatan tertentu baik kegiatan wisata, perjalanan atau bisnis. Staycation lebih banyak ditujukan atau didefinisikan sebagai room apartemen yang memiliki berbagai fasilitas seperti hotel berbintang dan disewakan dengan jangka waktu tertentu baik harian seperti hotel, mingguan atau bulanan.

Baca Juga: Peluang Pasar: Furniture

Sedangkan hotel adalah tempat atau bangunan yang digunakan untuk tempat singgah, transit, tempat istirahat, atau tempat tinggal sementara yang dilengkapi dengan berbagai fasilitas layanan tergantung dari kelas hotel tersebut, baik hotel bintang 3, hotel bintang 4, hotel bintang 5, hotel bintang 6 atau hotel bintang 7.

Fasilitas layanan masing masing tingkatan/kelas hotel mengikuti ketentuan standar Pemerintah RI, diantaranya seperti Jumlah room, fasilitas pendukung eksternal ruangan seperti kolam renang, taman, public area, area sport, fitness, sarana ibadah, lobby, restaurant, parkir area, dll. Sedangkan fasilitas internal ruangan seperti springbed, sofa, lemari, kamar mandi, AC, TV, mini kulkas, deposit box, Wifi, telfon antar room, dll.

Masing-masing kelas baik penginapan, homestay, villa, staycation dan hotel mempunyai peluang probabilitas yang sama dengan kelompok market masing masing. Artinya masing-masing memiliki target market dan peluang market sesuai kelas masing-masing, dengan harga sewapun bertingkat dari harga yang terendah sampai harga yang tertinggi.


Bagaimana Peluang Pasar Penginapan dan Hotel Saat Ini?

Tahukah sahabat, dalam 10 tahun terakhir ini Pemerintah Republik Indonesia telah melakukan terobosan besar dibidang Pariwisata dengan membuat beberapa blok Kawasan Ekonomi Khusus KEK yang berada di beberapa destinasi wisata seperti Kawasan Mandalika Lombok, Kawasan Labuan Bajo dll.

Semua Kawasan tersebut dilengkapi dengan fasilitas public berstandar internasional, seperti hotel berbintang, sarana transportasi yang memadai, perbaikan jalan secara menyeluruh, fasilitas public, tempat ibadah, Internasional Airport, Sarana Air bersih, listrik, pelabuhan wisata, dll.

Dibukanya kawasan tersebut membuat peluang usaha baru dibidang wisata, penginapan dan hotel serta peluang usaha penunjang lainnya.

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno juga aktif melakukan loby dan pertemuan internasional untuk memperkenalkan pariwisata di Indonesia, diantaranya pertemuan dengan Duta Besar Arab Saudi untuk Indonesia pada tanggal 2 november 2021 dan pertemuan dengan Duta Besar Hungaria pada tanggal 26 november untuk mengadakan kerjasama dibidang Pariwisata dan Industri Kreatif.

Baca Juga: Potret UMKM Indonesia: Si Kecil yang Berperan Besar

Menurut catatan Statistik Kemenparekraf, jumlah kunjungan wisatawan mancanegara pada tahun 2019 berjumlah 16,108,600 kunjungan. Sementara jumlah kunjungan wisatawan domestik sebanyak 275 juta kali pergerakan wisatawan. Jumlah ini sangatlah besar, meskipun mengalami penurunan yang drastis hingga 70% pasca covid yaitu tahun 2020 dan 2021 dikarenakan berbagai pembatasan dan penutupan berbagai area wisata dan hotel.


Bagaimana Membuat Penginapan yang Marketable?

Membuat dan menyajikan penginapan yang marketable tentunya tak bisa lepas dari kemampuan kita untuk menyerap aspirasi pasar dan jeli melihat setiap peluang. Penginapan atau hotel bintang 3 belum tentu lebih buruh atau berpendapatan lebih sedikit dari hotel bintang 5, begitu juga sebaliknya.

Besarnya pendapatan dan profit tentunya tergantung dari besarnya minat konsumen atas layanan akomodasi/penginapan yang ditawarkan, serta tergantung pula pada besar kecilnya investasi yang telah dikeluarkan.

Baca Juga: Mengenal Strategi dan Konten Promosi Serta Evaluasi Efektifitasnya

Inventasi awal sebisa mungkin diusahakan sekecil-kecilnya untuk mengurangi resiko pembengkakan untuk pengembalian pinjaman atau modal. Sahabat bisa saja mengelola penginapan atau hotel dengan investasi yang kecil tapi memiliki fasilitas yang besar seperti hotel berbintang 4 atau hotel berbintang 5. Bagaimanakah caranya? Tentu hal ini memerlukan strategi khusus yang akan bahas sedikit pada ulasan ini.

Sumber: www.bps.go.id

Dari data diagam diatas, dapat kita lihat bahwa jumlah usaha akomodasi atau penginapan menurut klasifikasinya terlihat jelas bahwa hotel berbintang memiliki prosentase yang lebih sedikit daripada akomodasi lainnya.

Statistik data hotel di Indonesia, mencatata bahwa jumlah usaha penyedia akomodasi di Indonesia pada tahun 2020 tercatat sebanyak 30.823 usaha dengan jumlah kamar mencapai 870.783 kamar. Dari jumalh usaha tersebut, 11,82% atau sebanyak 3664 usaha diklasifikasikan sebagai hotel berbintang dengan jumlah kamar seluruhnya mencapai 352.845 unit kamar. Sedangkan sisanya adalah usaha akomodasi biasa yang berbentuk homestay, losmen, penginapan, staycation, villa, dll.

Sumber: www.bps.go.id

Untuk klasifikasi hotel berbintang tersebut, diklasifikasikan lagi dengan prosentase hotel bintang tiga sebesar 39,57% atau sejumlah 1442 usaha, hotel bintang dua sebesar 22,17% atau sejumlah 808 usaha, dan hotel bintang empat sebesar 21,30% atau sejumlah 776 hotel dan 108,994 unit kamar.

Baca Juga: HeySTARTIC, Dari Proyek Sosial Bertransformasi Menjadi Inovasi Sosial

Dari data diatas dapat kita lihat bahwa dari 870.763 unit kamar yang disediakan oleh jasa penyedia akomodasi, hanya terdapat 108,994 unit kamar hotel bintang 4. Artinya peluang pasar untuk permintaan kamar standar non bintang jauh lebih besar dari permintaan kamar hotel berbintang.

Hal ini dapat memberikan peluang yang bagus untuk sahabat wirausaha yang ingin terjun di bidang penyedia akomodasi atau penginapan biasa dengan investasi awal yang sekecil-kecilnya tapi dikemas dengan tema yang memikat sehingga dapat menyerap pasar yang sebesar-besarnya.

Contohnya, jika sahabat tinggal di daerah kota besar dimana banyak terdapat apartemen yang memberikan fasilitas publik berstandar hotel bintang 4, seperti fasilitas kolam renang, sport area, taman, fasilitas komersial area yang menyajikan layanan penjualan berbagai kebutuhan hidup sehari-hari seperti minimarket, restaurant, café, laundry, dll, tempat ibadah, meeting room, security 24 jam, parking area yang luas, dll.

Nah sahabat bisa memanfaatkan fasilitas tesebut untuk jadi fasilitas staycation yang sahabat tawarkan. JIka sahabat berminat untuk membeli beberapa unit dan dikelola secara professional menjadi stacation/penginapan berkelas hotel berbintang, atau bisa juga sahabat menyewa atau kerjasama dengan pemilik unit untuk dikelola secara professional menjadi staycation setaraf hotel berbintang.

Baca Juga: Beberapa Skema Transformasi Untuk Menjadi Bisnis yang Lebih Bertanggung Jawab Sosial dan Lingkungan

Nah cara tersebut memungkinkan sahabat memiliki usaha penyedia akomodasi setara hotel berbintang tetapi dengan investasi yang sekecil-kecilnya. Sahabat hanya perlu mengemas usaha tersebut dengan tema yang menarik dan memikat serta memberikan service yang memuaskan sehingga dapat membuat customer menjadi pelanggan setia.


Bagaimana Menentukan Tema dan Paket Penginapan yang Dapat Menyerap Pasar?

Menyediakan stacation atau penginapan yang menarik dan dapat menyerap pasar dapat dilakukan dengan membuat konsep stacation murah dengan fasilitas berstandar hotel bintang 4 dan bintang 5 seperti pemanfaatan apartemen seperti yang di uraikan diatas. Jika sahabat tinggal di daerah pedesaan yang asri atau dilingkungan wisata, maka sahabat juga bisa membuat jasa penyedia akomodasi penginapan atau stacation yang cantik dan menarik, tentunya harus didampingi dengan paket-paket tema yang sedang trending topik, atau paket wisata budaya, artinya mengajak para wisatawan untuk menikmati kenyamanan tinggal dan berbaur dengan masyarakat desa, menikmati keakraban dan budaya lokal, makan bersama masyarakat dan paket-paket lain yang menjual dan memiliki nilai dan daya pikat yang tinggi.

Sumber: www.bps.go.id

Gambar diatas adalah diagram distribusi jumlah kamar usaha di tiap provinsi. Dari diagram tersebut dapat kita lihat bahwa maing masing provinsi memiliki distribusi kamar penginapan atau staycation yang telah berjalan dengan baik. Contoh Bali memiliki sebaran unit kamar sejumlah 11,85%, sedangkan Jawa Barat dan Jawa Timur memiliki sebaran kamar yang lebih sedikit yaitu 11,21% dan 10,02%.

Baca Juga: 10 Wirausaha Inovatif yang Ramah Lingkungan

Data kamar tersebut dapat sahabat jadikan bahan acuan untuk menentukan dimanakah lokasi yang tepat bagi sahabat untuk membuat jasa akomodasi/ penginapan, apakah dilingkungan tinggal sahabat sendiri ataukah di lokasi lain yang memiliki sebaran kamar yang bagus.

Sebaran kamar yang banyak menandakan bahwa permintaan kamar atau wisata di lokasi tersebut lebih banyak dari lokasi lainnya, sehingga peluang usaha sahabat pun akan lebih cepat dikenal oleh masyarakat, baik dengan perpaduan konsep atau paket wisata, kebudayaan, olahraga, games, atau paket-paket lain yang digemari masyarakat.

Konsep tersebut telah banyak di aplikasikan oleh para guider untuk para wisatawan lokal dan wisatawan mancanegara, dan telah terbukti berhasil bahkan bisa dikategorikan laris manis, serta telah menjadi bisnis usaha baru bagi para guider, yang tadinya hanya berprofesi guider, kemudian menjadi pengusaha penyedia akomodasi penginapan dengan memanfaatkan konsep tersebut.

Adapun rumah atau penginapan yang dapat anda manfaatkan menjadi stacation bisa saja rumah anda sendiri, rumah sewa yang dikelola secara professional, rumah penduduk yang kosong, atau memanfaatkan rumah penduduk yang memiliki kamar kosong.

Baca Juga: 10 Tipe Inovasi Bisnis yang Perlu Dilakukan

Ada banyak sekali manfaat yang bisa dinikmati dan diambil dari konsep ini, baik bagi pengusaha penyedia akomodasi, bagi wisatawan, dan bagi penduduk sendiri, diantaranya adalah:

  1. Penyedia akomodasi bisa memperoleh pendapatan tambahan dan keuntungan yang lebih hanya dengan investasi yang relative sangat kecil.
  2. Penduduk dapat memperoleh income dari sewa rumah atau sewa unit kamarnya.
  3. Wisatawan dapat menikmati wisata dan menikmati kenyamanan hidup dilingkungan pedesaan, bisa memiliki kenalan, teman bahkan saudara baru, bisa belajar dan mempelajari budaya lokal, dll.
  4. Jika anda melengkapi paket tersebut dengan pertujukan budaya lokal, atau memanfaatkan potensi wisata lokal, misal olahraga arumjeram berpetualang di sepanjang sungai bersama keluarga, outbond, berkebun, bertani di pesawahan, beternak, dan potensi-potensi lain yang ada di lingkungan wisata tersebut dan menjadi trending topik saat itu, tentu sahabat akan sangat berjasa karena secar tidak langsung telah membuka lapangan pekerjaan baru bagi warga setempat.
  5. Tema-tema yang unik dan menjual tersebut, sangat digemari oleh wisatawan domestic yang tinggal di ibukota dan memerlukan refreshing dilingkungan pedesaan yang penuh kekeluargaan, juga menjadi trending topik bagi wisataan mancanegara yang sedang berlibur bersama keluarga.

Intinya sahabat wirausaha harus pandai dan jeli untuk dapat menggali potensi di wilayah tersebut agar memiliki daya pikat khusus yang membuat konsumen ketagihan untuk datang dan datang lagi menjadi pelanggan yang setia.

Baca Juga: Cara UMKM Menetapkan Target Usaha

Nah gimana sahabat wirausaha, kita sudah lihat peluang pasar penginapan dan hotel masih sangat terbuka dan menjanjikan, sahabat tinggal membuat konsep, tema, dan paket yang memikat. Sudah siapkah sahabat wirausaha untuk maju sekarang?

Jika merasa artikel ini bermanfaat, yuk bantu sebarkan ke teman-teman Anda. Jangan lupa untuk like, share, dan berikan komentar pada artikel ini ya Sahabat Wirausaha.

Referensi:

  1. www.bps.go.id
  2. www.kemenparekraf.go.id
  3. www.alhafidzah.ponpes.id