Indonesia, sebagai salah satu negara di kawasan Asia Tenggara, telah memberikan dampak perekonomian yang signifikan dalam berbagai aspek kehidupan dalam kawasan tersebut. Ya, negara-negara lainnya yang ada di Asia Tenggara, atau biasa disebut juga dengan ASEAN juga ikut berkontribusi bagi negaranya, serta untuk negara ASEAN lainnya. Adapun beberapa bentuknya adalah di antaranya kerja sama antar negara, penyelenggaraan konferensi kenegaraan (KTT), SEA Games, atau lainnya. Selain mempererat hubungan antar negara, sektor perekonomian di ASEAN juga akan semakin “bersinar” dengan adanya kerja sama atau kegiatan yang dilakukan tersebut.

Tidak ketinggalan, beberapa pameran juga pernah diselenggarakan di kawasan ASEAN ini. Dalam konteks bisnis, pameran yang diselenggarakan pun beragam. Ada yang dilaksanakan di Indonesia, maupun di negara ASEAN lainnya. Pastinya, pameran tersebut bertujuan untuk menarik perhatian para calon konsumen dari berbagai negara. Kira-kira, pameran seperti apa ya yang pernah diselenggarakan di ASEAN? Serta, bagaimana dampaknya bagi bisnis ataupun kondisi ekonomi untuk negara? Mari kita bahas pada artikel ini ya, sahabat wirausaha!.


INACRAFT, Salah Satu Pameran Terbesar di Asia Tenggara

Pertama, pameran yang sering diselenggarakan di ASEAN khususnya di Indonesia, adalah pameran seni bernama “INACRAFT”. Pameran yang bernama lengkap “Jakarta International Handicraft Trade Fair (atau bisa disingkat INACRAFT),” ini disebut juga sebagai salah satu pameran produk kerajinan terbesar di Asia Tenggara. Pameran ini menjadi salah satu pameran yang selalu dinanti oleh para penggiat & peminat produk-produk kerajinan dalam negeri maupun luar negeri, dengan berbagai jenis produk berupa kerajinan, batik, tenun, dan fashion.

Baca Juga: Membedah Pameran Domestik untuk Produk Pertanian

Sebagai salah satu parameter atau tolok ukur perkembangan industri kerajinan tangan atau handicraft di Indonesia, INACRAFT berperan penting dalam mendukung usaha dari produk pengrajin di Indonesia. Hal ini diwujudkan dengan penyelenggaraan pameran INACRAFT yang diprakarsai oleh Asosiasi Eksportir dan Produsen Handicraft Indonesia (ASEPHI) yang dilaksanakan pertama kali pada April tahun 1999 silam. Kini, ada lebih dari 500 peserta pameran yang berpartisipasi pada ajang INACRAFT setiap tahunnya.

INACRAFT sendiri sudah berlangsung selama 20 tahun (hingga tahun 2020) karena efek pandemi COVID-19. Ajang ini juga melibatkan kurang lebih sekitar 1.500 pelaku kreatif dari dalam negeri dengan dihadiri rata-rata 30.000 pengunjung per hari (rekor selama tahun 2019: 173.695 pengunjung selama lima hari penyelenggaraan pameran). Dari data tersebut, didapatkan juga info bahwa sebesar 67% di antaranya adalah wanita serta karyawan. Sedangkan total transaksi retail yang tercatat adalah sebesar Rp. 145.095.000.000 (145 triliun) dan kontrak dagang sebesar USD 12.980.000. Wah, keren banget ya, sahabat wirausaha!

Baca Juga: Membedah Pameran Domestik untuk Furnitur

Kesuksesan ajang INACRAFT selama dua dekade (21 kali penyelenggaraan) membuat INACRAFT tidak hanya sebagai tempat pameran barang kerajinan saja, tetapi juga sebagai wadah promosi, menambah ilmu, serta membangun networking atau jaringan antar pelaku usaha kerajinan. Pelaku usaha juga diharapkan agar dapat bersaing secara sehat untuk memberikan produk-produk berkualitas kepada pelanggan dan calon pembeli.

INACRAFT juga sejatinya menjadi suatu ajang bergengsi bagi para pelaku industri kerajinan, mulai dari produsen kerajinan, eksportir, kolektor, maupun pembeli biasa yang tertarik dengan produk kerajinan. Kesuksesan ajang ini dibuktikan dengan penganugerahan INACRAFT sebagai Kegiatan Komunitas terbaik tahun 2018 pada Penghargaan Warisan Budaya, yang dilakukan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI. Selain itu, ASEPHI juga terpilih menjadi Organisasi Non Pemerintah Terbaik Dunia pada penghargaan “International Craft Award” di New Delhi pada tahun 2020. Luar biasa!

Baca Juga: Membedah Pameran Internasional dari Pemerintah Indonesia


Peran Ajang INACRAFT dalam Memajukan UMKM di Indonesia

Pameran INACRAFT menjadi salah satu yang ditunggu-tunggu bagi para peminatnya. Tetapi, dikarenakan adanya pandemi COVID-19 yang melanda seluruh dunia, termasuk di Indonesia, INACRAFT sempat mengalami penundaan dalam kegiatannya untuk menghindari penyebaran virus COVID-19 lebih luas. Masa pandemi memang telah terbukti menghambat hampir di sebagian besar aspek ekonomi Indonesia, termasuk di industri kreatif.

Namun, pada akhirnya ASEPHI kembali menyusun strategi untuk mendukung para pengrajin Indonesia agar dapat terus berkarya. Maka dari itu, ASEPHI memunculkan terobosan baru dengan menghadirkan “INACRAFT Reborn” dengan tagline “From Small Village to Global Market”. Acara ini diadakan pada bulan Maret 2022 lalu, setelah mengalami penundaan 2 tahun akibat masa pandemi.

Baca Juga: Tips Jitu Untuk Sukses di Pameran Internasional

INACRAFT Reborn tidak hanya diselenggarakan melalui pameran secara offline, namun juga secara online. Kesiapan ASEPHI memperluas jaringan pada era ekonomi digital saat ini adalah dengan memperkenalkan INACRAFT Digital, sebuah platform yang merupakan bentuk transformasi dari INACRAFT, bersama para pelaku industri UMKM produsen kerajinan tangan Indonesia.

INACRAFT Digital hadir melalui konsep virtual exhibition, pelatihan dan hybrid talkshow. Selain itu, ASEPHI juga menyelenggarakan virtual exhibition di situs resmi INACRAFT (www.inacraft.co.id). Acara ini ditampilkan dengan menghadirkan 1 juta pengunjung dengan target nilai transaksi retail mencapai hingga Rp. 1.000.000.000 atau 1 miliar. Wow, angka yang fantastis, bukan?

Baca Juga: Tips Sukses Mengikuti Pameran dan Meningkatkan Kualitas Produk Ala Kultiva Co

INACRAFT Reborn juga ikut mengakomodasi 378 UMKM produsen kerajinan tangan pada konsep Virtual Exhibition. Peserta tersebut merupakan anggota ASEPHI dan binaan langsung dari Kementerian Perindustrian R.I. Kemudian, 370 peserta lainnya berasal dari 17 BPD ASEPHI yang tersebar dari Provinsi Aceh, Sumatera Utara, Kalimantan Barat, Kalimantan Utara, Kalimantan Timur, Bali, Nusa Tenggara Barat, Jawa Timur, Daerah Istimewa Yogyakarta, Jawa Tengah, Jawa Barat, DKI Jakarta serta Banten.

Berbagai kerajinan menarik seperti keramik, anyaman, sepatu, tas, dan aneka perhiasan dipajang di acara ini untuk menarik perhatian calon pembeli. Selain itu, ada juga beberapa Mitra UMKM produsen kerajinan tangan di bidang batik, songket, bordir, wayang, produk kaca, interior, dompet, dan pakaian yang hadir untuk memeriahkan acara serta memunculkan potensi kerja sama antar pelaku usaha. Produk-produk yang telah difasilitasi tersebut juga diyakini sangat mampu berkompetisi di pasar global, yang juga sudah masuk ke pasar Internasional.

Baca Juga: Membedah Pameran Domestik Untuk Produk Kecantikan

Suatu produk bisa dikategorikan sebagai produk unggulan, apabila memiliki desain yang menarik, inovatif, serta memiliki ciri khas tersendiri. Produk unggulan dengan kriteria tersebut diharapkan dapat memajukan kearifan lokal potensi budaya di Indonesia, serta berorientasi pasar Internasional. Kemudian, pelaku usaha kerajinan/pelaku UKM yang mengikuti ajang ini juga diharapkan dapat mendorong jiwa kemandirian untuk menjadi pengusaha yang tangguh dan profesional.

Event Inacraft 2022 di Jakarta, Produk Sulsel Bisa Tonji Go Internasional

Pameran INACRAFT 2022 (Sumber: BugisPos)

UKM unggulan yang mendapat kesempatan mengikuti pameran ini telah melalui proses kurasi dan seleksi menyajikan berbagai inovasi desain dengan konsep eco-friendly and sustainable. Inovasi yang dilakukan secara optimal dapat meningkatkan jiwa kompetitif yang sehat, serta semangat dalam mengembangkan produk baru, khususnya di bidang kerajinan.

Baca Juga: Peluang Pasar Apparel


Pameran Budaya ASEAN: Keberagaman Budaya dari Setiap Negara

Selain di Indonesia, selanjutnya ada pameran yang pernah diadakan sebelumnya dan melibatkan setiap negara ASEAN di dalamnya. Pameran tersebut bertajuk dengan tema: “ASEAN: Warna-warni budaya” yang berlangsung dari tanggal 3-17 Agustus 2016 lalu di kota Hanoi, Vietnam. Dalam pameran tersebut, para pengunjung bisa memandangi gambar-gambar indah tentang objek wisata di negara-negara ASEAN, pesta-pesta budaya yang berwarna-warni dan mencari tahu tentang cara melukis kain tradisional dari Malaysia.

Gambar ajang pameran ASEAN: Warna-warni Budaya di Hanoi, Vietnam (Sumber: vowworld.vn)

Ruang pameran terletak di lantai satu dari Museum Wanita Vietnam yang luasnya kira-kira 80 meter persegi. Ruangan tersebut telah menjadi tempat pameran tentang ruang budaya negara-negara ASEAN. Ketika memasuki ruang pameran itu, yang menarik perhatian dari para pengunjung ialah tempat lukis kain Batik. Di sini, pengunjung bisa mendapatkan pengalaman mencampur warna di atas kain secara langsung. Selain itu, perlu ketelitian dan kehati-hatian yang tinggi agar warna tidak “luber” ke tempat yang lain.

Baca Juga: Potensi Impor: ASEAN

Kemudian, tidak jauh dari tempat melukis batik tersebut, ada ruang pameran dari 10 negara ASEAN. Di poster-poster ukuran besar yang dipasang di dinding adalah gambar-gambar tentang obyek-obyek wisata dari setiap negara ASEAN, misalnya Marina Bay dari Singapura, Angkor Wat dari Thailand, Angkor Thom dari Kamboja, serta lainnya. Ada juga gambar-gambar tentang semua pesta, misalnya Pesta menyiram air di Kamboja, Pesta melarung bunga dari Thailand atau tarian Apsara dari Kamboja. Di samping setiap poster dari masing-masing negara ada juga pakaian tradisionalnya. Para pengunjung juga bisa melihat pakaian-pakaian tradisional dari Vietnam, pakaian Phasin yang berwarna-warni dari Thailand, pakaian Nyonya Kebaya dari Singapura, dan lain-lain.

Ketika mengunjungi pameran kali ini, pengunjung akan disajikan keberagaman, atau dengan kata lain tiap- tiap negara mempunyai kekhususan sendiri. Misalnya, Kamboja mempunyai tarian Apsara, Laos dan Thailand juga mempunyai tarian tradisionalnya. Selain itu, hal yang paling digemari oleh pengunjung pada pameran ini ialah mereka tidak hanya bisa melihat pakaian dari negara-negara ASEAN saja, tetapi juga bisa mencoba semua pakaian tersebut. Khususnya, pakaian- pakaian untuk wanita dari semua negara yang mempunyai warna-warni dan dibuat secara teliti.

Baca Juga: Saatnya Memanfaatkan Perdagangan Bebas ASEAN

Menurut panitia penyelenggara, pameran tersebut setiap harinya rata-rata menyambut kedatangan pengunjung kira-kira 150 orang, baik warga kota Hanoi maupun pengunjung pameran. Meskipun belum ada kabar kelanjutan untuk ke depannya, namun pameran "ASEAN- Warna-warni budaya” ini diharapkan dapat memberikan dampak positif tidak hanya dari segi ekonomi, namun juga memotivasi para produsen maupun pengrajin lainnya agar selalu mempertahankan kelestarian budaya.


Pameran ASEAN SMEs Expo: Menciptakan Daya Saing Secara Sehat bagi Pelaku UKM

Selain pameran budaya di atas, ASEAN juga pernah mengadakan pameran untuk UKM lho, sahabat! Berbeda dengan INACRAFT yang berfokus pada kerajinan, pameran ini bersifat universal dan ada lebih banyak ragam produk yang ditawarkan. Sebanyak lima negara dari kawasan Asia Tenggara berpartisipasi aktif dalam penyelenggaraan “ASEAN SMEs Expo” pada tahun 2014 lalu. Ajang ini diadakan di Pameran Pusaka Nusantara di Kota Batam, Kepulauan Riau, Indonesia. Adapun ke lima negara tersebut adalah Indonesia, Malaysia, Singapura, Myanmar dan Kamboja.

Baca Juga: Potensi UMKM Purbalingga Menembus Pasar Ekspor

Ke lima negara tersebut berperan aktif dalam pameran ASEAN Expo ini, sedangkan ketiga negara anggota yang lainnya hanya mengirimkan perwakilan masing-masing. Hal ini bertujuan untuk melihat bagaimana kerja sama ke depan dalam rangka Masyarakat Ekonomi ASEAN. Adapun dua negara ASEAN lainnya tidak dapat berpartisipasi, karena satu dan lain hal. Negara tersebut adalah Thailand dan Myanmar yang saat itu menjadi tuan rumah KTT ASEAN.

Lima negara yang mengikuti ajang ini memamerkan berbagai produk khas masing-masing, seperti produk makanan dan minuman, kerajinan tangan, obat-obatan herbal, pakaian, serta hiasan. Sementara itu. Indonesia sendiri diwakili oleh lima provinsi yang terdiri dari 10 kabupaten/kota. Provinsi-provinsi tersebut antara lain Kepulauan Riau, Riau, Jawa Tengah, DKI Jakarta dan Kalimantan Selatan. Adapun produk yang ditawarkan pada pameran tersebut antara lain seperti gonggong (makanan khas Riau), batik, keripik, serta produk-produk kreatif lainnya.

Baca Juga: Mengenal Harga Patokan Ekspor

Kegiatan ini juga memamerkan berbagai produk usaha kecil dan menengah (UKM) yang berasal dari negara-negara di kawasan ASEAN, serta ada sekitar 570 benda pusaka Nusantara yang ditawarkan. Ajang ini secara umum bertujuan untuk mempersiapkan daya saing industri UKM dalam produk go global. Selain itu, penyelenggaraan pameran ini juga untuk mempromosikan dan memfasilitasi aktivitas perdagangan produk-produk UKM dalam kawasan ASEAN.

Terkait dengan Pameran Pusaka Nusantara, kegiatan ini dilaksanakan dengan tujuan utamanya yaitu memberikan edukasi tentang kebudayaan dan warisan-warisan sejarah, bukan hanya untuk Indonesia saja, tetapi juga negara-negara yang ada di ASEAN. Selain itu, Pameran Pusaka Nusantara juga diselenggarakan sebagai salah satu upaya membangun industri ‘Tosanaji’ atau industri produk-produk yang berbasis warisan budaya. Maka, tidak heran ada sekitar ratusan koleksi pusaka yang ditawarkan pada pameran ini, yakni beragam jenis keris, kujang, tombak pedang, hingga mahkota-mahkota kerajaan yang pernah berdiri di Indonesia.

Baca Juga: Jitu Membidik Peluang Pasar dan Target Negara Ekspor

Selain pameran, kegiatan diskusi juga terbuka lebar dalam ajang ini, dengan tema daya saing UKM, implementasi MEA (Masyarakat Ekonomi ASEAN), serta kebudayaan di ASEAN. Diskusi-diskusi tersebut menghadirkan tokoh-tokoh ekonomi regional, baik dari Indonesia maupun negara ASEAN lainnya, yang termasuk juga Sekretariat ASEAN.

Pada pameran ASEAN SMEs Expo ini, pihak panitia pelaksana menargetkan transaksi perdagangan sebesar Rp. 2 miliar. Target tersebut rupanya sangat berpeluang besar, karena para pembeli (buyer) dari beberapa negara di Eropa juga mengunjungi pameran dari ASEAN SMEs Expo dan Pameran Pusaka Nusantara tersebut. Ternyata, tidak hanya dari ASEAN saja, sahabat. Ada juga masyarakat dari Eropa, mantap sekali!

Baca Juga: Apa itu Bill of Lading?

Selain dari Eropa, panitia pelaksana juga menerima kehadiran para buyer dari Tiongkok dan Amerika Serikat. Ajang ini adalah kegiatan yang istimewa bagi negara ASEAN sendiri, karena selain melibatkan banyak negara, budaya serta barang pusaka Nusantara turut menjadi perhatian bagi masyarakat mancanegara. Selain itu, ajang ini sangat strategis untuk memperkuat kerja sama para pelaku usaha di kawasan ASEAN, khususnya pada sektor industri kecil dan menengah. Penyelenggaraan kegiatan tersebut juga diharapkan dapat membantu mempersiapkan daya saing UKM yang kompetitif, namun tetap memiliki ciri khasnya tersendiri agar mampu menciptakan “pasarnya” secara global.


Pameran UKM Perempuan di ASEAN: Memberdayakan Jiwa Wirausaha Perempuan

Selanjutnya, ada pameran pelaku UKM khusus perempuan se-ASEAN di Jakarta Convention Center (JCC). Pameran ini dinamakan “ASEAN Women Cooperative and SME`s Expo” yang digelar pada November 2011 silam. Pameran ini khusus disiapkan untuk pelaku usaha UKM perempuan di kawasan ASEAN, sekaligus untuk memeriahkan acara KTT ASEAN yang ke 19.

Baca Juga: Mengenal Ragam Standar Produk Ekspor

Pameran UKM perempuan ini dihadiri oleh Indonesia dan delapan negara ASEAN lainnya, sebagai wadah untuk mengekspresikan produk UKM perempuan sebagai sesama anggota ASEAN. Pada kesempatan tersebut, sejumlah 334 peserta mengikuti pameran dengan 81 pelaku UKM, di antaranya berasal dari 8 negara tetangga di ASEAN. Delapan negara tetangga yang turut serta memamerkan produk UKM perempuannya adalah Myanmar, Thailand, Singapura, Vietnam, Brunei Darussalam, Laos, Malaysia, dan Filipina.

Di kawasan ASEAN sendiri, peran perempuan tergolong cukup besar. Hal ini tercermin dalam pameran produk UKM ASEAN tersebut, di mana terdapat berbagai produk UKM perempuan yang dipamerkan di setiap ruas pameran.

Pada pameran ini, dapat terlihat bahwa selain bertujuan untuk memajukan perekonomian, ada juga interaksi sosial yang kuat antara masing-masing negara. Bahkan, perpaduan keunggulan budaya, seni, dan kreativitas karya perempuan ASEAN juga ditampilkan pada pameran ini sebagai “ciri khas” dari ASEAN.

Baca Juga: Manfaat Memberdayakan Perempuan Dalam Bisnis

Adanya peran nyata dan kontribusi signifikan dari pelaku UKM perempuan di kawasan ASEAN, khususnya di Indonesia, membuat pelaku UKM perempuan sangat dibutuhkan dalam membangun perekonomian rumah tangga. Selain itu, di dalam sektor kewirausahaan, perempuan juga memiliki peran yang tergolong tinggi. Hal ini dikarenakan 39 persen dari pelaku usaha di Indonesia, atau sekitar 21 juta di antaranya adalah perempuan. Selain pameran produk UKM perempuan tersebut, di tempat yang sama juga digelar acara lainnya seperti talk show, fashion show, kegiatan business matching, serta acara hiburan lainnya. Wah, pastinya seru banget ya sahabat wirausaha.


Pameran Virtual AEHEF: Peluang Mengikuti Pendidikan Tinggi di Mancanegara

Selain pameran budaya dan UKM di ASEAN, ternyata pameran internasional di kawasan ASEAN ini juga ada yang berperan di sektor pendidikan lho, sahabat! Ya, pameran ini adalah bentuk kerja sama antara ASEAN dan Uni Eropa yang bernama ASEAN-EU Higher Education Fair (atau disingkat AEHEF) di tahun 2022 ini. Pameran ini melibatkan 120 kampus dan beasiswa dari 2 benua, yakni Asia (khususnya Asia Tenggara) dan Eropa.

Baca Juga: Manfaat dan Kebijakan Pemberdayaan Perempuan Bagi Usaha

Pameran pendidikan tinggi ini dilaksanakan secara virtual pada hari Sabtu, 6 Agustus 2022 lalu. Kegiatan ini diselenggarakan sebagai bagian dari perayaan besar peringatan 45 tahun hubungan dialog kedua wilayah negara. Kolaborasi ASEAN dengan Uni Eropa ini dilakukan agar sejalan dengan peluncuran “ASEAN Higher Education Space” pada tahun 2025 mendatang. Ruang Pendidikan Tinggi ASEAN yang tangguh dan berkelanjutan, akan memungkinkan harmonisasi dan internasionalisasi sistem pendidikan tinggi di kawasan ini.

Pameran ini juga mendorong para siswa dan kaum muda untuk mencari kesempatan belajar dan pelatihan, baik di ASEAN maupun di negara-negara anggota Uni Eropa. Kegiatan belajar di luar negeri dapat memperluas perspektif para kaum muda, serta melihat perkembangan dunia di era digital seperti saat ini. Keren sekali ya, sahabat wirausaha.

Baca Juga: Menentukan Target Negara untuk Ekspor

Komisi Eropa juga menetapkan tahun 2022 ini sebagai Tahun Pemuda Eropa. Di tahun ini, Eropa turut memperingati 35 tahun program Erasmus (program pendidikan tinggi yang didanai Uni Eropa) dan 45 tahun Hubungan Dialog Uni Eropa (EU) dengan ASEAN. Pendidikan tinggi dan mahasiswa selalu menjadi elemen penting dalam hubungan EU dengan ASEAN. Melalui pameran pendidikan tinggi virtual ini, berita tentang peluang studi Uni Eropa dan ASEAN dapat disebarkan lebih luas lagi kepada para siswa dan akademisi dari seluruh ASEAN.

Di ASEAN, pendidikan berperan penting dalam mempromosikan integrasi regional, pembangunan berkelanjutan, dan kemakmuran. AEHEF memiliki berkontribusi pada upaya ASEAN untuk mempromosikan kesetaraan pendidikan, akses pendidikan tinggi, dan mobilitas intra-regional di antara mahasiswa dan peneliti. Ini menunjukkan strategi ASEAN dalam menjadikan pendidikan relevan dan efektif bagi semua warga negara melalui berbagai inisiatif kerja sama.

Baca Juga: Tips Memilih Jasa Forwarder Ekspor yang Tepat


Konferensi Pers AEHEF 2022 yang diselenggarakan secara online (Sumber: Tempo.co)

Pameran Pendidikan Tinggi ASEAN-EU 2022 ini telah diselenggarakan secara virtual pada hari Sabtu, 6 Agustus 2022, pada pukul 09.30-18.00 (GMT+7). Pameran ini menjadi pintu gerbang menuju pendidikan tinggi dan peluang pengembangan karier akademik di Eropa dan Asia Tenggara bagi mahasiswa, peneliti, dan institusi akademik. Ada 120 kampus yang ikut serta dalam pameran ini. Beberapa di antaranya seperti Ecole Ferrieres – Hospitality, Gastronomy, and Luxury (Prancis), Institut Teknologi Bandung (Indonesia), National University of Singapore (NUS), University of Groningen (Belanda), University College Dublin, University of Sopron, University of Latvia dan Vietnam National University Ho Chi Minh City (VNUHCM).

AEHEF hadir sebagai bentuk “kekuatan” bersama ASEAN dan Uni Eropa serta kekayaan dalam keragaman dari dua benua. Melalui AEHEF 2022, pameran ini menawarkan fasilitas pendidikan terbaiknya termasuk beasiswa. Pengunjung juga mendapatkan manfaat dari keunggulan akademik, program pendidikan, beasiswa, dan peluang mobilitas di kedua kawasan tersebut.

Baca Juga: Pendampingan Standar Mutu Untuk Meningkatkan Kontribusi Ekspor UMKM

Pameran pendidikan virtual ini dihadiri oleh kurang lebih 3 ribu pengunjung, yang mendapatkan informasi langsung mengenai berbagai program akademik dan beasiswa. Selain itu, ada 18 webinar dan presentasi dari beberapa negara yang berpartisipasi. Para peserta juga berkesempatan untuk berinteraksi dengan semua peserta pameran melalui fitur 'live chat’ dari pameran virtual. Jika sahabat wirausaha tertarik atau ingin mengetahui info lebih lanjut terkait pameran ini, sahabat bisa langsung mengakses situs websitenya di sini.


Kesimpulan

Pameran Internasional yang diselenggarakan di Indonesia dan negara ASEAN lainnya, sejatinya telah memberikan kontribusi bagi perekonomian negara. Terlebih semenjak masa pandemi selama 2 (dua) tahun terakhir, yang menyebabkan sejumlah penundaan kegiatan dan juga pameran. Kini, aktivitas perlahan kembali normal dan masyarakat bisa mengunjungi pameran-pameran yang ada. Sementara itu, para UKM Indonesia juga diharapkan dapat terus meningkatkan kreativitas dan inovasinya dalam pengembangan produk, khususnya membangkitkan kembali semangat kreatif UKM Indonesia yang pada akhirnya mendukung pemulihan ekonomi nasional.

Baca Juga: Cost and Freight (CFR)

Sahabat wirausaha, dari beberapa pembahasan pameran Internasional di atas, apakah salah satunya pernah sahabat kunjungi? Atau, justru sahabat tertarik untuk berpartisipasi dalam pameran yang akan diselenggarakan ke depannya? Ya, semoga saja dengan pembahasan kali ini, sahabat wirausaha jadi semakin terinspirasi dan terus berkarya dengan hasil yang terbaik. Tetap semangat ya, sahabat wirausaha!.

Jika merasa artikel ini bermanfaat, yuk bantu sebarkan ke teman-teman Anda. Jangan lupa untuk like, share, dan berikan komentar pada artikel ini ya Sahabat Wirausaha.

Referensi :

  1. Liputan 6
  2. Media Indonesia
  3. Dunia Energi
  4. Vow World VN
  5. Kabar24 Bisnis
  6. Tempo.co
  7. AntaraNews