Free photo young delivery team next to shelves full of parcels

Berkelanjutan memiliki definisi yang banyak sekali, salah satunya adanya pusat fokus terhadap pemenuhan kebutuhan masa kini tanpa mengorbankan pada kemampuan di generasi mendatang guna memenuhi kebutuhan mereka. Jika bisnis semakin komitmen untuk keberlanjutan melalui berbagai tindakan, maka artinya kita semakin menuju masa depan yang lebih berkelanjutan pula.

Tindakannya sendiri bermacam-macam, bisa berupa pengurangan limbah, adanya investasi energi terbarukan, serta mendukung bisnis yang berkelanjutan. Karena pada dasarnya, konsep keberlanjutan memiliki tiga pilar yaitu ekonomi, lingkungan, dan sosial atau yang dikenal dengan 3P: profit, people, dan planet.


Tips Dalam Membangun Bisnis Lestari

Bicara tren, konsumen pun sekarang sudah semakin banyak yang peduli dengan aspek keramahan lingkungan, baik itu dari produk maupun aktivitas bisnis dari sebuah bisnis atau brand. Brand-brand besar pun juga semakin banyak yang melakukannya dan menunjukkan dampak positif terhadap cuan alias omset.

Baca Juga: Membangun Tim Dengan Budaya Inovasi

Namun, beberapa memang masih ada yang takut, misalnya takut jika konsumen tidak peduli atau takut ongkos produksi malah semakin mahal. Padahal tidak juga lho Sahabat Wirausaha, karena beberapa contoh justru menunjukkan sebaliknya, yang mana justru bisa meningkatkan produk dengan biaya rendah dan bisa mengunci kesetiaan konsumen juga.

Setiap proses transformasi pasti ada hambatan. Tetapi tidak masalah, yang terpenting kita mengakuinya dan mencari solusinya. Ada beberapa tips yang bisa dilakukan untuk Sahabat Wirausaha yang ingin migrasi atau bertransformasi ke bisnis lestari, diantaranya :

1. Membuat forum diskusi

Biasakan diri untuk proaktif mencari feedback atau masukan, misalnya dengan membuat forum diskusi pada hari tertentu, mungkin bisa dengan sesi Jumat Refleksi. Forum ini adalah ruang diskusi mendalam dengan tim, membahas upaya dan progress menuju bisnis lestari. Ini juga sesekali bisa mengundang customer atau ahli.

Baca Juga: Meneropong Masa Depan Rantai Pasok Melalui Pemanfaatan Teknologi

2. Ask - Tell - Shared Discovery

Menceritakan kepada customer secara digital terkait progress yang sudah tercapai. Konsep ini dikenal juga dengan ask – tell – shared discovery. Misalnya untuk mencapai target di akhir tahun 80% sudah lestari. Nah, progress per 3 atau 4 bulan atau berapa bulan itu bisa diceritakan, misalnya implementasi di bulan pertama atau kedua itu sudah tercapai 5%, nah itu bisa diceritakan ke konsumen.

Narasi-narasi seperti ini bisa menguatkan kepercayaan konsumen bahwa ada effort atau usaha untuk mengedukasi konsumen, bahwa produk itu tidak bisa langsung lestari. Jadi setiap progress tidak hanya disampaikan ke internal tetapi penting juga disampaikan ke konsumen, bahwa kita memiliki progress. Intinya menggunakan transparansi dalam bisnis, termasuk hambatan-hambatannya juga bisa diceritakan, siapa tahu hal itu bisa mendatangkan bantuan dalam konteks menuju kelestarian.

3. Belajar untuk fokus pada esensi

Ini berkaitan dengan kritik dan masukan dari orang lain. Sebaiknya fokus pada esensi bukan pada siapa yang berbicara. Jadi mau semenyebalkan apapun cara bicara atau orangnya, tetap dengarkan kritik atau masukan mereka. Karena ide inovasi bisa saja datang dari kritik pedas.

Baca Juga: Brand Activation

4. Sharing kepada mentor

Jangan buru-buru pesimis untuk bertanya ke mentor. Coba saja dulu untuk bertanya. Bila ada kendala atau ingin sharing, bisa sharing. Misalnya ke UKM Indonesia, atau mentor lain seperti @dwiindrapurnomo, @thelocalenablers dan @dewimeisari.

5. Memberi pengalaman pada konsumen

Nah, selain itu ada hal-hal kecil yang perlu diperhatikan ketika membangun bisnis lestari, misalnya berusahalah memberikan customer experience, pengalaman unik sebelum konsumen menggunakan produk, sehingga tercipta kesan mendalam yang akan selalu diingat konsumen. Lalu cobalah untuk upgrade user, artinya bukan hanya menjual produk tetapi setelah menggunakan produk kita, mereka itu akan merasakan apa, apakah menjadi senang, keren, cinta sama produk kita dan sebagainya.

6. Ajak konsumen lebih mindfull

Sebagai pebisnis, jangan lupa untuk mencoba memasukkan kepedulian-kepedulian kita ke konsumen melalui produk kita, sehingga konsumen bisa teringat dengan produk kita dan usahakan membuat narasi-narasi yang mengajak konsumen lebih mindfull atau memiliki pola pikir berbeda. Produk-produk yang memikirkan lingkungan itu biasanya akan lebih bertahan, karena konsumen lebih cinta dengan produk dan aktivitas produksi yang lestari. Sehingga akan menjamin produk kita dicintai dan jadi lestari.

Baca Juga: Membangun Brand Positioning Agar Bisnis Berkembang

7. Bangun customer lock

Produk yang dicintai itu bukan sekedar karena produknya saja tetapi terkadang karena ada cerita dibaliknya yang bisa membangun mindfulness seseorang. Misalnya dengan membuat program “balikin kemasan”. Secara tidak langsung hal itu akan menciptakan hubungan konsumen dengan produsen. Istilah lainnya adalah customer lock, atau mengunci kesetiaan pelanggan, dengan melakukan sesuatu baik sesudah atau sebelum penggunaan produk. Ini juga bisa menjadi salah satu tips untuk membangun usaha yang loyal. Ada sisi peduli kelestarian tapi juga ada komunikasi yang dibangun antara konsumen dan produsen.


Praktik Dan Tujuan Bisnis Lestari

Keberlanjutan pada bisnis tidak dapat terlepas dari keberlanjutan secara alam dan manusiawi, sebab tiga komponen tidak dapat dipisahkan. Dengan adanya isu, konsumen dan masyarakat merasa tidak puas dengan kerusakan jangka panjang yang mana disebabkan oleh fokus bisnis yang hanya pada keuntungan dalam jangka pendek.

Dari isu tersebut, diusungkan makna keberlanjutan menjadi suatu hal yang harus lebih diperhatikan oleh para pebisnis. Karena hal yang dapat merusak kinerja, reputasi, serta keuntungan di bisnis itu karena tidak ditangani secara baik. Pebisnis diharapkan lebih menciptakan nilai keberlanjutan dalam jangka waktu yang panjang dengan mempertimbangkan pengoperasian yang baik.

Nah, dari waktu ke waktu, tren kelola bisnis yang eco-friendly menjadi populer di kalangan pelaku UMKM. Mereka percaya bahwa dengan konsep ini membawa bisnisnya ke citra yang baik, bertahan dalam jangka waktu yang lama, dan akan memiliki daya saing yang kuat.

Baca Juga: Soft Selling, Hard Selling

Pada dasarnya, bisnis lestari itu memiliki tiga praktik, diantaranya yang pertama, bisnis sirkular, yaitu memanfaatkan limbah usaha dengan dibuatkannya produk sendiri. Kedua, bisnis inklusif, yaitu adanya kesempatan tanpa memandang faktor lain di luar kapasitas dalam bekerja. Ketiga, bisnis tahan banting, yaitu mampu bertahan dalam kondisi penuh risiko dan dapat beradaptasi terhadap perubahan secara cepat.

Adapun berbagai strategi dalam melakukan bisnis yang berkelanjutan, biasanya bertujuan untuk mengubah tujuan organisasi yang nantinya menjadi kinerja. Pertama, memberi penilaian pada masalah dan menentukan tujuan. Hal ini mendorong perubahan dengan menilai arti keberlanjutan dari sisi tim, organisasi, industri serta konsumen dan mempertimbangkan permasalahan yang besar bagi masing-masing sisi.

Kedua, menetapkan misi, yang mana menjadi bagian terpenting untuk menjadikan bisnis yang berkelanjutan. Dikatakan misi yang efektif, apabila dapat menguraikan fokus usaha pada aktivitas dan harus mendasari definisi 5W yaitu Who, What, When, Where, dan Why.

Ketiga, adanya perancangan dalam strategi berbisnis untuk memastikan usaha tetap menghasilkan keuntungan. Banyak sekali strategi khusus yang mana dapat membantu meningkatkan efisiensi operasional dengan didorongnya nilai sosial dan internal.

Baca Juga: Cara Beradaptasi Sesuai Dengan Perkembangan Permintaan Pasar

Terakhir, dengan adanya penerapan strategi dan penilaian terhadap hasil. Dengan adanya misi dan strategi yang solid, dapat membuat langkah kita mencapai tujuan. Dalam penerapan strategi harus ditinjau kembali untuk memastikan tujuan, misi, dan kemajuan tetap selaras dari waktu ke waktu.


Saatnya Migrasi Ke Bisnis Lestari!

Salah satu variabel keberhasilan kelestarian bisnis, adalah keberhasilan tersebut didapat karena by design atau karena memang suatu usaha atau upaya bukan sekedar kebetulan. Jadi sudah saatnya mengubah pola pikir untuk mendapatkan keuntungan itu benar-benar by design.

Dan untuk mencapai bisnis lestari Sahabat Wirausaha jangan lupa untuk memasang target-target yang terukur, dengan dibarengi keterusterangan atau keterbukaan kepada konsumen, dan bisa juga mengundang pihak ketiga untuk sharing discovery. Sekali lagi, jangan pernah takut untuk migrasi ke bisnis lestari. Konsistensi juga menjadi kunci penting untuk membuktikan bahwa kita memang lestari.

Nah, itu tadi ya Sahabat Wirausaha, tentang bagaimana kita membangun keberlanjutan bisnis melalui bisnis lestari. Semoga bermanfaat!

Jika merasa artikel ini bermanfaat, yuk bantu sebarkan ke teman-teman Anda. Jangan lupa untuk like, share, dan berikan komentar pada artikel ini.