Pandemi memaksa banyak pelaku bisnis untuk melakukan akselerasi transformasi digital karena tuntutan physical distancing yang mengurangi aktivitas luar rumah dan secara otomatis memindahkan banyak transaksi jual beli dari sarana tatap muka fisik ke media digital. Perusahaan besar pun ramai-ramai menghadirkan ragam pintu pelayanan pesanan online. Bagaimana dengan UMKM?
Pelaku UMKM ada yang memproduksi ragam produk, ada pula yang hanya berdagang – khususnya di Pasar Tradisional – yang secara umum sangat terdampak dari pandemi dimana omset bisa turun sampai dengan 80% dari tingkat omset pada situasi normal sebelum pandemi (berdasarkan testimoni salah satu peserta). Untuk membantu segmen pedagang tradisional ini, WhatsApp, TUMBU Accelerator, dan ukmindonesia.id berkolaborasi menyelenggarakan Program Pilot Pasar JuWAra berupa pendampingan digitalisasi Pedagang Pasar Tradisional, agar bisa mengoptimalkan Chat Commerce dengan mengoptimalkan penggunaan aplikasi WhatsApp Business.
Dengan optimalisasi Chat Commerce, paling tidak, ketika pasar sepi kunjungan konsumen secara fisik, pelaku UMKM dapat menyapa calon konsumennya dengan broadcast, dan memasang katalog produk yang rapi dan menarik. Transaksi dapat diselesaikan dengan COD ataupun transfer. Adopsi teknologi digital untuk optimalkan chat Commerce ini jauh lebih sederhana bagi pemula, hitung-hitung sebagai ajang latihan menuju e-Commerce.
Pada Pilot Program Pasar JuWAra yang dilaksanakan pada April-Mei 2021 ini, telah dilatih sebanyak 1130 pedagang tradisional dari 66 pasar yang tersebar di 15 Provinsi dan 25 Kabupaten/Kota. Adapun, tim pelatihnya terdiri dari 24 orang dari jaringan pendamping ukmindonesia.id. Program yang seru karena terbukti bahwa belajar bisa dimana saja, bahkan lesehan di lokasi pasar langsung, lho! Ga perlu pakai laptop dan proyektor, pendamping langsung menjelaskan dengan modul cetak dan peserta langsung didampingi praktik menggunakan HP masing-masing. Di mana ada kemauan, ada jalan, kok!