Keterpurukan pendapatan selama pandemi tidak hanya melanda dunia dagang dan industri kecil menengah. Dunia entertainment juga terkena dampak yang cukup parah. Tidak heran, sebab bisnis di industri hiburan kebanyakan mengandalkan kegiatan outdoor dan melibatkan perkumpulan orang banyak, yang tentu saja dilarang keras selama pandemi COVID-19.

Tidak sedikit artis, model, musisi, dan public figure yang kehilangan proyek serta sumber pendapatan lainnya. Mau tidak mau, beberapa artis dan aktor mencoba bertahan dengan masuk ke dunia bisnis kecil dan menengah sebagai enterpreneur. Salah satu dari mereka adalah Darius Sinathriya, yang kebetulan memang sudah curi-curi berbisnis di masa sebelum pandemi. Seperti apa sih pengalaman Darius selama berbisnis di dunia industri kecil dan menengah? Bagaimana pula cara dia menyiasati berbagai cobaan selama pandemi? Disini Darius mencoba berbagi banyak hal dengan teman-teman UKM tentang perjalanan bisnisnya selama ini. Penasaran? Yuk, simak artikel Cerita Inspirasi ini.

Baca Juga: Se’i Sapi Kana: Pesona Daging Asap Khas NTT



Mulainya Usaha Rendang Kemasan

Darius awalnya tertarik dengan dunia bisnis karena sering berkumpul dengan teman-teman dari HIPMI (Himpunan Pengusaha Muda Indonesia). Di salah satu acara kumpul-kumpul yang dihadirinya, ada usulan dari salah satu kawan untuk merintis usaha di bidang kuliner.

Saat itu, kebetulan salah satu kawan lainnya memiliki usaha sebagai supplier daging. Merasa punya pemasok, akhirnya Darius dan sepuluh orang temannya sepakat untuk merealisasikan konsep warung steak yang kala itu sedang “happening”.

Baca Juga: Standar Mutu

Di tahun 2014, Darius kembali mencoba merintis usaha baru. Masih di bidang kuliner, ia mengambil konsep rendang dalam kemasan. Berkaca dari bisnis sebelumnya, di usaha baru ini ia bertekad untuk lebih banyak belajar dan banyak turun tangan.

Ia memimpin riset produk dan pengembangannya selama 6 bulan penuh sebelum kemudian benar-benar masuk ke proses produksi. Untuk merk dagang, Darius mendapatkan lisensi resmi dari restoran Sederhana yang sudah cukup ternama di banyak kota di Indonesia.

“Khusus untuk olahan rendang dalam kemasan, kita boleh produksi (dari merk itu), dan makanya kita jadi agak hati-hati,” tutur Darius. Ia ingin rendang kemasan yang diproduksi memiliki Quality Control (QC) yang benar-benar terjaga. Saat ini, bisnisnya sudah memasuki tahun kelima dengan tim dan lingkaran pekerja yang mash kecil.

Meskipun masih termasuk usaha kecil, namun sejak dua tahun lalu Darius dan tim Rendang Sederhana memiliki target yang jelas : untuk bisa menjadi salah satu produk rendang Indonesia yang terbaik dan mendunia. Didukung oleh fakta bahwa rendang kerap diakui sebagai salah satu makanan terlezat di dunia, Darius dan tim juga berencana menyasar target pasar ekspor.

Baca Juga: Pemanfaatan Media Sosial Untuk Meningkatkan Penjualan

Namun, jalur ekspor memang tidak mudah. Banyak persyaratan yang harus dipenuhi, terutama untuk produk olahan sapi. Karenanya, saat ini Darius baru merintis jalur ekspor rendang dengan memanfaatkan jaringan konsumennya yang luas. “Banyak pelanggan setia Rendang Sederhana yang bawa produk kita ke luar negeri,” ujar Darius. Inilah yang kemudian menjembatani promosi produk rendangnya dengan konsumen luar negeri.

Ditambah lagi, Rendang Nusantara juga sering mengisi daftar menu di acara-acara KBRI luar negeri. “Banyak orang Indonesia di luar negeri yang kangen dengan masakan Indonesia, jadi acara kumpul-kumpul di kedutaan sepert surga bagi mereka,” tambah Darius. Inilah yang membuat niatnya untuk ekspor semakin menggebu. Saat ini, bisnis Rendang Kemasan Sederhana sudah berjalan selama 5 tahun, dengan tim yang masih kecil, namun bermimpi besar.


Munculnya Ide Bisnis Padang Rice Bowl

Di akhir tahun 2019, Darius dan timnya memberanikan diri merambah ke ranah restoran dengan mengusung konsep rumah makan padang yang menyajikan nasi padang dalam bentuk rice bowl alias nasi mangkuk. Darius bercerita bahwa awalnya, ia dan teman-teman hanya membuka booth di acara-acara bazaar makanan ibukota.

Baca Juga: APINDO UMKM Akademi Seri Industri Kuliner Seni Membangun Jaringan Reseller untuk Perluas Distribusi

Di sinilah konsep nasi padang rice bowl—dengan rendang, sambal ijo, dan sayur nangka—disajikan pada pengunjung bazaar. Saat itu, diakui Darius bahwa banyak pengunjung memberikan respon positif terhadap nasi padang rice bowl miliknya.

Melalui riset singkat, Darius juga menemukan bahwa memang belum ada rice bowl nasi padang dengan rendang sebagai menu utamanya. Akhirnya, Darius termotivasi untuk mematangkan konsep ini dan memberanikan diri untuk membuka restoran dengan menu rice bowl padang sebagai andalannya, dengan nama Padang Go To.

Konsep ini punya pangsa pasarnya sendiri, yaitu mereka yang senang masakan Padang, tapi tidak mau makan pakai tangan. Keunikan konsep ini membuatnya diliput berbagai media (Kompas.com).


Menyiasati Pandemi Dengan Platform Online

Namun, baru merintis, usaha ini harus terkena hantaman pandemi. Dampaknya cukup besar. Restoran yang berlokasi di M-Bloc harus tutup selama beberapa waktu, menuruti peraturan pemerintah tentang ditiadakannya kegiatan operasional kala itu.

Saat ditanya apa strateginya dalam menghadapi kondisi tersebut, Darius menjelaskan bahwa hal pertama yang terlintas adalah komitmennya untuk jangan sampai memberhentikan staf pekerja restorannya. Mereka kemudian berinisiatif membuka donasi untuk membiayai makan sehari-hari para pekerja medis di beberapa titik di Jakarta selama 1,5 bulan.

Baca Juga: Jenis-Jenis Promosi Paling Pas Untuk Bisnis Kuliner

Dengan cara ini, kegiatan operasional bisa tetap dibiayai berjalan dan para staf tetap mendapat gaji meskipun restoran tidak mendapat cuan. Setelah kegiatan donasi selesai, mereka mengakali keadaan dengan menjual lauk-pauknya saja dan menggaet beberapa reseller. Tak hanya itu, mereka juga tetap membuka toko secara online dengan mengandalkan GoFood dan GrabFood.

Strategi ini berjalan cukup baik karena pelanggan setia mereka selalu repeat order dan meskipun traffic penjualan belum seperti sediakala, namun tetap cukup untuk membiayai operasional pegawai. Di akhir tahun 2020 kemarin, Padang Go To resmi membuka satu cabang lagi dan bekerja sama dengan GrabKitchen.

Saat itu, proyek GrabKitchen yang mengusung konsep Cloud Kitchen belum punya mitra di lini masakan Padang, dan Padang Go To ditawarkan kesempatan tersebut. Cloud Kitchen sendiri merupakan konsep dapur restoran yang tidak menyediakan area makan di tempat dan hanya melayani pelanggan yang menggunakan jasa pesan antar makanan, alias takeaway.

Di dalam satu Cloud Kitchen, bisa saja ada satu hingga beberapa merk berbeda yang melakukan penjualan. Awalnya, Cloud Kitchen digunakan oleh pegiat bisnis kuliner yang bermodal minim. Pasalnya, mereka bisa memangkas biaya operasional yang besar, termasuk sewa toko, gaji waiter, dan listrik. Karenanya, konsep seperti ini cukup populer diadopsi oleh para pegiat UMKM kuliner selama masa pandemi.

Baca Juga: Membangun Diferensiasi Produk Pada Bisnis Kuliner

Diakui oleh Darius, bahwa traffic penjualan di GrabKitchen sangat bagus lantaran didukung faktor platform yang sudah matang sehingga kolaborasi, produksi, dan penjualan produk bisa maksimal. Menurutnya, ini bisa menjadi bukti bahwa konsep Cloud Kitchen adalah salah satu jalan keluar efektif dalam meraih pasar, terutama selama pandemi (Kompas.com).

Meskipun berbagai lini bisnisnya masih terbilang kecil, dengan tim yang juga kecil, namun Darius optimis bahwa mereka pasti bisa bertahan. Dalam berbisnis, Darius memang lebih senang dengan konsep start-up bisnis kecil yang berkembang perlahan, ketimbang usaha start-up yang besar dari awal namun banyak mengandalkan promosi dengan “bakar duit”.

Baginya, kecil pun bisa sukses jika punya konsep dan tujuan yang jelas ke depannya. Nah, semoga cerita inspirasi dari Darius ini bisa menjadi inspirasi bagi teman-teman yang juga sedang berjuang merintis usaha, ya!

Baca Juga: Sukses Usaha di Era Pandemi Dengan Teknologi Digital

Penasaran mengenai cerita lengkapnya? Bisa ditonton Webinarnya di APINDO UMKM AKADEMI

Jika merasa artikel ini bermanfaat, yuk bantu sebarkan ke teman-teman Anda. Jangan lupa untuk like, share, dan berikan komentar pada artikel ini ya Sahabat Wirausaha.