Iklan Sirup Marjan yang Epik! Strategi Positioning yang Bikin Brand Melekat di Benak Konsumen

Beberapa tahun belakangan, iklan sirup Marjan sukses menjadi sorotan khalayak ramai. Bukan hanya karena menampilkan iklan berseri yang jarang ditemui, teknologi pengambilan gambarnya juga kerap didapuk sebagai salah satu yang terbaik di dunia advertensi Indonesia. Selain itu, munculnya iklan Marjan juga kerap disebut-sebut sebagai “penanda” datangnya bulan Ramadhan.

Nah, di balik itu semua, ada agenda pemasaran produk yang melibatkan berbagai strategi dan rencana yang matang. Simak penjelasan tentang strategi marketing dan positioning Marjan sebagai brand yang sukses mengaitkan dirinya dengan bulan suci di Indonesia berikut ini.


Iklan Sirup Marjan dan Strategi Flighting, Memusatkan Pemasaran di Target Waktu Khusus


Di antara iklan-iklan lain, iklan Sirup Marjan tahun 2023 terlihat begitu digdaya. Visualnya yang apik menayangkan imaji laut dan masyarakat kepulauan khas Indonesia. Belum lagi penggunaan teknologi Computer Graphic Images (CGI) untuk menampilkan seekor naga besar nan seram yang kelihatan siap menerkam nelayan kapan saja. Efek ini sukses membuat suasana makin mencekam. Rasa-rasanya, penonton juga tidak akan heran jika tiba-tiba sosok Aquaman muncul secara dramatis dari lautan dan mulai bertarung seru melawan makhluk mistis tersebut.

Iklan besar yang bisa bikin serial fiksi-kolosal tersohor macam Mpu Tantular minder ini, tentu menghabiskan budget yang tidak sedikit. Pembuatannya pun bisa memakan waktu berbulan-bulan. Nah, apa yang membuat tim marketing Sirup Marjan yakin buat menggelontorkan dana besar demi memproduksinya?

Apa yang tengah dilakukan oleh Marjan adalah salah satu strategi pemasaran yang disebut Flighting. Praktik ini umum dilakukan oleh badan usaha yang produknya bersifat musiman. Melansir Investopedia, flighting merupakan strategi penjadwalan iklan yang dilakukan secara bergantian antara penayangan iklan secara normal dan penghentian total penayangan iklan.

Istilah flighting mengacu pada periode penayangan iklan, sementara periode dimana tiada penayangan iklan disebut hiatus. Jadi, perusahaan yang menerapkan strategi ini hanya akan menayangkan iklan di waktu-waktu tertentu sesuai dengan kebutuhan atau animo masyarakat terhadap produk mereka.

Kita tahu, bahwa ciri khas paling menonjol dari sirup Marjan adalah strategi penayangan iklan di waktu mendekati dan selama berlangsungnya bulan Ramadhan. Mereka menggunakan strategi flighting untuk meraih jumlah konsumen dan pelanggan secara maksimal di waktu dua bulan dalam setahun. Pasalnya, praktik ini memang paling tepat digunakan oleh produk atau layanan musiman untuk mengoptimalkan pemasaran di kurun waktu saat produk paling tepat dipasarkan.

Apakah UMKM bisa mengadopsi strategi ini dalam memasarkan produk? Tentu bisa. Sebenarnya, flighting justru lebih sering dipraktikkan oleh bisnis kecil dan menengah yang tak selalu punya budget besar untuk beriklan. Apalagi jika bisnis kita menawarkan produk atau layanan musiman. Misalnya, Sahabat Wirausaha adalah pemilik bisnis kue kering, tentu akan lebih menguntungkan jika gencar beriklan hanya di waktu mendekati waktu Lebaran dan Natal.


Kombinasi Maut Strategi Branding dan Market Positioning

Sejak tahun 2011, brand sirup Marjan secara konsisten menyuguhkan iklan dengan pesan moral dan sentuhan khas Indonesia pada penonton televisi. Lalu, di tahun 2019, mereka mulai bereksperimen dengan memproduksi iklan berseri yang memakai setting cerita rakyat. Tayangnya iklan-iklan tersebut di televisi menjadi “penanda” bagi kita bahwa waktu dimulainya bulan Ramadhan sudah semakin dekat. Keberhasilan brand sirup Marjan mengaitkan kehadiran mereka dengan bulan Ramadhan adalah salah satu tanda bahwa mereka berhasil menerapkan strategi Brand Positioning.

Menurut Philip Kotler (1997), brand positioning diartikan juga sebagai suatu tindakan yang dirancang perusahaan untuk membangun citra produk dan menyoroti penawaran mereka kepada pasar agar berhasil mendapatkan posisi yang jelas dalam benak pelanggan. Saat brand positioning yang dilakukan berhasil, pelanggan akan secara khusus mengaitkan merek dagang kita dengan suatu hal, baik itu harga yang murah, kualitas yang baik, maupun servis yang menyenangkan. Dalam kasus Marjan, merek ini mampu melekatkan nama mereka dengan kedatangan bulan Ramadhan.

Tak hanya itu, mereka juga dinilai konsisten memproduksi iklan dengan kualitas di atas rata-rata. Setidaknya dalam tiga tahun belakangan, Marjan mulai menggunakan CGI agar lebih menarik untuk ditonton. Hal ini menimbulkan rasa penasaran di benak penonton, sehingga mereka kerap menunggu rilisan iklan terbaru setiap tahunnya. Animo yang diciptakan warganet belakangan juga mampu menjadi media promosi tersendiri bagi brand yang sudah berkecimpung di industri sirup lebih dari 30 tahun ini.

Selain itu, Marjan juga sukses menerapkan Market Positioning, yaitu kemampuan suatu perusahaan atau brand untuk mempengaruhi persepsi konsumen terhadap merek dagang mereka. Tujuannya, tak lain adalah membentuk citra atau identitas produk mereka di benak konsumen secara khusus. Contohnya, McDonalds yang mencitrakan diri mereka sebagai penyedia makanan cepat saji dengan rasa enak dan rasa terjangkau.

Setelah berhasil mengaitkan diri dengan bulan Ramadhan, iklan sirup Marjan menargetkan konsumen yang lebih spesifik, yaitu mereka yang menjalankan ibadah puasa. Di setiap iklan, tim produksi selalu memastikan terdapat adegan di mana masing-masing tokoh menikmati segelas sirup Marjan bersama-sama. Gelas-gelas itu diisi sirup manis dan bongkahan es batu yang membuatnya tampak begitu dingin dan segar.

Saat menyaksikannya, penonton yang tengah berpuasa pun ikut merasakan dahaga yang membuncah. Lewat adegan yang hanya beberapa detik ini, sirup Marjan memposisikan diri mereka sebagai “minuman segar nan manis yang cocok untuk dinikmati bersama saat buka puasa”. Simpel, bukan?

Lewat gabungan keberhasilan mereka dalam melakukan brand dan market positioning, sirup Marjan dengan mudah mengkomunikasikan secara spesifik identitas mereka sebagai brand sirup berkualitas. Pesan moral positif yang ada di setiap iklan, menguatkan kelekatan mereka dengan bulan Ramadhan yang penuh kebaikan. Akhirnya, saat akan membeli minuman di supermarket untuk berbuka puasa, banyak orang akan lebih dulu teringat pada merek Marjan.


Bagaimana UMKM Dapat Menerapkan Strategi Marjan di Bisnis Kecil

Marjan merupakan sebuah brand besar, dengan budget produksi iklan yang gemuk sebagai modal pembentukan citra dan identitasnya. Namun, bagaimana dengan bisnis kecil dan menengah?

Sebagai pelaku UMKM, Sahabat Wirausaha tetap bisa menerapkan Brand dan Market Positioning dengan cara lain. Keduanya tak melulu harus dilakukan lewat iklan komersial yang tayang di TV dan YouTube. Contohnya, dengan memanfaatkan berbagai kanal media sosial sebagai alat promosi. Selain itu, berikut adalah beberapa strategi yang juga bisa kita terapkan.

1. Kualitas Produk

Kualitas produk yang baik dan konsisten akan membuat brand kita dikenal secara positif di mata pelanggan. Apalagi jika kita rajin berinovasi dengan menawarkan varian baru yang kualitasnya tetap apik. Misalnya saja, merek franchise Tahu Jeletot Taisi yang terkenal sebagai tahu isi super-pedas dengan rasa enak.

2. Customer Service

Dewasa ini, pelayanan terhadap pelanggan sangatlah penting. Pelayanan yang mumpuni terhadap permintaan dan keluhan konsumen bisa membentuk citra positif untuk brand kita. Lewat strategi ini, kita bisa membangun kredibilitas yang baik.

3. Diferensiasi

Pikirkan baik-baik, hal apa yang bisa membuat produk kita berbeda dari produk pesaing? Keunikan inilah yang harus dicari demi membentuk identitas brand yang kuat. Misalnya saja, saat bisnis lain menjual minuman kopi dalam botol plastik, kita bisa menjualnya dalam botol kaca yang bisa didaur ulang. Atau, kita memproduksi produk tas berdesain menarik dari kain daur ulang. Dengan begitu, kita bisa membentuk citra brand yang ramah lingkungan.

4. Identitas Visual

Dilansir dari The Branding Journal, kita bisa membentuk citra brand yang unik dengan memilih warna atau visual yang menarik untuk logo dan kemasan produk. Kita juga bisa menyisipkan brosur, stiker, kartu pos, atau merchandise lain dengan visual yang khas di dalam produk yang ditawarkan. Misalnya, sebuah brand kosmetik lokal yang memberikan stiker dan kartu ucapan untuk setiap pembelian produknya.

Melalui strategi advertensi Flighting, Marjan berhasil mencapai dua hal sekaligus : menghemat waktu dan budget, serta meraih brand positioning yang kuat. Menjalankan strategi beriklan yang tepat memang bisa mengangkat citra brand secara positif. Namun, bukan berarti tak ada cara lain untuk melakukannya. Yuk, terapkan cara-cara di atas dan bangun brand kita seperti yang dilakukan sirup Marjan!