https://scontent.fcgk32-1.fna.fbcdn.net/v/t1.6435-9/p180x540/118470170_3157734340941154_6966822962240723076_n.jpg?_nc_cat=108&ccb=1-5&_nc_sid=9267fe&_nc_ohc=U7a8WMJAOMAAX8MDQLT&_nc_ht=scontent.fcgk32-1.fna&oh=bfac191ea30b2a3895d5bb07a4501451&oe=61A38198

Awal Mula Bisnis dan Motivasi

Di tahun 2013, Laila Soraya yang masih berstatus mahasiswa mulai menjajal berbisnis dengan menjadi reseller untuk produk-produk batik yang dijual seorang saudaranya. Hal ini ia lakoni dengan mengunggah dagangannya melalui akun Facebook pribadi. Motivasinya memulai bisnis sampingan sembari kuliah sederhana saja, yaitu untuk menambah penghasilan. “Jadi di situ baru tau kan, menjual batik itu ternyata untungnya lumayan lho. Apalagi aku bisa ngejual batik-batik tulis untuk main pasar tertentu,” cerita Laila.

Meski baru mengenal dunia batik, saat itu Laila sudah merasakan ketertarikan mendalam pada produk batik handmade, alias cap tulis tradisional. Terutama motif-motif yang memang khas Pekalongan, daerah asalnya. “Padahal waktu itu kebanyakan teman-teman yang mulai usaha online rata-rata menjual baju impor,” paparnya.

Baca Juga: Optimalisasi Facebook untuk UMKM melalui Facebook Ads

Saat itu, kebanyakan pelanggannya adalah ibu-ibu. Lewat koneksi pelanggannya inilah Laila kemudian mendapatkan akses untuk mengetahui lebih banyak soal batik. “Dari situ aku jadi semakin mencari nih, produk batik yang unik itu apa saja selain fashion batik? Cari-cari pelanggan baru, ternyata mereka tertarik sama hijab batik,” ujar Laila. Di usia 24 tahun, ia kemudian mulai menjual produk batik kreasinya sendiri, yaitu hijab batik.

Bisa dibilang, saat itu keuntungan yang didapatnya cukup banyak. Rantai penjualannya pun semakin panjang, bahkan sampai mendapatkan pesanan dari pelanggan di Hongkong, Taiwan, dan Singapura. “Itu saya masih kapasitas sedikit sih, tapi dari situ aku seneng banget dan mulai serius,” ujar Laila. Dari sini, ia semakin menghargai keunikan batik-batik cap handmade dan menekuni lebih dalam bisnis hijab batik miliknya.

Baca Juga: Mengenal Ragam Platform Untuk Membuat Website Toko Online Milik Sendiri


Pesona Antik Batik Tulis Pekalongan

Meskipun di awal merintis bisnis batiknya, Laila berperan sebagai reseller, namun ia tetap rajin blusukan ke pengrajin-pengrajin batik yang ada di sekitar lingkungan tempat tinggalnya. Tidak sembarang pengrajin batik yang ia teliti. Pasalnya, di Pekalongan sendiri masih sangat banyak produsen batik printing yang menggunakan pewarna tekstil. Inilah yang dihindari oleh Laila.

Akhirnya, di tahun 2015 – 2016, Laila mulai coba-coba memproduksi sendiri produk hijab batik. Ia juga mulai menerima pesanan untuk produksi kain batik dan seragam-seragam batik. Untuk produknya, Laila membeli kain dari Bandung dan Jakarta, yang memang sesuai untuk produk hijab. “Aku coba, bisa nggak sih ini aku batik di Pekalongan,” paparnya.

Baca Juga: Mengenal Psikologi Konsumen Untuk Mengambil Keputusan Pemasaran

Setelah menemukan bahan hijab yang cocok, Laila kemudian menggandeng beberapa pengrajin batik di sekitar tempatnya tinggal dan memodali produksi batik. Proses ini dilakukan para pengrajin di kediaman mereka masing-masing. “Saya sendiri nggak punya tempat produksi batik di rumah, Kak,” ujar Laila. Ia membelikan stok pewarna, kain, dan lilin yang mereka perlukan. Motif-motif yang dipilih mengusung tema elegan dan berkelas, yang hanya bisa didapat melalui batik-batik tulis handmade Pekalongan. Segera saja, produk hijab batik Pekalongan ini menarik banyak pembeli.

https://scontent.fcgk32-1.fna.fbcdn.net/v/t1.6435-9/120037735_3250238721690715_3765471494855752979_n.jpg?_nc_cat=105&ccb=1-5&_nc_sid=a26aad&_nc_ohc=aLfeA-bidLkAX8JIA3c&_nc_ht=scontent.fcgk32-1.fna&oh=b973dda949c50db369f99c853dc6ff24&oe=61A545B1

Sumber gambar : Facebook House of Wayang

Keuntungan bisnis pun mulai terlihat. “Untuk keuntungannya lumayan ya, masih di atas UMR tempat aku kerja dulu,” ceritanya. Namun, ia selalu memutar uang yang dihasilkan untuk mengembangkan bisnis kecilnya ini. Keuntungan yang diperoleh, digunakannya untuk menambah stok barang dan melakukan riset batik lebih dalam.

Baca Juga: 7 Strategi Mengelola Hubungan Baik Dengan Konsumen

Respon masyarakat terhadap hijab batiknya ternyata positif. Laila memasarkan produknya secara organik, alias dari mulut ke mulut pelanggan. Ia juga membangun jaringan konsumen di Facebook, dengan mengundang teman-teman sebaya beberapa pelanggannya untuk turut melihat keunikan hijab batik. “. Saya add satu-satu tuh pelanggan-pelanggan dari usaha batik yang lain. Terus saya juga add satu-satu dari komunitas ibu-ibu yang pecinta batik gitu. Itu masih pakai FB personal kak,” papar Laila.


Mengoptimasi Jaringan Reseller di Marketplace

Setelah semakin paham cara kerja Facebook Ads dan Instagram Ads, ia pun mulai menggunakannya untuk beriklan. Laila juga mulai memiliki beberapa reseller yang menyebarkan produknya ke berbagai kota. Laila kemudian mengembangkan sayap bisnisnya ke marketplace online dan mulai mengikuti kelas-kelas optimasi di Shopee dan Tokopedia. “Sekarang banyak kak komunitas khususnya ibu-ibu yang doyan bisnis. Di situ aku belajar cara mengoptimasi reseller-reseller saya agar mereka juga semangat berjualan,” jelasnya

Baca Juga: 5 Tips Pasang Harga di Marketplace

Produknya yang unik segera saja menarik perhatian konsumen. Beberapa lomba pun pernah diikuti Laila dengan mengusung hijab batiknya. “Waktu itu saya pernah ikut Astra Startup Challenge dan kemudian Lomba Wirausaha Muda Kemenpora. Itu kalo nggak salah sekitar tahun 2017-an atau 2018, “ ujarnya.

Di tahun 2019, saat tengah mengandung anak pertama, Laila mengurangi produksi hijab batiknya. Saat pandemi masuk ke Indonesia, produk Home Dress batik cap premium dan koleksi baju soft denim untuk ibu hamil dan menyusui yang ia keluarkan mulai menanjak. Akhirnya, Laila memutuskan untuk memperbanyak produksi homedress.

Baca Juga: Cara Mengoptimalkan Kinerja Reseller

Produk House of Wayang pun mulai berkembang ke dalam berbagai variasi. Belakangan, Laila juga memproduksi syal batik handmade, pashmina batik, taplak meja batik, tunik-tunik, hingga sajadah dan mukena. Selain itu, demi mengikuti kebutuhan masyarakat saat ini, Laila juga memproduksi daster batik, baju menyusui, piyama, dan hijab instan. Untuk produk-produk yang menyasar anak muda, Laila menggunakan warna-warna pastel yang lebih lembut dan kekinian. Motifnya yang elegan membuat produk House of Wayang digemari para perempuan Indonesia, khususnya penggemar batik Pekalongan.

Jika merasa artikel ini bermanfaat, yuk bantu sebarkan ke teman-teman Anda. Jangan lupa untuk like, share, dan berikan komentar pada artikel ini ya Sahabat Wirausaha.

Referensi:

Wawancara langsung dengan Laila Soraya, owner House of Wayang, via chat WhatsApp.