Siapa bilang UMKM tidak bisa naik level? kita yang bisnisnya masih di level UMKM tidak perlu khawatir dan minder, karena jika paham strateginya dan belajar dari pengalaman orang lain, kita juga pasti akan menyusul secepatnya.

Danish Wardrobe misalnya, UMKM milik Sely Rahma Virina ini sukses terjual ratusan pieces hingga memiliki cabang di berbagai Mall, lho! Nah, gimana sih cara Sely agar bisa sukses punya banyak cabang? Simak kisah perjalanan bisnisnya disini, ya!


Inovasi dan Sentuhan Unik menjadi Nilai Plus Bisnis

Perjalanan bisnis Sely Rahma Virina diawali dengan rasa ketertarikannya di dunia fashion yang menurutnya selalu memiliki peluang bisnis yang luas. Ia melihat bahwa industri fashion selalu berkembang dari waktu ke waktu, sehingga dengan sendirinya, sudah memiliki market yang luas. Tak hanya itu, Sely juga mencintai dunia fashion. Di saat banyak orang menjalani pekerjaan yang tidak disukai, ia selalu merasa bersyukur karena diberi kesempatan untuk mendapatkan sumber penghasilan dari passion-nya sendiri.

Baca Juga: Peluang Pasar: Produk Aksesoris Wanita

Selama menjalankan bisnis, Sely sendiri punya strategi yang menarik untuk meningkatkan penjualannya. Ia tidak menghabiskan tenaga dan pikiran pada produk yang tak menarik, namun lebih fokus pada varian produknya yang merupakan best seller. Dalam hal ini, Sely memiliki tiga jenis produk yang dinilai selalu repeat order, yaitu blouse, outer, tunik Batik, dan tenun. Nah, Sely meningkatkan kuantitas jenis produk-produk ini sembari meningkatkan kualitasnya pula. Melalui analisa dan evaluasi seperti ini, kita bisa tetap meningkatkan penjualan meskipun mengalami kerugian di jenis produk yang lain.

Tak hanya itu, saat berbisnis, kita tentunya perlu menggali nilai tambah yang membuat produk dan layanan kita berbeda dari kompetitor sehingga customer lebih mudah tertarik untuk membeli produk kita. Hal ini juga dipahami oleh Sely. Ia memutar otak dan mencari cara agar produk fashion-nya terlihat menarik di tengah gempuran saingan yang ketat dari banyak kompetitor. Terlebih lagi, menurutnya industri fashion merupakan salah satu red ocean dengan market yang sangat kompetitif. Jika tidak kreatif, tentu saja resikonya bisa tenggelam dan tergilas oleh pengusaha lain.

Setelah proses panjang dalam mencari nilai unik, akhirnya Sely menemukan ide untuk memberikan sentuhan tradisional wastra pada setiap produknya. “Awalnya saya tidak pakai sentuhan/aplikasi wastra (kain tradisional indonesia seperti batik,tenun,lurik,jumputan). Lalu, pada pertengahan 2020 saya pakai sentuhan wastra,” jelas Sely.

Baca Juga: Iqleem : Gerakan Sustainable Fashion Untuk Para Wanita Muslim

Diakui Sely, sentuhan inovasi ini membawa nilai profit bisnisnya meningkat dengan cukup signifikan. Tak hanya itu, terbersit pula rasa bangga di hatinya saat bisa mengenalkan produk asli Indonesia ke pasar global yang lebih luas. “Saya melihat perkembangan material wastra yang semakin beragam dan bagus, apalagi tenun dan lurik ya, bahkan ada handmade-nya. Selain itu, juga banyak peminatnya baik di dalam dan di luar negeri, jadi secara tidak langsung bisa memperkenalkan dan ikut mengangkat pengrajin kain khas tradisional dari berbagai daerah di Indonesia,” tutur Sely dengan bangga.

Selain itu, kita juga bisa menambah nilai bisnis dengan meningkatkan skill kreativitas, menyediakan jasa custom dan juga promo limited edition. Dengan begitu, hubungan kita dengan customer akan terasa lebih dekat karena mereka merasa diistimewakan dengan fasilitas yang ditawarkan. Hal ini juga dijalankan oleh Sely dalam berjualan, sehingga pelanggan selalu tertarik untuk kembali membeli produknya.

“Rata-rata si mereka repeat order malah ada yang minta custom, karena produk kami beberapa limited edition mbak, kan motif yang handmade seperti tenun lurik itu nggak bisa sama ya. Kalau custom, kita buat model sendiri mbak, nanti si customer kita kasih pilihan bahan dan biarkan mereka pilih sendiri bahannya,” jelas Sely. Ia juga konsisten menggunakan bahan katun untuk produk-produknya, baik bahan polos maupun wastra. Sely percaya, bahwa dengan memperhatikan kualitas bahan, ia juga turtut menjaga dan meningkatkan kepercayaan customer terhadap merek dagangnya.

Baca Juga: Tips Memilih Bahan Baku dan Pemasok untuk Mendukung Produktivitas Bisnis


Menyebar Jangkauan Produk sebagai Strategi Bisnis

Sahabat Wirausaha, salah satu kunci dalam meningkatkan brand awareness kepada khalayak luas adalah dengan rajin menyebarkan produk ke platform marketplace dan juga sosial media. Nah, hal inilah yang dilakukan Sely dalam mengenalkan produk dari Danish Wardrobe kepada masyarakat.

“Untuk saat ini strategi kami berjualan di online dan offline mbak. Untuk online, kami menggunakan dan memaksimalkan fungsi Instagram, Shopee, Zalora, dan Hijup. Untuk offline, kami memiliki beberapa cabang yang tersebar di seluruh Jabodetabek,” jelas Sely.

Untuk media sosial sendiri, akun instagram Danish Wardrobe saat ini sudah memiliki lebih dari 7000 pengikut dan terus bertambah setiap harinya. Dalam mengelola akun sosial media, Sely memiliki tips untuk memperhatikan desain layout feed agar terlihat rapi, dengan begitu calon customer akan merasa betah berlama-lama melihat display produk kita. Selain itu, hindari untuk terus-menerus jualan dengan teknik hard-selling. Kita bisa menyelinginya dengan teknik soft-selling, dengan cara memberikan tips dan trik, dokumentasi aktivitas penjualan, testimoni, polling, dan konten jualan lainnya. Melalui cara ini, customer tidak akan selalu merasa dijadikan “target jualan”.

Baca Juga: Peluang Pasar: Produk Fashion Muslim

Sahabat Wirausaha, menambah pengikut di sosial media sangat penting untuk meningkatkan jumlah penjualan. Dalam hal menambah pengikut di sosial media, Sely menggunakan teknik giveaway, yaitu membagi-bagikan produk fashion Danish Wardrobe secara gratis kepada customer. Giveaway ini dilakukan secara diundi, dan customer yang ingin mengikuti undiannya harus “follow” atau mengikuti akun sosial media Danish Wardrobe terlebih dahulu. Cara ini diakui sangat manjur oleh Sely, dan akun bisnisnya langsung bertambah semakin banyak.

Hingga saat ini, Sely berhasil mendirikan cabang di beberapa lokasi strategis yang tersebar di seluruh Jabodetabek, yaitu:

  • House of Danish, Bintaro, Tangsel
  • Metro Dept Store (PIM 1, Resinda Park Karawang)
  • Sogo Dept Store (PIM 2)
  • Sarinah Thamrin

Melewati Pandemi Dengan Rasa Syukur

Danish Wardrobe sendiri berdiri sejak tahun 2018, yang artinya Sely telah menggeluti bisnis ini selama lebih dari 4 tahun. Ini bukanlah waktu yang singkat dan selama itu, Sely mengakui ia telah menelan banyak asam garam dunia bisnis, terlebih selama pandemi. Namun, ia tetap bersyukur karena mampu bertahan di saat banyak bisnis lain tumbang di masa-masa berat ini.

Baca Juga: Peluang Pasar: Fashion Batik

Atas dasar rasa syukur inilah, Sely tak segan untuk meluangkan waktu di tengah-tengah kesibukannya untuk berbagi pengalaman dan ilmu bisnis di berbagai workshop online maupun offline. Bahkan, tahun ini ia juga dipercaya untuk mewakili kotanya untuk hadir di G20 Summit, program milik pemerintah yang diadakan khusus untuk meningkatkan kecintaan masyarakat pada produk lokal dalam negeri.

Nah, itu tadi sekelumit kisah perjalanan bisnis Sely di dunia Fashion. Semoga dengan artikel ini dapat menambah wawasan dan inspirasi Sahabat Wirausaha dalam berbisnis, ya!

Jika merasa artikel ini bermanfaat, yuk bantu sebarkan ke teman-teman kita. Jangan lupa untuk like, share, dan berikan komentar pada artikel ini.

Referensi :

Wawancara langsung dengan Sely Rahma Virina, pemilik Danish Wardrobe, selama bulan Oktober 2022.

Katalog UKM JagoWAn Danish Wardrobe