Apakah Sahabat Wirausaha ingin memasuki bisnis industri pakaian atau manufaktur garmen? Jika jawabannya adalah “ya”, Sahabat Wirausaha telah menemukan artikel yang tepat! Pada artikel kali ini, kita akan mempelajari dan memahami salah satu istilah dalam pembuatan garmen, yaitu Cut, Make, and Trim (CMT).

Dalam proses manufaktur yang menggunakan teknik CMT, pembeli garmen hanya produsen untuk proses produksi. Sementara tahap proses sebelum produksi, seperti pemesanan material, pengembangan produk, dan pembuatan pola berada ditangan pembelinya. Untuk mengetahui lebih lanjut, yuk simak artikel berikut ini.


Pengertian

Cut, Make, and Trim atau CMT adalah metode dimana produsen hanya melakukan proses produksi garmen, sedangkan semua proses pra-produksi seperti pengembangan material, pembelian bahan, perencanaan biaya, dan pengerjaan desain serta pola berada di tangan pembeli. Oleh karena itu, pembeli dapat memutuskan aspek produksi manakah yang ingin dikendalikan secara penuh oleh pembeli maupun produsen.

Baca Juga: Supplier

Tiga langkah utama metode CMT adalah sebagai berikut:

1. Cut

Walaupun Cut atau memotong terdengar seperti langkah yang mudah, nyatanya proses ini merupakan proses yang memakan waktu. Setelah menerima material, spesifikasi ukuran garmen, dan pola dari pembeli, produsen kemudian memotong bahan sesuai dengan spesifikasi yang dibutuhkan untuk membuat 1 buah pakaian jadi.

2. Make

Pada tahap ini, produsen akan menjahit potongan kain untuk membentuk 1 buah pakaian jadi. Proses jahit dilakukan menggunakan mesin jahit agar mendapatkan hasil akhir yang presisi.

3. Trim

Setelah proses Cut dan Make selesai, proses terakhir yang dilakukan adalah Trim. Trim merupakan proses yang mencakup pemangkasan sisa benang maupun kelebihan kain pada produk dan inspeksi pada pakaian jadi (Quality Control/QC) untuk memastikan bahwa kualitas produk sesuai dengan standar yang disyaratkan. Jika terdapat proses lain seperti pewarnaan, penyetrikaan, pelabelan, dan pengemasan, proses-proses ini juga dapat dilakukan di tahap Trim.

Baca Juga: Pengenalan Bentuk SOP Yang Penting Diketahui Bagi UMKM

Setelah ketiga langkah ini dilakukan, pakaian siap dikirim ke pembeli. Oleh karena itu, bagi pembeli, proses CMT memungkinkan pembeli untuk membuat pakaian yang dibutuhkan tanpa harus menghabiskan banyak uang untuk peralatan mahal.

Manfaat Metode CMT untuk Pembeli

  1. Menguntungkan Sahabat Wirausaha yang baru memulai bisnis, karena produsen CMT hanya membutuhkan minimal order quantity (MOQ) atau kuantitas order minimum yang lebih kecil.
  2. Produsen CMT cenderung akan memperhatikan kualitas pekerjaan yang dilakukan karena volume produksi yang lebih kecil sehingga tingkat kontrol kualitasnya lebih tinggi.
  3. Transparansi rantai pasokan oleh pembeli karena produsen tidak mengontrol seluruh proses produksi.
  4. Karena pembeli yang membeli bahan, pembeli dapat mengetahui dan menghitung pemborosan pemakaian bahan oleh produsen.
  5. Mendapatkan kontrol kualitas yang lebih tinggi karena produsen CMT cenderung memperhatikan kualitas pekerjaan mereka karena volume produksi yang lebih kecil. Mereka bahkan mungkin menggunakan pengontrol kualitas pihak ketiga.
  6. Produsen tidak mengenakan biaya yang terlalu banyak kepada pembeli karena produsen tidak membebankan biaya manufaktur dan biaya overhead (biaya yang tidak berkaitan langsung dengan proses produksi).

Baca Juga: Mengenal Standar K3 Untuk Produksi

Nah Sahabat Wirausaha, jika kita ingin memulai bisnis fesyen dan memilih untuk menggunakan jasa CMT dari produsen, kita dapat memangkas dan mengontrol biaya operasional karena produsen hanya akan mengenakan biaya produksi material, lho!

Setelah membaca artikel ini, pastinya Sahabat Wirausaha semakin termotivasi untuk memulai bisnis fesyen. Yuk, tunggu apalagi? Mari kita mulai dari sekarang, karena saatnya UMKM naik kelas!

Sumber:

  1. PT SAN SAN - Garment Indonesia & Textile Bandung
  2. Bureau Veritas
  3. Quality Inspection
  4. Konveksi Solo Raya