Jika bicara kuliner, kita tahu Sumatera Barat merupakan rumah dari segudang masakan berbumbu lezat. Namun, salah satu yang paling menonjol adalah citarasa khas sambal Minang yang racikannya tak sampai pedas menggigit, namun selalu terasa sedap di lidah siapapun yang menyantapnya. Keunikan inilah yang kemudian diangkat oleh Fauria sebagai nilai unik bisnisnya yang dinamakan Sambal Lauk Mak Fau.

Ia membidik target pasar kaum urban yang kerap tak punya waktu untuk memasak dan menyukai hal yang serba instan, namun tetap ingin makan enak. Pilihan ini terbukti tepat, karena sejak beroperasi secara komersial di wilayah Jakarta dan Tangerang di tahun 2017, Sambal Lauk Mak Fau telah berkembang pesat. Fauria berhasil membuka dua cabang dan memasukkan Produknya ke beberapa toko besar. Penasaran bagaimana Fauria bisa mendapatkan ide bisnis yang pas dengan target pasarnya? Simak kisah lengkapnya berikut ini.

Baca Juga: Prospek Usaha Sambal


Berawal Dari Keinginan Untuk Menghidupi Keluarga

Sambal Lauk Mak Fau merupakan produk sambal olahan kemasan yang nilai uniknya terletak pada citarasa sambal khas tanah Minang. Untuk membuatnya, Fauria selalu memastikan untuk menggunakan cabai, bawang putih, dan bawang merah segar tanpa pengawet ataupun zat tambahan lain. “Jadi, benar-benar murni dari cabai, diproses dengan cara dua kali penumisan, dan lalu saya kemas dengan plastik,” paparnya detail.

Fauria merupakan seorang ibu rumah tangga asli Minang yang merantau dan membangun keluarga di Jakarta. Ia telah lama berkecimpung di dunia kuliner dan sebelumnya pernah mengelola sebuah usaha kantin di tahun 2016. Namun, biaya operasional dan sewa tempat yang tinggi, usahanya gulung tikar. “Padahal tadinya dari omzet yang bagus, akhirnya terjun bebas karena tutup,” kenang Fauria. Setelahnya, ia beralih profesi menjadi pedagang kue keliling.

Sejak awal, motivasinya berjualan memang tak lepas dari tuntutan perekonomian keluarga, lantaran sejak tahun 2009, suaminya kehilangan pekerjaan tetap dan harus dirumahkan. Fauria merasa ia harus maju untuk membantu keuangan rumah tangga. Akhirnya, berdua dengan suami, usaha kecil-kecilan pun mulai ia rintis.

Baca Juga: Sambal Mbegor : Citarasa Unik Dengan Aroma Asap Yang Khas

Peruntungannya di dunia bisnis mulai membaik kala salah seorang sepupu mengenalkannya pada acar pelatihan kewirausahaan. Fauria yang tertarik untuk mendalami dunia wirausaha pun mulai bergabung dengan program OK OCE M 16 yang diinisiasi oleh Sandiaga Uno di awal tahun 2017. Saat mengikuti program inilah, Fauria mulai mengembangkan ide bisnis untuk membuat olahan sambal kemasan. “Karena dasarnya saya orang Minang, dan juga suka masak dengan olahan cabai, akhirnya saya putuskan yang mau saya naikin adalah olahan sambal,” paparnya.

Sebelumnya, Fauria juga sempat mengikuti Festival Budaya Minang di tahun 2015, yang menjadi titik di mana ia mulai berani memproduksi beragam jenis sambal. Ya, keahliannya membuat sambal jengkol, pete, dan macam-macam sambal Minang lain membuatnya percaya diri untuk menggeluti usaha ini. “Memang banyak ya, yang produksi sambal, tapi kita harus tahu apa sih Unique Selling Preposition dari usaha kita sendiri sebagai pembeda antara usaha kita dengan usaha yang sejenis,” ujar Fauria. Menurutnya, salah satu hal tersebut adalah jati diri bisnis. Ia memutuskan untuk hanya membuat sambal yang mewakili budaya Minang. Hal inilah yang ia tonjolkan dalam produk-produknya baik dari segi rasa yang khas, estetika, maupun pengemasan yang ia desain sendiri.

Saat awal merintis, Fauria mengakui banyak calon pelanggan membandingkan produknya dengan produk lain yang sejenis. Namun, lama kelamaan mereka melihat sendiri keunikan yang ditonjolkan Sambal Lauk Mak Fau. “Dan kita juga sudah beriklan, ada testimoni, apalagi kita sedia sampel, jadi mereka akan tahu apa sih bedanya,” papar Fauria. Selain itu, kualitas daya tahan produk yang cukup panjang dan penyajiannya yang anti-ribet juga mendukung penjualan produk ini. Ditambah lagi, sambal merupakan salah satu menu yang wajib sifatnya ada di meja makan masyarakat Indonesia.

Baca Juga: Jenis-jenis Promosi Paling Pas Untuk Bisnis Kuliner

“Hampir 80 persen orang Indonesia penikmat sambal. Jadi, mereka kalo makan nggak pakai sambal tuh rasanya kayak nggak makan gitu, pasti ada yang kurang,” ujar Fauria. Fakta inilah yang membuatnya tetap yakin untuk mengembangkan berbagai varian produk sambal kedepannya. Saat ini, produk Sambal Lauk Mak Fau juga sudah bisa didapatkan melalui berbagai channel e-commerce, seperti Shopee dan Tokopedia sejak tahun 2020. Hal ini, ditambah dengan semakin aktifnya Fauria berpromosi di Instagram dan media sosial lain, menjadi keuntungan tersendiri bagi produknya.


Berkembang Karena Rajin Mengikuti Pelatihan

Program OK OCE yang diikuti Fauria hanyalah satu dari sekian banyak komunitas yang kemudian diikuti oleh Fauria dalam perjalanannya menjadi wirausaha. Setelah mendirikan Sambal Lauk Mak Fau di tahun 2017, Fauria kemudian mendaftarkan merek dagangnya untuk mendapatkan HAKI. Ia mendapatkan Sertifikasi ini di tahun 2018. Ia juga telah mendapatkan sertifikasi CHSE (Cleanliness, Health, Safety, Environment Sustainability) yang membuktikan bahwa produknya sehat serta dijalankan dengan mengikuti prinsip-prinsip ramah lingkungan.

Sejak pertama kali mengikuti pelatihan wirausaha di tahun 2017, Fauria tidak pernah berhenti belajar, terutama dalam hal pengembangan bisnis. “Di tahun 2018, saya mulai ikut pelatihan Halal, mulai ikut pelatihan kemasan, dan bazaar-bazaar yang lumayan besar,” ceritanya. Ia juga mulai ikut banyak komunitas yang membantunya untuk berjejaring, di mana salah satunya adalah UKMINDONESIA.ID.

Baca Juga: Mengumpulkan Data Untuk Inovasi Bisnis Kuliner

Diakui Fauria, komunitas dan orang-orang yang ia temui di dalamnya cukup membantu dalam menghadapi tantangan-tantangan dalam berbisnis. Tantangan pertamanya adalah ia harus mengerjakan segala sesuatunya sendiri, lantaran belum memiliki SDM yang memadai. Tak hanya itu, ia juga harus menghadapi pesaing-pesaing yang terus bermunculan dengan produk-produk baru serta harga bahan baku produk yang kerap bersifat fluktuatif alias naik-turun. “Dari pihak keluarga banyak yang heran, kok penjualan begitu aja, kenapa harus selalu mempertahankan ciri khas sambal, padahal omzet zonk, dan pertanyaan-pertanyaan lain juga,” ujar Fauria. Tak jarang, ia juga harus menghadapi kejadian cacat produksi atau produk yang sampai ke tangan customer tidak sesuai harapan.

Lewat komunitas yang diikuti, Fauria kemudian memiliki teman untuk mendiskusikan masalah-masalah tersebut, sehingga ia menjadi kembali bersemangat dalam menemukan pemecahannya. Ia juga mencoba tetap berpikir positif dalam menghadapi omongan keluarga dan kondisi pasar. Keluhan customer tentang produk pun selalu dibalasnya dengan mengirimkan produk complimentary atau penggantian untuk sambal yang cacat produksi dan diskon khusus. Pasalnya, Fauria percaya bahwa pengalaman pelanggan dalam membeli produknya adalah hal yang dipertahankan secara positif, terutama di era digital ini.


Melahirkan Varian Baru dan Menjadi Favorit di Kalangan Kaum Urban

Saat ini, diakui Fauria, Sambal Lauk Mak Fau sudah banyak berbenah dan berkembang. Selain melengkapi perizinan, ia juga telah mengembangkan semakin banyak varian, mulai dari Sambal Lauk Teri Medan, Ikan Roa, Cumi Asin, hingga Sambal Lado Ijo dan Sambal Kecombrang. Tak hanya itu, Fauria juga mengembangkan produk Chilli Oil, alias minyak cabai yang bisa digunakan untuk memasak lauk dengan sedap. “Bahkan sekarang saya juga punya varian sambal tabur atau sambal kering,” ujar Fauria. Sambal Tabur ini juga memiliki berbagai varian rasa, seperti Bawang Goreng dan Udang Rebon. Semua produk ini dibuatnya tanpa menggunakan bahan pengawet.

Baca Juga: Roa Judes: Menduniakan Sambal Khas Manado

Kisaran harga yang dipatoknya pun cocok dengan isi kantong kebanyakan masyarakat Jabodetabek, yaitu mulai 15 ribu hingga 30 ribu rupiah saja. Kemasan yang digunakan juga sudah bertransformasi, dari kemasan biasa menjadi kemasan pouch kekinian yang dilapisi plastik retort sehingga keawetan produk lebih terjaga dan pengiriman produk menjadi lebih mudah. Tak hanya itu, model kemasan barunya juga dinilai lebih menarik bagi calon pelanggan kaum milenial dan lebih menjual sebagai produk oleh-oleh.

Menurut Fauria, salah satu pencapaian terbesarnya sebagai pebisnis adalah kesempatan untuk berkembang lewat business matching yang diadakan berbagai dinas pemerintah. Menurutnya, acara tersebut memberikan kesempatan bagi bisnisnya untuk menunjukkan kualitas dan keunikan produk Sambal Lauk Mak Fau. Kedepannya, Fauria berharap produknya bisa menjadi Top of Mind sebagai sambal di mata masyarakat Indonesia. “Syukur-syukur, bisa dikenal luas juga di mancanegara, ya. Amin.” pungkas Fauria.

Melalui pengalaman Fauria dan Sambal Lauk Mak Fau, kita belajar bahwa jika kita rajin mengikuti kegiatan komunitas dan berjejaring dengan UKM lain, hal-hal baik untuk bisnis tentu akan terjadi. Selain menjalin pertemanan dengan banyak pebisnis yang sama-sama berjuang, kita juga bisa berbagi pengalaman dan membantu mencari solusi. Tak hanya itu, berjejaring membuat Fauria lebih sadar akan pelatihan-pelatihan yang diadakan berbagai pihak sehingga membantu bisnisnya berkembang. Nah, Sahabat Wirausaha, yuk mulai cari-cari komunitas dan berjejaring untuk berkembang!

Baca juga: Cara Produksi Pangan Olahan yang Baik

Jika merasa artikel ini bermanfaat, yuk bantu sebarkan ke teman-teman Anda. Jangan lupa untuk like, share, dan berikan komentar pada artikel ini ya Sahabat Wirausaha.

Referensi:

Wawancara langsung dengan Ibu Fauria, Founder dan Owner dari Sambal Lauk Mak Fau, sepanjang bulan Oktober 2022.

Katalog UKM Jagowan Sambal Lauk Mak Fau