Sahabat Wirausaha, apakah sudah melek dengan istilah Average Propensity to Consume (APC)? Istilah ini sering digunakan untuk menjelaskan tingkatan rata-rata konsumsi rumah tangga di suatu wilayah tertentu. Yuk simak penjelasannya dalam artikel ini.

Baca Juga: Tips Memilih Sumber Peer-to-Peer lending untuk Mendukung Rantai Pasok dan Arus Kas


Apa Itu Average Propensity to Consume (APC) ?

Average Propensity to Consume (APC) adalah kecenderungan atas keinginan untuk mengkonsumsi digunakan untuk melihat kecenderungan rata-rata konsumsi masyarakat di suatu negara. Tak hanya masyarakat, APC dapat juga digunakan oleh para pakar yang ingin mengetahui kebiasaan pengeluaran suatu negara sampai untuk meramalkan pertumbuhan ekonomi.

Baca Juga: Pentingnya Pencatatan Keuangan bagi UMKM

Dengan APC juga kita jadi tahu jika rumah tangga berpenghasilan rendah akan sering terlihat memiliki kecenderungan konsumsi rata-rata yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan rumah tangga berpenghasilan tinggi. Alasannya mungkin saja karena terpaksa membelanjakan seluruh pendapatan untuk memenuhi kebutuhan hidup dengan sisa pendapatan minimal yang dapat ditabung, atau bahkan nol. Sebaliknya, rumah tangga berpenghasilan tinggi akan memiliki kecenderungan konsumsi rata-rata relatif lebih rendah karena kebutuhan mereka telah terpenuhi.


APC Vs APS

Dalam dunia ekonomi, rumah tangga diasumsikan memiliki dua pilihan yakni dibelanjakan (APC) atau ditabung (APS). Jika APC ditambah dengan APS sama dengan 1. Artinya, persamaan APC diatas dapat ditulis sebagai formula APS, yaitu:

APC = 1- APS

Semakin tinggi APS, maka nilai APC semakin rendah. Atau jika semakin tinggi rumah tangga menabung, semakin sedikit uang yang tersedia untuk dibelanjakan.

Baca Juga: Menyusun Anggaran dan Proyeksi Pertumbuhan Usaha Untuk Rencanakan Kesuksesan

Contoh:

Rumah A memiliki pendapatan disposabel Rp1.000.000. Total uang yang dibelanjakan adalah sebesar Rp800.000 dan sisanya ditabung. Hasilnya, nilai APC adalah 0,80 atau Rp800.000/Rp1.000.000. Hal ini menunjukkan bahwa rumah tangga tersebut menghabiskan 80 persen dari pendapatan untuk konsumsi.

Demikian sedikit penjelasan mengenai Average Propensity to Consume. Harapan kami, semoga artikel ini memberikan informasi tambahan bagi Sahabat Wirausaha.

Jika merasa artikel ini bermanfaat, yuk bantu sebarkan ke teman-teman Anda. Jangan lupa untuk like, share, dan berikan komentar pada artikel ini.

Sumber gambar:

https://pixabay.com/photos/hangers-clothing-shoppi...

Sumber:

  1. https://www.investopedia.com/terms/a/average-prope...
  2. https://sirusa.bps.go.id/sirusa/index.php/indikato...
  3. https://cerdasco.com/average-propensity-to-consume...