DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN PEMERINTAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

Menentukan Harga Jual Makanan Ringan - Apakah Sahabat Wirausaha mau memulai usaha makanan? Tapi masih bingung bagaimana cara menghitung modal yang dikeluarkan? Membuka usaha makanan memang terlihat menggiurkan. Tapi jangan sampai salah perhitungan. Alih-alih menguntungkan, ternyata malah mendatangkan kerugian.

Nah, ada baiknya sebelum memulai usaha makanan, Sahabat Wirausaha mencari tahu dulu biaya apa saja yang dikeluarkan dan bagaimana cara menghitungnya. Artikel ini cocok untuk Sahabat Wirausaha yang ingin mengetahui cara menghitung modal dan menentukan harga jual produk. Mari simak caranya berikut ini!


Menentukan Harga Jual Makanan Ringan, Pahami Jenis Biaya

Menentukan harga jual yang tepat akan membuat usaha terhindar dari kerugian. Sebelum menentukan harga jual, Sahabat Wirausaha perlu menghitung terlebih dahulu modal yang sudah dikeluarkan. Pada umumnya biaya terbagi ke dalam 2 jenis, yaitu:

1. Fixed Cost

Fixed Cost atau biaya tetap merupakan biaya-biaya yang tidak terlalu terpengaruh dengan jumlah produk yang dihasilkan, misalnya biaya sewa tempat, gaji karyawan, pembelian alat dan mesin, dll. Biasanya fixed cost ini banyak ditemukan pada perusahaan dengan skala lebih besar. Namun, tidak menutup kemungkinan usaha kecil pun tetap mengeluarkan fixed cost seperti biaya peralatan.

Baca Juga: Cara Menghitung Cost Per Impression

2. Variable Cost

Variable Cost atau biaya variabel merupakan biaya yang sangat terpengaruh oleh jumlah produk yang dihasilkan, seperti biaya bahan baku dan kemasan. Jumlah variable cost akan semakin besar jika produk yang diproduksi lebih banyak. Pun sebaliknya, jika jumlah produksi lebih sedikit, maka biaya variabel pun akan lebih sedikit.

Variable cost dalam makanan olahan kemasan terbagi menjadi 3 bagian, yaitu biaya bahan baku, biaya overhead dan biaya kemasan.

Akuntansi Biaya : Pengertian, Tujuan, dan Fungsinya -

Sumber: programipos


Menentukan Harga Jual Makanan Ringan, Hitung Biaya Produksi

Cara untuk menghitung biaya produksi makanan olahan adalah dengan menjumlahkan total biaya tetap dengan biaya variabel per produk. Untuk lebih mudahnya lakukan langkah berikut:

1. Hitung Biaya Tetap

Sebelum menghitung biaya fixed cost, hal pertama yang dilakukan adalah mencatat kebutuhan apa saja yang diperlukan untuk memulai usaha. Misalnya, sewa tempat, listrik, mesin dan peralatan. Kemudian, tentukan juga masa pakai untuk kebutuhan tersebut, seperti masa pakai mesin yang bisa digunakan untuk 5 tahun ke depan. Tujuannya adalah untuk menghitung biaya fixed cost dalam menentukan Harga Pokok Produksi dan menentukan harga jual.

Baca Juga: Pentingnya Pencatatan Keuangan Bagi UMKM

Misalnya untuk membuka usaha keripik kemasan, hal-hal yang dibutuhkan sebagai berikut:

Peniris minyak = Rp1.800.000 (masa pakai 3 tahun, maka Rp 50.000/bln)

Kompor = Rp 900.000 (masa pakai 3 tahun, maka Rp 25.000/bln)

Wajan & alat masak = Rp 900.000 (masa pakai 3 tahun, maka Rp 25.000/bln)

Alat potong = Rp 240.000 (masa pakai 1 tahun, maka Rp 20.000/bln)

Total fixed cost = Rp2.600.000 (Biaya bualanan fixed cost Rp120.000/bln)

Jika dalam satu bulan ternyata produk yang dihasilkan sebanyak 3.000 pcs, maka biaya fixed cost yang dibebankan dalam satu kemasan adalah sebesar Rp40.

Pakan Ternak dari Bagian Tanaman Ketela Singkong Ubi Kayu -  Campusnesia.co.id

Sumber: campusnesia

2. Hitung Biaya Bahan Baku

Adapun cara menghitung bahan baku yang digunakan adalah dengan menjumlahkan semua biaya bahan baku terpakai. Misalnya seperti biaya bahan baku singkong, minyak goreng, bumbu, dll.

Jika usaha masih dalam skala kecil, maka cukup dengan menjumlahkan semua biaya bahan baku yang dipakai. Namun, apabila usahanya sudah skala besar dan sudah memiliki persediaan bahan baku di gudang, maka cara menghitung bahan baku yang digunakan bisa dengan cara berikut:

Baca Juga: Menyusun Anggaran dan Proyeksi Pertumbuhan Usaha Untuk Rencanakan Kesuksesan

Saldo Awal Bahan Baku+Biaya Pembelian Bahan Baku-Saldo Akhir Bahan Baku

Contoh:

Saldo Awal Bahan Baku Bulan sebelumnya = Rp1.000.000

Biaya Pembelian Bahan Baku Selama satu Bulan = Rp500.000

Saldo Bahan Baku Akhir Bulan = Rp200.000

Maka bahan baku terpakai adalah = Rp1.000.000 + Rp500.000 – Rp200.000 = Rp1.300.000

Jika produk yang dihasilkan dari bahan baku terpakai adalah sebanyak 3.000 pouch maka harga bahan baku per kemasan nya adalah Rp433.

3. Hitung Biaya Overhead Produksi

Biaya overhead produksi adalah biaya-biaya yang terkait dengan berlangsungnya proses produksi. Misalnya adalah biaya listrik, biaya air, biaya gas, upah pekerja, dll.

Contoh:

Dalam satu bulan produksi keripik, biaya overhead yang dikeluarkan adalah sebagai berikut:

Biaya listrik = Rp 500.000

Biaya air = RP 100.000

Biaya gas = Rp 200.000

Upah pekerja 2 orang = Rp2.000.000

Total biaya overhead = Rp2.800.000

Jika produk yang dihasilkan dari bahan baku terpakai adalah sebanyak 3.000 pouch maka biaya overhead yang dibebankan per kemasan nya adalah Rp933.

Baca Juga: Membuat Laporan Keuangan Sederhana: Langkah-langkah Dasar

Kemasan Plastik Untuk Kemasan Produk Makanan, Lebih Aman & Menarik

Sumber: goukm

4. Hitung Biaya Kemasan

Cara menghitung biaya kemasan adalah dengan menentukan biaya-biaya apa saja yang terkait dalam pengemasan produk dan menjumlahkannya.

Contoh:

Plastik Standing Pouch = Rp 200 per pcs

Label Kemasan = Rp 300 per pcs

Total Biaya Kemasan = Rp 500 per pcs

5. Hitung Harga Pokok Produksi

Setelah menghitung biaya fixed cost dan variable cost, maka Sahabat Wirausaha bisa menghitung harga pokok produksinya. Misalnya dari perhitungan di atas bisa ditemukan:

Biaya fixed cost per kemasan = Rp 40

Biaya bahan baku per kemasan = Rp 433

Baiya overhead per kemasan = R p 933

Biaya kemasan = Rp 500

Total Harga Produk per kemasan = Rp1.906

Dari perhitungan di atas, maka modal yang dikeluarkan untuk memproduksi satu kemasan keripik adalah sebesar Rp1.906.

Baca Juga: Mengenal Standar PSAK Untuk Pencatatan dan Pelaporan Keuangan

6. Hitung Harga Pokok Penjualan

Setelah menghitung harga pokok penjualan, langkah selanjutnya adalah dengan menghitung harga pokok penjualan. Harga pokok penjualan ini bisa dikatakan juga sebagai harga minimal yang dipatok untuk menjual produk.

Dalam menentukan harga pokok penjualan, Sahabat Wirausaha tinggal memasukkan profit yang diinginkan. Untuk menghitung profit yang diinginkan, bisa menggunakan persentase dari modal yang dikeluarkan. Perhitungannya seperti berikut:

Harga Pokok Penjualan=Harga Pokok Produksi+Profit

Profit=Harga Pokok Produksi x Persentase Profit yang Diinginkan

Misalnya, dari contoh di atas modal yang dikeluarkan adalah sebesar Rp1.906. Sedangkan, persentase profit yang diinginkan adalah sebesar 100% dari harga pokok produksi. Maka perhitungannya sebagai berikut:

Harga Pokok Penjualan=Rp 1.908+Rp 1.908 x 100%

Harga Pokok Penjualan=Rp 3.816

Maka, harga jual minimal yang diberikan untuk satu kemasan adalah sebesar Rp 3.816.

Itulah beberapa langkah untuk menghitung modal yang dikeluarkan untuk menjual makanan olahan kemasan. Namun, dalam menentukan harga jual banyak faktor lain yang berpengaruh seperti target market dan harga kompetitor. Meskipun demikian, melalui perhitungan modal yang tepat akan mengurangi risiko kerugian di kemudian hari.

Jika artikel ini dirasa bermanfaat, yuk bantu bagikan ke yang lain!

Tag: