Cara Memasarkan Produk Ekspor - Sahabat Wirausaha, perekonomian dunia saat ini memang bisa dibilang belum pulih sepenuhnya usai dihantam pandemi Covid-19 sejak tahun 2020 silam. Namun tiga tahun berlalu, kini masyarakat global tampaknya tak ingin selamanya terpuruk dan ingin bangkit kembali di tahun 2023. Hal ini terlihat dengan semakin membaiknya daya beli yang akhirnya memberikan dampak positif untuk perekonomian negara.

Sedikit banyak, daya beli yang terus meningkat rupanya menjadi ‘angin segar’ bagi pelaku bisnis untuk menggenjot produksi dan akhirnya memperluas jaringan pemasaran hingga ke luar negeri lewat kegiatan ekspor. Hanya saja, banyak pelaku bisnis enggan melakukan ekspor produk karena terhambat pemasaran. Padahal melakukan pemasaran produk ekspor tidaklah sulit. Seperti apa? Akan kami ulas selengkapnya dalam artikel berikut ini.


Cara Memasarkan Produk Ekspor, Pahami Potensi Ekspor di Tahun 2023

Sebelum mengetahui seperti apa cara yang tepat dalam memasarkan produk ekspor, ada baiknya Sahabat Wirausaha untuk mempelajari terlebih dulu data dan fakta ekspor Indonesia di awal tahun 2023 ini. Dalam laporan BPS (Badan Pusat Statistik) di website resmi mereka, terjadi penurunan ekspor pada Januari 2023 jika dibandingkan raihan Desember 2022.

Baca Juga: Mengenal Berbagai Metode Pembayaran Ekspor

Di mana untuk bulan Januari 2023, nilai ekspor Indonesia mencapai US$22,31 miliar atau turun sebanyak 6,36% jika dibandingkan dengan nilai ekspor Desember 2022. Meskipun begitu, ekspor pada awal tahun 2023 ini jauh lebih baik dibandingkan momen sama pada tahun 2022. Sekadar informasi, nilai ekspor Januari 2023 melambung sebesar 16,37% dibandingkan Januari 2022.

Dari total nilai ekspor itu, sebesar US$20,83 miliar di antaranya adalah ekspor nonmigas. Menurut BPS, penurunan terbesar ekspor nonmigas Januari 2023 disebabkan oleh komoditas bahan bakar mineral sebesar US$379,7 juta (8,19% dibanding Desember 2022). Sedangkan peningkatan tertinggi melalui logam mulia serta perhiasan atau permata yang mencapai US$257,9 juta. Tak main-main, peningkatan ini mencapai 46,54% dari bulan sebelumnya.

Tiongkok sendiri masih menjadi negara tujuan ekspor nonmigas terbesar untuk Indonesia pada Januari 2023 dengan nilai perdagangan mencapai US$5,25 miliar. Menyusul Tiongkok, ada Amerika Serikat (US$1,95 miliar) dan Jepang (US$1,89 miliar).

Baca Juga: Sebelum Mengekspor, Pahami dulu Barang yang Dilarang dan Dibatasi Ekspornya

Jika dijabarkan lebih lanjut, ada tiga provinsi terbesar di Indonesia yang memberikan sumbangsih untuk kegiatan ekspor. Ketiga provinsi itu adalah Jawa Barat (13,75%) sebesar US$3,07 miliar, Kalimantan Timur (11,03%) menyentuh US$2,46 miliar dan terakhir Jawa Timur (8,96%) yang mencatat US$2,46 miliar. Tentunya jika Sahabat Wirausaha termasuk tinggal di salah satu dari ketiga 'lumbung ekspor' di bulan Januari 2023, memaksimalkan produk yang dimiliki bisa menjadi salah satu tujuan bisnis di tahun ini.

Apalagi Khairul Mahalli selaku Ketua Umum GPEI (Gabungan Perusahaan Ekspor Indonesia) tampak sangat optimis jika ekspor Indonesia akan tetap tumbuh di tengah ancaman resesi global. Kepada Tempo, Khairul menjelaskan kalau permintaan ekspor masih sangatlah besar sehingga dia menganjurkan agar para pebisnis tidak bersikap pesimis untuk perdagangan ekspor.

"Sektor yang diprediksi punya kinerja ekspor baik di 2023 ini adalah olahan karet. Ethiopia bahkan meminta produk karet dari Indonesia lewat perjanjian kontrak dengan nilai besar. Kita beruntung karena hingga detik ini produk karet cuma ada di Thailand, Malaysia dan Indonesia," ungkap Khairul bangga.

Tentu melihat fakta di atas, tak berlebihan jika disebutkan kalau 2023 menjadi waktu yang sangat tepat bagi Sahabat Wirausaha dalam memulai kegiatan ekspor. Seperti yang sudah disinggung sebelumnya, ekspor sebetulnya bukanlah kegiatan bisnis yang ‘mengerikan’. Ada banyak sekali tips yang bisa coba diterapkan supaya produk dapat dikenal masyarakat luar negeri dan terlibat dalam kegiatan perdagangan antar negara.

Baca Juga: Potensi Ekspor Produk Tekstil Kreatif


Inilah Tips-Tips Pemasaran Produk Ekspor Secara Offline yang Wajib Dicoba

Salah satu alasan utama pebisnis enggan memulai kegiatan ekspor, meskipun minat masyarakat luar negeri terhadap produk lokal sangat tinggi adalah kendala budget. Tak sedikit mungkin dari Sahabat Wirausaha yang berpikir kalau mengenalkan produk kita ke publik di negara lain sangatlah mahal. Belum lagi demi mengatasi batas negara, diperlukan pemahaman digital marketing yang mumpuni. Apakah harus demikian? Jawabannya adalah tidak!

Ya, Sahabat Wirausaha tak harus selamanya mengandalkan internet untuk mengenalkan produk ekspor. Ada beberapa tips secara offline yang dapat dipertimbangkan seperti berikut ini:

1. Jadi Sponsor Event Kenegaraan

Tips pertama untuk memasarkan produk ekspor secara offline adalah Sahabat Wirausaha mulai mempertimbangkan jadi sponsor event. Tentunya ini bukan event biasa karena ada baiknya untuk terlibat dalam event kenegaraan. Salah satunya seperti saat Presidensi G-20 digelar di Indonesia pada bulan November 2022 silam.

Menurut Eddy Satriya selaku Staf Ahli Menteri Bidang Produktivitas dan Daya Saing Kemenkop UKM kegiatan G20 di Indonesia menggunakan merchandise resmi dari produk-produk UMKM (Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah). Untuk mewujudkan hal itu, pemerintah memang menunjuk Kemenkop UKM dalam upaya memaksimalkan kapasitas pelaku bisnis dan kualitas produk.

Baca Juga: Tips Jitu Untuk Sukses di Pameran Internasional

Tak main-main, website resmi Kominfo menjelaskan kalau ada sekitar 1.024 produk UMKM yang dikurasi dengan hanya 20 UMKM yang terpilih sebagai pemasok merchandise resmi G20. Mayoritas produk UMKM yang terpilih bergerak di sektor fashion, herbal, craft, kosmetik, makanan dan wellness. Sedikit banyak dengan terlibat dalam event kenegaraan, Sahabat Wirausaha sudah mengenalkan produk secara offline.

2. Terlibat di Pameran Produk

Tips kedua yang bisa dilakukan agar produk ekspor dapat dipasarkan secara offline adalah dengan terlibat dalam pameran produk. Dalam kurun waktu tertentu, pemerintah dalam hal ini biasanya Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) menggelar pameran dagang produk Indonesia di negara-negara sahabat, maupun melangsungkan pameran di Indonesia yang dihadiri pelaku bisnis negara lain. Lantaran dalam pameran itu bakal dihadiri oleh calon konsumen asing yang merupakan masyarakat negara lain, ini merupakan cara pemasaran yang terbaik pula.

Bahkan bukan hanya sekadar dipasarkan, produk-produk itu bahkan berpeluang besar terjual sehingga memaksimalkan omzet pemilik bisnis. Sebut saja seperti transaksi pameran TEI (Trade Expo Indonesia) tahun 2022 yang menembus US$15 miliar, seperti dilansir CNBC Indonesia.

Dilangsungkan sebanyak dua kali di tahun 2022, TEI melangsungkan pameran fisik pada 19-23 Oktober 2022 dengan target US$10 miliar yang ternyata pencapaian transaksinya melambung hingga 50%. Dalam gelaran TEI itu, ada lima negara pembeli terbesar yakni India (402 pengusaha), Malaysia (298 pengusaha), China (262 pengusaha) dan Nigeria (148 pengusaha).

Baca Juga: Jitu Membidik Peluang Pasar dan Target Negara Ekspor

3. Pasang Iklan di Media Cetak

Kendati saat ini internet adalah segalanya, faktanya memasang iklan di media cetak masihlah memiliki peluang besar sebagai salah satu cara pemasaran offline yang bisa dicoba. Namun lantaran ini merupakan produk ekspor, tak ada salahnya kalau Sahabat Wirausaha memilih media cetak yang diminati warga negara asing. Salah satunya adalah media berbahasa Inggris, atau media-media cetak yang disediakan pihak maskapai di pesawat terbang.

4. Pasang Iklan di Media Elektronik

Tak hanya melalui media cetak, pemasaran produk ekspor secara offline juga dapat dilakukan lewat media elektronik seperti TV. Bukan hanya siaran TV konvensional saja, Sahabat Wirausaha juga bisa mempertimbangkan untuk pasang iklan di layanan streaming yang ditonton oleh masyarakat global. Tentu saja beriklan di media elektronik membutuhkan budget yang lebih besar daripada beriklan di media cetak, tetapi hasilnya lebih efektif.

Sekadar informasi, iklan di media elektronik juga bisa dilakukan lewat program yang ditawarkan seperti yang dilakukan oleh perusahaan-perusahaan Korea lewat serial drama Korea. Ada banyak sekali produk Korea yang diminati masyarakat Indonesia setelah digunakan dalam salah satu adegan, sehingga meningkatkan potensi ekspornya. Beberapa brand asal Indonesia juga sudah melakukannya seperti permen Kopiko dan skincare Scarlett.

Baca Juga: Aplikasi Berbagai International Commercial Terms dalam Ekspor

5. Jualan di Tempat Wisata

Tips berikutnya untuk memasarkan produk ekspor secara offline adalah dengan berjualan di tempat-tempat wisata. Fakta bahwa Indonesia merupakan salah satu negara tujuan wisata di dunia, membuat arus wisatawan mancanegara ke negeri ini sangatlah besar. Sahabat Wirausaha bisa memanfaatkannya dengan membuka outlet pemasaran di tempat wisata, sehingga menarik perhatian tamu asing.

6. Pakai Papan Reklame

Nah, hal terakhir yang bisa dilakukan untuk memasarkan produk ekspor secara offline adalah dengan menggunakan papan reklame. Papan reklame ini merupakan salah satu strategi marketing tradisional yang masih saja digunakan karena dianggap efektif, seperti dilansir Glints. Apalagi kalau Sahabat Wirausaha memasang papan iklan di bandara yang banyak dilalui oleh orang luar negeri, sehingga akan mampu mengenalkan produk bisnis hingga pasar global.

Bagaimana? Tidak terlalu rumit bukan untuk memasarkan produk ekspor secara offline? Sahabat Wirausaha bisa memilih salah satu di antaranya yang paling sesuai dengan kebutuhan dan tentunya budget usaha. Dengan memilih salah satu tips yang paling sesuai, produk akan makin dikenal sehingga mampu meningkatkan nilai ekspor yang akhirnya berdampak positif ke perekonomian nasional.

Jika Sahabat Wirausaha merasa artikel ini bermanfaat, yuk bantu sebarkan ke teman-teman lainnya. Jangan lupa untuk like, share, dan berikan komentar pada artikel ini.